Mohon tunggu...
Komaruzzaman
Komaruzzaman Mohon Tunggu... Guru - Menjadi jiwa pembelajar sampai akhir hayat

"Terus melangkah, tak henti mencari hikmah hidup"

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Bersih dan Rapi ala Rasulullah

6 November 2019   14:26 Diperbarui: 6 November 2019   14:31 654
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Momen bulan Rabi'ul Awwal ini paling indah dan nikmat menjelajahi buku dan kitab yang membahas tentang sosok paripurna tak ada duanya, yakni Muhammad bin Abdillah, Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam.

Dikatakan paripurna karena di dalam diri Nabi Muhammad terdapat beberapa kepribadian yang semuanya berjalan merata, tidak ada yang lebih dominan antara satu dengan lainnya, dan hal itu tidak akan pernah bisa dimiliki oleh siapapun. Kepribadian-kepribadian tersebut, diselimuti dengan akhlak mulia Rasulullah, sehingga pantas jika kita mengambil contoh dari beliau, guna mendapatkan kebahagiaan di dunia dan akhirat kelak. Kesempatan kali ini, kita akan melihat satu aspek kepribadian Nabi Muhammad, yaitu beliau sangat menyukai kebersihan dan kerapihan.

Tentang kebersihan, Nabi Muhammad sangat memperhatikan hal ini. Mulai dari yang kecil sampai yang besar. Seperti dijelaskan dalam sabdanya, "Rasulullah memerintahkan kami agar mendirikan masjid di kampung-kampung dan memerintahkan kami agar menjaga kebersihannya, dan membuatnya wangi". (HR. Imam Abu Daud, 455., dan Imam at Tirmidzi, 594). 

Bahkan dalam satu riwayat dijelaskan, "ditampilkan pahala-pahala umat ku nanti, pada hari kiamat, yang ia melakukan kebersihan di masjid-masjid, sampai debu-debu kecil yang dinilai kotor". (HR. Imam Abu Daud, 461., Imam at Tirmidzi, 2916). Sayid Muhammad menyebutnya dengan sesuatu yang sangat kecil itulah qadzat, sebagaimana dijelaskan dalam hadis Imam Abu Daud dan Imam Tirmidzi.

Tentu, kebesihan tersebut bukan hanya berlaku di masjid, musholla atau yang semakna dengan itu. Di mana pun berada, Rasulullah senantiasa menjaga kebersihan tersebut. Mungkin saat ini bisa disebutkan seperti di kantor, rumah, ruang kamar dan seluruh tempat yang dihuni oleh manusia, maka disitulah terdapat contoh kebersihan dari Nabi Muhammad dan perintahnya. Seperti dalam hadis Imam at Tirmidzi "nazhzhifuu afniyatakum/ bersihkanlah rumah mu (baik serambi, halaman depan, tangga, atau lainnya). Ini yang disampaikan oleh Sayyid Muhammad dalam kitabnya, Muhammad al Insaanul Kaamil.

Rasulullah sangat mengapresiasi mereka yang menjaga kebersihan, seperti seorang wanita hitam, yang senantiasa menjaga kebersihan masjid Nabawi saat itu. Ketika wanita itu meninggal, Nabi tidak mengetahuinya, sampai Nabi mengatakan "kenapa kalian tidak memberitahukannya kepada ku?". Lalu Nabi meminta sahabat untuk menunjuki di mana kuburnya. Lalu nabi menziarahi dan mensalatinya". HR. Imam Muslim, 956., dan Imam Bukhari,  458.

Selain kebersihan, Nabi Muhammad sangat menjaga kerapihan dirinya. Ia menjaga hal itu agar saat berinteraksi, manusia merasakan kenyamanan bersamanya. Tentang hal ini, Sayyid Muhammad menyampaikan:

"Rasulullah, orang yang sangat menjaga kerapihan dan kebersihan dirinya. Ia menjaga kebersihan dirinya dengan mandi, terutama salat Jum'at. Ia mencuci tangan sebelum dan sesudah makan, serta sangat gemar menggunakan siwak pada setiap saat.

Selain itu, ia pun menjaga kebersihan dan kerapihan dirinya dengan cara menghilangkan hal-hal yang mengundang kotoran/bakteri, beliau mencukur kumis, memotong kuku, mencabut bulu ketiak dan mencukur bulu kemaluan. Rasulullah senantiasa menggunakan parfum dalam interaksinya. Saat beliau melewati satu jalan, wangi tersebut masih tetap tercium harum di hidung sahabat-sahabatnya. Bahkan keringat beliau pun wangi, harum semerbak.

Beliau senantiasa menjaga sisiran rambutnya, mengenakan minyak rambut agar lebih rapih dan mengenakan celak mata. Agar saat bicara tidak tercium bau tidak sedap, beliau senantiasa menjaga giginya dengan cara bersiwak. Hal itu beliau lakukan setiap saat, yakni ketika hendak salat, ketika wudhu, ketika tidur, ketika bangun tidur, ketika keluar rumah dan masuk ke dalam rumah. Sampai beliau katakan : "siwak itu membersihkan mulut dan mengundang ridho Allah" (HR. Imam Nasai).

Cara berpakaian Rasulullah pun sangat luar biasa. Beliau mampu menempatkan sesuai dengan kondisi dan keadaannya. Saat bertemu tamu kehormatan, beliau mengenakan pakaian khusus, saat hari raya pun beliau pakai pakaian yang khusus. Pada setiap moment istimewa, beliau memiliki pakaian khas untuk menyesuaikannya. Beliau sampaikan "perbagusilah pakaian mu dan perbaikilah cara berjalan mu, seakan-akan kamu pusat perhatian di kalangan manusia". HR. Imam Hakim

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun