Mohon tunggu...
Zahra Syifa Maharani
Zahra Syifa Maharani Mohon Tunggu... Mahasiswa Pendidikan Sejarah, Universitas Negeri Semarang

saya menyukai hal-hal yang berbau mengenai isu-isu terkini

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Asal Usul Gunung Tidar Magelang : Konon menjadi Pakunya Tanah Jawa?

23 Maret 2025   00:57 Diperbarui: 23 Maret 2025   01:14 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Puncak Gunung Tidar(Sumber : Foto Pribadi)

Asal Usul Gunung Tidar Magelang : Konon menjadi Pakunya Tanah Jawa?

Gunung Tidar yang terletak di Kota Magelang, Jawa Tengah, bukan sekadar bukit hijau yang menjadi latar pemandangan kota. Gunung ini menyimpan sejarah panjang dan berbagai kisah yang berakar dalam kepercayaan serta budaya masyarakat Jawa. Gunung ini sering disebut sebagai "Pakunya Tanah Jawa" karena dipercaya berperan dalam menyeimbangkan dan menstabilkan Pulau Jawa. Dari sudut pandang geografis, Gunung Tidar bukanlah gunung berapi besar seperti Merapi atau Sindoro. Ketinggiannya hanya sekitar 503 meter di atas permukaan laut. Namun, gunung ini memiliki nilai spiritual dan sejarah yang sangat besar bagi masyarakat sekitar, terutama bagi dunia militer karena menjadi lokasi Akademi Militer Magelang.

Legenda Gunung Tidar yang dipercaya Masyarakat Sekitar

  • Gunung Tidar sebagai Paku Penyeimbang Pulau Jawa

Salah satu legenda paling terkenal mengenai Gunung Tidar menyebutkan bahwa dahulu kala, Pulau Jawa adalah pulau yang terus berguncang dan tidak stabil. Dewa-dewa di kahyangan melihat kondisi ini sebagai masalah besar yang dapat membahayakan kehidupan di pulau tersebut. Untuk itu, para dewa memutuskan untuk menancapkan sebuah paku raksasa di tengah-tengah Pulau Jawa guna menyeimbangkan tanahnya. Gunung Tidar dipercaya sebagai wujud dari paku tersebut. Oleh karena itu, ia disebut sebagai "Pakuning Tanah Jawa". Masyarakat meyakini bahwa tanpa kehadiran Gunung Tidar, Pulau Jawa bisa saja terus bergerak atau bahkan tenggelam ke dalam lautan.

Selain kisah tentang paku raksasa, legenda lain menyebutkan bahwa sebelum manusia bisa hidup dengan tenang di Pulau Jawa, tanah ini dikuasai oleh bangsa jin dan makhluk halus. Konon, daerah Gunung Tidar adalah pusat dari kerajaan makhluk gaib yang sangat kuat. Pada masa awal penyebaran Islam di Nusantara, seorang ulama bernama Syekh Subakir dikirim dari Persia oleh Wali Songo untuk membersihkan tanah Jawa dari pengaruh makhluk halus yang menguasainya. Syekh Subakir datang dengan membawa sebuah batu hitam yang berisi rajah Kalacakra, yaitu simbol yang memiliki kekuatan spiritual tinggi. Sesampainya di Gunung Tidar, Syekh Subakir menancapkan batu tersebut ke tanah dan membacakan doa-doa yang membuat jin-jin jahat pergi dari tempat itu. Sejak saat itu, Gunung Tidar menjadi lebih aman bagi manusia dan berkembang menjadi kawasan tempat tinggal serta pusat kebudayaan.

  • Asal Nama "Tidar" yang berarti Tempat Kematian yang Mengerikan

Nama "Tidar" sendiri memiliki makna yang cukup menyeramkan. Menurut kepercayaan masyarakat Jawa, nama ini berasal dari gabungan kata dalam bahasa Jawa, yakni "mati" dan "modar", yang berarti kematian. Hal ini karena dahulu kala, siapa pun yang masuk ke kawasan Gunung Tidar tanpa izin atau tanpa ilmu yang cukup akan menemui ajalnya di tempat ini. Gunung Tidar dianggap sebagai wilayah yang dipenuhi makhluk gaib dan penuh misteri. Oleh sebab itu, hanya mereka yang memiliki keberanian dan bekal spiritual kuat yang bisa selamat setelah memasuki kawasan gunung ini.

  • Gunung Tidar sebagai Pusat Pertapaan dan Spiritualitas

Selain legenda-legenda yang menyeramkan, Gunung Tidar juga dikenal sebagai tempat spiritual yang penting. Banyak tokoh sejarah dan keagamaan yang diyakini pernah melakukan pertapaan atau meditasi di gunung ini. Beberapa tempat sakral di Gunung Tidar antara lain:

  • Makam Syekh Subakir -- Diyakini sebagai tempat peristirahatan terakhir sang ulama yang berjasa membersihkan tanah Jawa dari jin jahat.
  • Makam Kyai Semar -- Dalam kepercayaan masyarakat, Semar adalah tokoh spiritual yang menjadi pengayom manusia.
  • Petilasan Pangeran Purbaya -- Seorang bangsawan dari Kesultanan Mataram Islam yang disebut-sebut pernah bermeditasi di sini untuk mencari pencerahan.

Masyarakat yang datang ke Gunung Tidar sering melakukan ziarah dan berdoa untuk meminta keberkahan, keselamatan, atau sekadar menenangkan diri di tempat yang dianggap memiliki energi spiritual yang kuat ini.

Gunung Tidar dalam Sejarah Militer Indonesia

Selain memiliki nilai spiritual dan legenda yang kuat, Gunung Tidar juga memiliki peran penting dalam sejarah militer Indonesia. Saat ini, di kaki gunung ini berdiri Akademi Militer (Akmil) Magelang, salah satu pusat pendidikan militer tertua di Indonesia. Keberadaan Akmil di dekat Gunung Tidar menjadikan tempat ini sebagai simbol kekuatan dan keteguhan bagi para prajurit yang menempuh pendidikan di sana. Bahkan, di puncak Gunung Tidar terdapat monumen dengan tulisan besar yang berbunyi "Tidar, Harapan Tak Pernah Padam", yang menjadi motto semangat bagi para taruna yang dilatih di Akmil.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun