Upaya pemberdayaan masyarakat guna mencapai keberhasilan pembangunan desa menjadi salah satu program dari Kuliah Kerja Nyata (KKN) kelompok 321 UNEJ.
 Peranan mahasiswa dalam pelaksanaan KKN yaitu sebagai fasilitator. Mahasiswa dapat memberikan ide, masukan, dan pengetahuan kepada masyarakat sehingga mereka dapat mengembangkan potensi desanya, terutama di bidang usaha dan wisata guna menunjang perekonomian desa.Â
Pelaksanaan pemberdayaan tersebut bertujuan agar masyarakat desa dapat memperoleh, pengetahuan, keterampilan, dan inovasi baru yang dapat diaplikasikan. Usaha dan wisata merupakan dua hal yang sangat berkaitan dan berpotensi mampu mensejahterakan masyarakat desa jika dikelola dengan baik. Oleh karena itu, Kelompok KKN 321 UNEJ berfokus pada pengembangan sektor usaha dan wisata.
Desa Kemuningan memiliki potensi alam yang belum dimanfaatkan, yaitu bukit yang berbentuk pusaran. Pemilik lahan memberi nama bukit tersebut "Bukit Ploseran".Â
Bukit Ploseran memiliki daya tarik berupa pemandangan alam yang indah dengan gunung-gunung di sekelilingnya. Pak To, pemilik lahan, mengaku bahwa bukit tersebut sempat didatangi oleh beberapa orang yang penasaran, namun tidak berlangsung lama karena tidak ada keberlanjutan pengembangan wisata.
 Potensi alam tersebut dapat dimanfaatkan untuk menciptakan suatu wisata yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar. Upaya yang dilakukan oleh KKN 321 UNEJ dalam mengembangkan "Bukit Ploseran" sebagai sektor wisata diawali dengan pembuatan konsep wisata, dilanjutkan sosialisasi konsep wisata bersama perangkat desa dan masyarakat, serta realisasi konsep wisata pada Bukit Ploseran.
Konsep wisata berupa desain spot foto, identitas bukit, dan fasilitas yang mendukung tempat wisata agar lebih menarik. Upaya dalam merealisasikan konsep wisata tersebut mendapatkan respon yang baik dari masyarakat dan Komunitas Kong Rokong, yaitu kelompok pemuda dan warga yang sering berkumpul.Â
Kelompok KKN 321 UNEJ bersama dengan masyarakat dan Komunitas Kong Ro Kong bekerja sama dalam mengembangkan wisata Bukit Ploseran. Hingga saat ini, tahap realisasi pengembangan wisata Bukit Ploseran yaitu pembersihkan bukit, jalur menuju bukit, pembuatan plang dan spot foto seperti panggung, perahu cinta serta pondok.
Selain itu, terdapat potensi usaha di Desa Kemuningan yang belum dikembangkan seperti Madu. Madu memiliki banyak manfaat, kegunaan, dan minat yang tinggi di masyarakat, oleh karena itu madu dianggap sebagai produk unggulan dari Desa Kemuningan.Â
Potensi usaha diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan bagi masyarakat desa. Upaya yang dilakukan oleh KKN 321 UNEJ dalam mengembangkan "Madu" sebagai sektor usaha diawali dengan melakukan inovasi dari madu, selanjutnya branding produk seperti membuat logo, nama, dan desain kemasan, serta meningkatkan pemasaran produk hingga ke luar daerah maupun mancanegara.
Salah satu produk unggulan di Desa Kemuningan yakni Madu Pandawa Kemuningan. Madu ini 100% murni yang dihasilkan dari perasan sarang lebah liar yang didapatkan dari hutan sekitar Desa Kemuningan.Â
Pada umumnya madu digunakan sebagai pengganti gula, obat tradisional, dan bermanfaat untuk kesehatan. Tidak hanya itu Limbah sarang madu yang telah diperas untuk diambil madunya dapat digunakan dalam pembuatan lilin oleh Kelompok KKN 321 UNEJ bersama Kelompok Tani Hutan (KTH) Gotong Royong Tiga dan Masyarakat desa. Pengelolaan Lilin dari limbah madu atau disebut juga Maroma (Madu Aroma) bertujuan untuk meningkatkan nilai jual dari limbah sarang madu.Â
Potensi usaha lain dari Desa Kemuningan yakni kopi dikenal dengan nama Konangan (Kopi Pilihan Kemuningan). Konangan merupakan kopi yang berasal dari dataran Gunung Putri terdiri dari dua varian kopi yakni Arabika dan Robusta. Pengembangan potensi usaha diharapkan mampu mensejahterakan masyarakat desa melalui tersedianya lapangan pekerjaan dan meningkatnya pendapatan.
Terdapat Gambus di Desa Kemuningan dengan nama Gambus Al-Muhibbin yang merupakan alat musik gambus diiringi keyboard, seruling, dan penyanyi tunggal diikuti oleh backing vocal. Gambus sendiri dianggap sebagai musik religius yang menggunakan struktur panggung dan juga pertunjukan dalam masyarakat. Alunan islami dari gambus dinikmati seluruh masyarakat salah satunya masyarakat Desa Kemuningan.Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI