Mohon tunggu...
Zahra Fahira Hasin
Zahra Fahira Hasin Mohon Tunggu... UIN Sunan Kalijaga | Ilmu Komunikasi | 24107030104

mahasiswi gen z yang suka healing, sleeping, scrolling, singing, dan muring-muring namun lihatlah apa saja yang telah ditulis pemuda gacor ini

Selanjutnya

Tutup

Foodie

Bakso Bang Ulo Kotagede: Rasa Barbar, Kuah Kental, dan Kulineran Tanpa Bosan

13 Juni 2025   22:40 Diperbarui: 13 Juni 2025   23:44 198
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bakso bang ulooo, enak bgt cobain. sumber: aku

Di sudut ramai Kotagede yang sudah lekat dengan sejarah Mataram Islam dan warisan perak, berdiri satu warung sederhana namun penuh magnet yang bikin orang berhenti entah karena aromanya yang menyengat atau karena antreannya yang bikin penasaran. Namanya Bakso Bang Ulo, sebuah lapak kuliner yang nggak neko-neko dari segi tempat, tapi total barbar dari segi rasa. Tempat ini bukan cuma jualan bakso, tapi jualan vibe, cerita, dan gaya makan generasi yang cari kenyang sekaligus identitas.

Kalau kamu kira "Bang Ulo" adalah nama viral atau tokoh fiktif kayak "Mas Joko" di warteg-warteg pinggir jalan, kamu salah besar. Ulo adalah nama asli pemilik warung ini, seorang pria ramah tapi tegas yang udah bertahun-tahun jualan bakso pakai resep turun-temurun dari keluarganya. Asal usul resepnya nggak main-main katanya terinspirasi dari racikan bakso Wonogiri, tapi dengan modifikasi lokal Jogja: lebih berani di kuah, topping lebih brutal, dan sambal rawit yang disajikan tanpa ampun.

Bang Ulo sendiri dulunya bukan pedagang bakso. Ia sempat kerja serabutan dan bahkan pernah jualan pulsa sebelum akhirnya memutuskan buka warung sendiri setelah pandemi. Dengan modal panci besar, gerobak besi, dan keyakinan bahwa "bakso enak pasti dicari," ia mulai dari nol di pinggiran Kotagede, tepatnya dekat area pasar dan gang-gang yang selalu ramai dengan warga lokal dan mahasiswa.

Kalau kamu datang ke warung Bang Ulo dan cuma pesan bakso biasa, siap-siap diledek temenmu. Soalnya tempat ini terkenal dengan varian Bakso Barbar, Bakso Lava, dan Bakso Beranak. Iya, kamu nggak salah baca baksonya bisa ngeluarin bakso lagi dari dalam baksonya. Konsepnya mirip Russian doll, tapi ini versi isi daging, cabai rawit, dan telur puyuh. Kombinasi yang padet dan tanpa basa-basi.

Kuahnya kental, gurih, dan agak keruh karena diseduh dari rebusan tulang dan tetelan asli bukan penyedap rasa instan. Bahkan Bang Ulo bilang, "Orang bilang ini kuah kotor, padahal itu warna asli lemak." Tambahannya ada mie kuning, bihun, tahu, siomay, dan gorengan klasik, tapi dikombinasi bebas sesuai gaya makanmu. Dan jangan lupa sambalnya: rawit rebus ulek kasar, disajikan dalam botol besar, bebas ambil, tapi Bang Ulo cuma bilang, "tanggung sendiri ya."

Jawabannya simple: karena ini bukan sekadar soal makan, tapi pengalaman. Suasana makannya rame, penuh obrolan, kadang saling lempar komentar antar pelanggan kalau lihat ada yang pesen bakso lava ekstra sambal. Tempatnya semi-outdoor dengan meja panjang dan kursi kayu, kadang bikin kamu duduk satu meja sama orang asing  yang ujung-ujungnya bisa jadi kenalan atau partner ngonten TikTok.

Banyak food vlogger dan konten kreator lokal mulai nge-review tempat ini sejak 2022. Bahkan salah satu video yang menunjukkan bakso meletus pas dibelah sempat viral di TikTok, dan jumlah pengunjung langsung naik drastis sejak saat itu. Bang Ulo sempat kewalahan dan akhirnya nambah pegawai buat bagian dapur, karena antrean bisa sampai gang depan.

Jawaban dari kebanyakan pengunjung sih absolutely yes, but depends. Worth it buat kamu yang cari kuliner khas lokal dengan rasa kuat, porsi besar, dan nuansa makan yang dekat dengan akar budaya rakyat. Tapi mungkin bukan buat kamu yang terlalu sensitif sama tempat makan terbuka, kuah berlemak, atau level pedas yang nggak bisa dikontrol. Ini bukan tempat buat yang suka fancy dining, tapi buat yang mau eksplor kuliner otentik sambil meresapi kehangatan lokalitas.

Beberapa mahasiswa UIN, UMY, dan Sanata Dharma sering menjadikan tempat ini sebagai destinasi wajib buat "healing makan" pas akhir pekan. Bahkan ada yang bilang, "ini tempat buat curhat sambil ngunyah daging, biar sedihnya lebih empuk." Jadi selain soal rasa, tempat ini juga jadi ruang sosial alternatif buat yang bosan nongkrong di kafe-kafe overpriced.

Bakso Bang Ulo yang tampak ramai. sumber: aku
Bakso Bang Ulo yang tampak ramai. sumber: aku

Bakso Bang Ulo membuktikan satu hal bahwa kuliner bukan cuma soal rasa atau tampilan Instagramable, tapi tentang cerita, tentang bagaimana satu mangkuk bisa menciptakan ruang bersama antara orang asing yang akhirnya saling senyum saat mata berair karena pedas. Konsep bakso beranak dan lava juga memperlihatkan bagaimana inovasi kuliner bisa lahir dari eksperimen sederhana dan bagaimana masyarakat meresponnya sebagai sesuatu yang "unik tapi relate."

Dalam konteks budaya kuliner Jogja, Bang Ulo bisa dilihat sebagai bagian dari kebangkitan warung rakyat yang bersaing dengan kafe modern. Tanpa WiFi, tanpa AC, tapi penuh rasa dan koneksi. Ini yang disebut oleh sosiolog makanan sebagai kuliner dengan nilai keterikatan dimana orang bukan cuma datang untuk kenyang, tapi untuk merasa terhubung.

Kesimpulan

Bakso Bang Ulo Kotagede adalah destinasi kuliner wajib yang lebih dari sekadar tempat makan ini adalah ruang kolektif, laboratorium rasa, dan panggung sosial untuk generasi muda yang ingin merayakan budaya lokal dengan cara yang modern. Dari bentuk baksonya yang eksploratif, kuah yang jujur, sampai cara makan yang bebas tapi tetap ada adatnya, semuanya menyatu dalam satu kata: puas.

Jadi buat kamu yang siap dengan perut kosong, semangat tinggi, dan kamera standby, mampirlah ke Bakso Bang Ulo. Karena di sana, kamu nggak cuma makan, tapi mengalami dan itu nggak bisa kamu dapet dari kuliner instan mana pun.

Sumber:

Wawancara dengan pelanggan setempat (lapangan), Konten TikTok dan YouTube: @makanmana, @kulineryogya, Info lokasi & rating: Google Maps Bakso Bang Ulo Kotagede, Cerita dan sejarah tempat: Obrolan langsung via UMKM Kotagede Fest 2024.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun