Mohon tunggu...
Zabrina
Zabrina Mohon Tunggu... Mahasiswa - Ilmu Komunikasi - Universitas Negeri Malang

Kepribadian saya sangat unik

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Dekonstruksi sebagai Landasan Inovasi dalam Iklan untuk Mengurai Kreativitas

12 Desember 2023   18:41 Diperbarui: 12 Desember 2023   18:55 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Iklan sirup Marjan dihadirkan dengan membawa tema cerita rakyat Indonesia yang dikemas lebih menarik. Setiap tahunnya khusunya pada bulan puasa, iklan sirup Marjan selalu membawakan cerita rakyat Indonesia dari berbagai daerah dan sangat banyak digemari oleh seluruh kalangan. Cara mereka menayangkan iklan sangatlah menarik, setiap iklan dibuat menjadi beberapa episode dengan tema yang sama. Salah satu cerita rakyat yang dihadirkan dalam iklan sirup Marjan adalah cerita tentang Purbasari dan Lutung Kasarung. Menggunakan cerita rakyat sebagai dekonstruksi dalam iklan produk, menunjukkan sebuah kreativitas sirup Marjan dalam upaya meningkatkan brand awerness kepada khalayak. Membuat sebuah iklan yang menarik agar bisa diterima oleh konsumen bukanlah suatu hal yang mudah. Perlu adanya kreativitas agar iklan yang ditampilkan dapat menarik minat audiens.

Hal ini berhubungan dengan teori postmodernisme dalam bidang kajian studi Cultural Studies. Salah satu tokoh dalam postmodernisme yaitu Jacques Derrida memplopori sebuah pemikiran mengenai Dekonstruksi. Dekonstruksi yang dimiliki oleh Derrida merupakan sebuah bentuk protes terhadap prinsip strukturalisme. Dekonstruksi membiarkan makna bersifat ambigu dan menentang segala kemungkinan makna karena yang diinginkan dekonstruksi adalah menghidupkan kekuatan-kekuatan tersembunyi yang turut membangun teks. (Gunawan, et al., 2020).

Secara garis besar, cerita Purbasari dan Lutung Kasarung versi iklan sirup Marjan di tayangkan dalam tiga episode berbentuk cerita bersambung. Di episode pertamanya, diceritakan tentang kehidupan Purbasari yang tinggal di hutan belantara karena terkena suatu kutukan, namun di hutan itu dia tidak sendiri tapi ada seorang manusia kera bernama Lutung Kasarung yang dibuang. Episode kedua, menjelaskan tentang kehidupan masa lalu dari Purbasari sebelum terkena kutukan. Episode ketiga, menjelaskan tentang bagaimana Purbasari dan Lutung Kasarung melawan penyihir jahat untuk mengembalikan kejayaan kerajaan dari kutukan. Dalam tiga episode inilah terlihat adanya dekonstruksi yang berkaitan dengan kemunculan produk sirup Marjan.

 Dalam iklan tersebut kemunculan sirup Marjan selalu dihadirkan dalam setiap momen kebaikan yang bersifat kebersamaan, keakraban, atau perayaan. Bahkan, pada potongan adegan yang menunjukkan ketegangan, sirup Marjan dihadirkan sebagai simbol ketenangan dan kesenangan. Sirup Marjan sangat cerdas dalam menunjukkan keunggulan produknya tanpa mengurangi ke khasan suatu cerita rakyat yang disuguhkan. Hal ini membuat audiens sangat tertarik untuk menonton setiap episodenya.

Kesimpulan

     Dalam dunia pemasaran, penayangan iklan merupakan strategi yang umum digunakan untuk mempromosikan produk, layanan, atau merek kepada masyarakat. Iklan dapat ditemukan di berbagai media, mulai dari televisi, radio, internet, media cetak, hingga media sosial. Tujuan utama dari tayangan iklan adalah untuk menciptakan kesadaran, meningkatkan penjualan, dan membangun citra positif terhadap produk atau merek tertentu. Perkembangan teknologi, khususnya iklan digital, telah memungkinkan personalisasi yang lebih spesifik berdasarkan perilaku online pengguna. Iklan online dapat disesuaikan dengan minat dan preferensi pengguna, menciptakan pengalaman yang lebih relevan dan terarah. Meskipun iklan digital semakin dominan, iklan televisi tetap menjadi fokus utama perusahaan untuk mempromosikan produk kepada konsumen, terutama di Indonesia dengan sejumlah besar stasiun televisi yang mencapai 394 pada tahun 2015.

   Kreativitas dalam pembuatan iklan menjadi kunci penting dalam menarik perhatian konsumen. Pesan iklan yang jelas, visual menarik, dan narasi yang kuat dapat membentuk persepsi positif terhadap produk atau merek. Namun, perlu diingat bahwa iklan juga dapat membulkan kontroversi jika tidak sesuai dengan norma masyarakat atau memanipulasi informasi, sehingga etika dalam periklanan menjadi hal yang perlu diperhatikan. Dalam konteks teori posmodernisme, iklan komersial mengadopsi pendekatan yang menolak kebenaran objektif, merayakan keberagaman, dan mengeksplorasi konsep hiperrealitas. Iklan posmodernisme juga memanfaatkan humor, ironi, dan dekonstruksi untuk menciptakan pengalaman yang kompleks dan terbuka terhadap interpretasi yang beragam.

     Sebagai contoh konkret, iklan sirup Marjan menunjukkan kreativitas dalam menggabungkan cerita rakyat Indonesia dengan dekonstruksi cerita yang menghadirkan produk mereka secara menarik. Ini mencerminkan upaya untuk mempertahankan kelestarian cerita rakyat Indonesia dan meningkatkan brand awareness melalui pendekatan postmodern yang cerdas dan menghibur.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun