Apalagi, kondisi negara kita saat ini sedang dilanda beberapa gonjang-ganjing. Ada kenaikan BBM yang awanya tarik ulur antara jadi atau gagal. Tapi pada akhirnya jadi naik juga. Dampaknya, masyarakat resah, karena dikhawatirkan dapat mengganggu kelancaran ekonomi. Mengapa demikian, sebab kenaikan itu jelas dapat menggerek juga naiknya bahan-bahan kebutuhan pokok.
Lalu soal hacker Bjorka yang muncul beberapa waktu lalu. Ulahnya membocorkan data para pejabat dan orang-orang terkenal lainnya, cukup membuat aparat pemerintah kelimpungan. Meskipun hanya berupa info-info dasar yang tak mengandung resiko besar bagi negara, kecuali secara pribadi bagi yang bersangkutan, namun ulah Bjorka dianggap satu bentuk ketakmampuan negara menjaga privasi rakyat.
Sekarang, paling tidak saat artikel ini ditulis, si Bjorka sudah lebih dari seminggu tak muncul. Menghilang bak ditelan bumi. Ini ada apa..? Siapa Bjorka itu sebenarnya..? Asli seorang Hacker yang punya niat cari keuntungan pribadi, atau sengaja diciptakan..? Apakah sudah mendapat “barokah” hingga tak tertarik lagi melakukan aksi main bocor sembarangan data orang..? Atau apa..?
Yang terakhir dan masih hangat adalah soal alih bahan bakar masak ibu-ibu dari gas ke kompor listrik. Ini juga sempat menimbulkan pertanyaan publik. Apa maksud pangalihan itu. Semata hanya untuk membantu PLN mengatasi over suplai atau betul-betul ingin membantu penghematan biaya masak ibu-ibu..?
Anda tahu, berbagai masalah yang mengemuka tadi, yang kemudian disusul oleh ledakan petasan di asrama Polri, bisa menjadikan nalar publik liar tak terkontrol. Ya tentu ini sesuatu yang wajar. Karena nalar berasal dari pikiran subyektif setiap manusia yang tak mungkin bisa dibendung.
Maka satu-satunya jalan agar tak menjadi problem hukum yang serius adalah, pemerintah harus transparan menjelaskan duduk perkaranya, mengapa sampai ada barang bukti petasan meledak di Asrama Polri.