Mohon tunggu...
Ahmad Zahid Ali
Ahmad Zahid Ali Mohon Tunggu... wiraswasta -

Terlahir di kota Pati dengan slogannya Bumi Mina Tani di tengah sejuknya nuansa agamis. merangkak, berjalan, berlari, mengeja, menulis, memahami, kemudian sampailah akhirnya duduk manis sesekali gelisah dan sesekali menahan kantuk di bangku kuliah ITS Teknik Industri. dalam setiap kesempatan menuliskan motto di CV, kira2 tertuliskan, "Jangan pernah takut jika hidup hanya sekali". berusaha untuk tidak takut kepada apapun selain Allah. tidaklah kemudian takut untuk gagal. tak takut air mata. tak takut darah. kemudian tak takut untuk menjadi orang besar. tak takut untuk mebahagiakan orang tua. tak takut untuk bermanfaat bagi agama, negara, dan sekitar. berusaha untuk BERANI.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Sekarat

8 Januari 2011   01:04 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:50 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Sekarat. . .

Otak ini sekarat

Muncrat mengumpat yang sehat

Ah, dasar sekarat

Sialan. . .

Andai kupegang sebuah golok

Kan ku cincang habis-habisan kelapa tua belakang rumah

Mengalir deras darah hitam segenap cacing, ulat, set dan menempel di gundukan tanah kering

Ahh. . .

Otak ini butuh alir gemericik sungai

Butuh segar hijau kebun

Butuh manja indah gegunung

Butuh belailembut angin sawah

Butuh untuk hidup dan menghidupi. .

Surabaya, 16 Oktober 2010

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun