Lenong Betawi

Lenong berisikan tentang jagoan-jagoan Betawi yang biasanya identik dengan silat. Lenong Betawi saat itu tidak menceritakan mengenai kehidupan rumah tangga atau kehidupan asmara seseorang. Namun, Lenong Betawi saat itu lebih banyak menceritakan tentang jagoan-jagoan Betawi. 

Untuk mendukung cerita yang dibawakan, mulai muncullah background yang berguna pendukung suasana cerita dan memberikan gambaran yang lebih nyata mengenai cerita yang di sajikan.

Lenong Betawi tidak menggunakan naskah atau tak memiliki plot dalam pementasannya, sehingga pertunjukkan ini dapat berlangsung hingga semalam penuh. Pementasan Lenong terbagi menjadi dua aliran atau genre yaitu, aliran Dines dimana pemeran mengenakan tampilan yang lebih rapi dan cerita yang dibawakan seputar pekerjaan atau kaum bangsawan seperti, cerita 1001 malam. 

Kedua yaitu, aliran Preman cerita yang dibawakan lebih sering menceritakan tentang kehidupan sehari-hari, mulai dari bahasa hingga pakaian yang dikenakan. Beberapa Lenong preman ini adalah Cerita si Pitung, Abang Jampang, Wak Item, dan lain-lain. 

Lenong Betawi mulanya dipentaskan di pinggir jalan atau acara-acara pernikahan. Namun, pada tahun 1970 Lenong Betawi mulai dipentaskan secara rutin di Taman Ismail Marzuki.

Tokoh-tokoh dari Lenong Betawi yaitu ada Nasir, Bodong, Bokir, Omas, dan Mpo Nori yang namanya terkenal dalam kebudayaan Lenong Betawi ini. Adapun sebutan bagi pemain Lenong adalah panjak dan ronggeng. Panjak artinya pemain laki--laki dan Ronggeng pemain perempuan. Jumlah pemain lenong tidak terbatas, tergantung kebutuhan. 

Dalam satu dekade terakhir, lenong masih setia menghibur masyarakat Indonesia di sejumlah stasiun televisi swasta nasional. 

Sebut saja Lenong Rempong yang tayang di stasiun televisi Trans7 menggantikan acara Opera Van Java dari tahun 2014. Ada juga Lenong Legenda di MNC TV yang tayang setiap Senin hingga Jumat sejak 2018 dan masih diputar hingga tahun ini.