Mohon tunggu...
Zahara Fauziah
Zahara Fauziah Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Penerapan Alat Peraga Timbangan Bilangan Pada Matematika

27 Juli 2017   21:08 Diperbarui: 27 Juli 2017   21:45 13892
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 1. Operasi Penjumlahan

ABSTRAK:

Penulisan ini bertujuan untuk mengetahui penerapan alat peraga timbangan bilangan pada operasi hitung matematika. Penulisan ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan cara kajian pustaka. Hasil penulisan ini menunjukkan bahwa penggunaan alat peraga timbangan bilangan yaitu: 1) Tentukan operasi hitung yang akan digunakan; 2) Gantungkan anak timbangan pada dua angka di lengan sebelah kiri; 3) Gantungkan sebuah anak timbangan pada salah satu angka di lengan sebelah kanan sampai lengan timbangan seimbang; 4) Ketika sudah seimbang, maka angka tersebut adalah hasil dari operasi hitung yang kita cari.

KATA KUNCI: Alat Peraga, Pembelajaran Matematika.

Pendahuluan

            Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksinya dengan lingkungan (M. Surya, 1981: 32). Kegiatan pembelajaran akan dapat berjalan secara lebih efektif bila dalam prakteknya melibatkan seluruh potensi (aspek) yang dimiliki oleh si pelajar. Aspek tersebut meliputi aspek kognitif, afektif, dan psikomotor.  Idealnya, ketiga aspek ini dapat dikembangkan sekaligus pada setiap kegiatan pembelajaran termasuk dalam konteks pembelajaran di sekolah.

           Optimalisasi keterlibatan seluruh aspek yang dimiliki siswa dalam kegiatan pembelajaran di sekolah menuntut para pendidik untuk terus mengembangkan model, metode, media, bahkan strategi pembelajaran yang berorientasi pada keaktifan siswa (student centered learning).Hal ini bisa dilihat dari langkah desain pesan maupun materi pembelajaran yang idealnya dapat langsung dipahami oleh siswa, penciptaan proses dan suasana belajar yang nyaman, menyenangkan, sekaligus memunculkan tantangan tersendiri bagi siswa, hingga pelaksanaan evaluasi pembelajaran yang tepat.

           Optimalisasi kegiatan pembelajaran ini juga dapat diwujudkan melalui sikap totalitas profesional seorang guru sebagai pendidik. Guru tidak lagi menjadi satu-satunya sumber belajar di kelas. Fungsi guru saat ini lebih berperan menjadi fasilitator, motivator, dan konselor dari pada inisiator atau bahkan transformator materi pelajaran di kelas.

           Matematika adalah salah satu mata pelajaran yang berisi materi tentang kemampuan dasar menghitung bagi siswa. Lebih dari itu, manfaat lain dari mempelajari matematika adalah siswa diharapkan memiliki pemahaman dalam konsep operasi perhitungan, berpikir logis, dan sistematis. Dalam penerapannya, matematika merupakan ilmu dasar untuk pengembangan sains dan teknologi yang sangat berguna dalam kehidupan sehari-hari. Dalam proses pembelajaran di sekolah, matematika masih hanya berorientasi pada pengerjaan soal-soal latihan. Jarang dijumpai pembelajaran matematika yang dikaitkan langsung dengan kehidupan nyata. Akibatnya, matematika dipandang sebagai ilmu yang tidak perlu dipelajari dan sering diabaikan karena memang sukar menurut siswa.

           Di sisi lain, proses pembelajaran yang dilakukan oleh kebanyakan guru masih menggunakan metode klasikal dengan menerangkan secara konseptual dan bersifat abstrak kepada siswa tentang materi matematika.  Masih banyak guru yang hanya mengandalkan buku cetak maupun sekedar papan tulis di kelas untuk menerangkan hal-hal  abstrak tersebut kepada siswanya. Suasana kelas terasa menjenuhkan sehingga banyak siswa terutama yang memiliki kemampuan berpikir rendah untuk cepat-cepat ingin segera mengakhiri proses kegiatan pembelajaran matematika ini.

           Untuk mengatasi berbagai masalah tersebut diperlukan berbagai upaya pendekatan pembelajaran matematika yang lebih mengkondisikan agar siswa dapat berpartisipasi lebih aktif dalam aktivitas pembelajarannya baik secara individu maupun kelompok. Diperlukan pula variasi dalam proses penyampaian materi antar pokok bahasan matematika yang tidak hanya bersifat deduktif tapi juga induktif.  Variasi penggunaan media atau alat peraga pembelajaran untuk mata pelajaran ini kiranya sangat diperlukan. Sebagai contoh, untuk mempelajari materi operasi hitung bilangan bulat (operasi penjumlahan, pengurangan, pengurangan, perkalian dan pembagian), salah satu alat peraga yang dapat digunakan adalah "Timbangan Bilangan". Timbangan bilangan merupakan media yang dirancang sedemikian rupa yang dapat melatih kemampuan berhitung anak usia Sekolah Dasar.

Alat Peraga Pembelajaran

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun