Mohon tunggu...
Zabidi Mutiullah
Zabidi Mutiullah Mohon Tunggu... Wiraswasta - Concern pada soal etika sosial politik

Sebaik-baik manusia, adalah yang bermanfaat bagi orang lain

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Panik Separuh Penyakit, Tenang adalah Obat, Sabar Awal Kesembuhan

19 Mei 2022   12:33 Diperbarui: 29 Mei 2022   00:04 732
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: ANTARA/Pixabay

Selanjutnya, orang menjadi panik dan gelisah. Padahal, belum tentu virus itu menular, masuk menjangkiti kita. Karena masih taraf waspada. Virusnya masih jauh, tapi kita sudah tertekan lebih dulu. Akibatnya, meskipun bebas covid, namun kita sudah terpapar lebih dulu oleh perasaan was-was, hati gelisah dan pikiran tidak tenang. Inilah yang disebut oleh Ibnu Sina dengan kalimat : Kepanikan Adalah Separuh Penyakit.

Sebaliknya, saat berjumpa dengan situasi normal, melihat orang-orang disekitar tidak lagi bermasker, meskipun mungkin masih ada beberapa yang pakai, tentu membuat hati terasa lebih tenang. Seakan-akan suasana balik lagi seperti dulu. Sebelum terjadi pandemi. Dimana orang-orang bebas melakukan aktifitas, hilir mudik kesana-kemari tanpa ada rasa takut atau khawatir terpapar virus gawat dan mematikan.

Apalagi, jika suasana normal itu di alami oleh para jomblowan dan jomblowati. Naah ini dia. Sambil refresing cari udara segar. Keluar jalan-jalan ditempat terbuka. Diselingi aktifitas mata yang agak nakal, lirik sana lirik sini. Siapa tahu ketemu lawan jenis ganteng atau cantik. Menumbuhkan harapan dapat jodoh yang segera bisa dipersunting. 

Memenuhi permintaan orang tua yang sudah kesusu ingin timang cucu. Ini situasi yang sungguh sangat menggembirakan. Cuci mata sekaligus ikhtiar mewujudkan impian orang tua. Dampak dari situasi yang kondusif macam ini, hatipun jadi tenang. Menurut Ibnu Sina, ketenangan seperti itu adalah separuh obat.

Paksaan memakai masker melalui regulasi ketat yang berlangsung selama kurun waktu 2020-2022, telah menciptakan mindset berbeda pada tiap orang. Setelah ada keputusan pelonggaran masker, tentu juga menimbulkan sikap tidak sama. Ada yang merasa, pakai masker merupakan pilihan baik. Karena lebih terjamin dari segi kesehatan. 

Bisa menyaring debu, sebagai tameng virus, mengurangi aroma tidak sedap, mencegah tertularnya penyakit dan hal-hal positif lain. Sementara itu, bagi yang tidak suka masker, keputusan pelonggaran masker pasti disambut gembira. Menurut saya, dua-duanya bagus. Karenanya, silahkan dipilih. Namun demikian, yang tidak bisa disangkal dari dua kenyataan itu adalah, saat ini negara kita ternyata sudah lebih siap menghadapi berbagai tantangan datangnya virus. Bravo pemerintah RI...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun