Mohon tunggu...
Zabidi Mutiullah
Zabidi Mutiullah Mohon Tunggu... Wiraswasta - Concern pada soal etika sosial politik

Sebaik-baik manusia, adalah yang bermanfaat bagi orang lain

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Menakar Wacana Koalisi PKB Nasdem

4 Januari 2023   07:42 Diperbarui: 4 Januari 2023   08:19 338
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ketua DPP Partai Nasdem Willi Aditya, Sumber Foto Kompas.com

Dengan demikian, saat hendak tentukan pilihan baik di pileg, pilpres maupun pilkada, mayoritas warga NU akan mengedepankan utuhnya kesatuan bangsa dan negara. Sementara posisi Anies Baswedan sendiri, dan belakangan juga Nasdem, dicitrakan sebagai kelompok yang lebih peduli pada kepentingan politik praktis. Yakni menjaring elektoral sebanyak mungkin.

Bahkan, julukan sebagai Bapak Politik Identitas masih lekat ada di tubuh Anies. Memang tak semua warga NU enggan pilih Anies karena pertimbangan itu. Tapi bahwa ada yang tak cocok secara mayoritas, pasti jadi pertimbangan utama bagi elit pengurus dan para ulama yang tergabung di PKB. Cost politiknya sepadan tidak kalau PKB gabung ke Nasdem.

Menurut saya tak sepadan. Disamping ada benturan dengan garis perjuangan politik NU, ada ancaman terkikisnya suara PKB di basis-basis kultural warga NU. Utamanya di Jatim dan Jateng. Ingat, berdasar hasil survei suara Anies hanya dominan di wilayah pulau Jawa bagian Barat. Artinya, eksistensi Anies kurang diterima oleh masyarakat Jatim dan Jateng.

Selain itu, sulitnya terwujud koalisi PKB-Nasdem juga karena faktor Jokowi. Kalau yang ini, persis seperti kondisi yang dialami Nasdem sekarang. Begitu deklarasikan Anies, yang oleh Zulfan Lindan di sebut antitesis Jokowi, eksistensi Nasdem “langsung” di jauhi oleh presiden. Belakangan, kadernya yang jadi menteri terancam keluar dari kabinet.

Pertanyaannya sekarang, maukah PKB menerima konsekuensi itu semua hanya untuk angkat Cak Imin jadi cawapres Anies Baswedan..? Jawabannya bisa ya dan tidak. Kalau tidak, berarti beres masalah. Tap perlu dibahas lebih jauh. Kondisi tetap seperti sekarang. Tapi jika pilih ya, PKB perlu kerja keras meyakinkan Nasdem. Agar pilih Cak Imin sebagai cawapres.

Juga harus kerja keras kasih pengertian ke konstituen PKB yang mayoritas warga NU. Bahwa sudah tepat itu upaya PKB untuk berkawan dengan Nasdem. Dan terakhir, Cak Imin dan PKB harus bisa menembus relung hati Pak Jokowi. Agar pertemannya dengan Nasdem tak membuat gelo Sang Presiden. Demi mengamankan kader PKB yang ada di kabinet.

Lalu bagaimana sikap Nasdem merespon statement Jazilul Fawaid....? Ya pasti suka lah. Kata Willi Aditya, jika PKB gabung ke Koalisi Perubahan yang di gagas oleh Nasdem, dan mungkin juga nanti oleh Demokrat dan PKS, akan menjadi kekuatan yang makin besar. Pasalnya, jumlah kursi yang ada di parlemen sangat signifikan. PKB 59, Nasdem 59, PKS 50 dan Demokrat 54.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun