TikTok merupakan media sosial tempat berkreasi dan mencari inspirasi, termasuk Gen Z. Yang menarik dari TikTok adalah feed-nya yang dipersonalisasi sesuai dengan minat. Feed TikTok yang mudah dijangkau menjadi wadah untuk mencari ide dan berkreasi, misalnya ide tren dance TikTok terbaru, informasi lomba-lomba, maupun inspirasi tutorial dan resep masakan yang enak.
TikTok bukan hanya sekadar tempat berbagi video, tetapi juga menjadi wadah bagi penggunanya untuk berkreasi, terutama dalam tren dance yang terus berkembang. Salah satu faktor utama yang membuat dance TikTok menarik adalah penggunaan sound. Pengguna atau warga TikTok selalu punya cara untuk berkreasi, salah satunya melalui sound ini. Mereka sering melakukan remake lagu lama atau lagu yang pernah populer dengan tambahan remix atau jedag-jedug agar terdengar lebih asyik. Namun, tidak semua lagu cocok untuk dibuat seperti itu. Bahkan, di tahun 2025 ini, sudah ada yang membuat remix/DJ dari lagu "Sialan" oleh Juicy Luicy dan lagu "Nina" oleh Feast.
Tren Velocity dan Lagu Viral
Dance Challenge disingkat DC TikTok, di tahun 2025 ini rata-rata menggunakan tren velocity. Velocity merupakan salah satu fitur yang ada di aplikasi TikTok saat membuat DC. Video yang dihasilkan nantinya seperti slow-motion atau patah-patah.
Mungkin buat yang belum tahu, begini cara memakai efek velocity di TikTok:
1.Buatlah video DC yang ingin diberikan efek velocity.
2.Pilih ikon berbentuk persegi panjang di sebelah kanan.
3.Pilih bagian video yang mau dibuat velocity dengan fitur split, supaya efeknya cuma ada di bagian tertentu.
4.Tekan ikon magic (sulap), lalu pilih video effects dan pilih velocity di paling kiri.
5.Nah, itu pasti efeknya akan terulang. Jika tidak ingin efeknya terulang dari awal, aku punya tips nih:
•Split dulu bagian yang tidak mau diberikan efek velocity.
•Hapus bagian yang tidak pakai efek, biar yang tersisa cuma bagian velocity.
6.Kalau sudah selesai, pilih simpan di pojok kanan atas.
Ya vs Tidak Mengikuti Tren Velocity
Banyak orang yang menggunakan DC velocity ini karena menurut mereka asyik, bahkan ada yang tiba-tiba refleks velocity padahal tidak ada lagu atau tidak sedang TikTok-an. Saya menemukan ada netizen yang berkomentar, "tidak bisa hidup tanpa velocity". Itu artinya, velocity benar-benar sudah mendarah daging dan bisa dikatakan virus velocity menyebar di aplikasi TikTok. Bahkan, orang asing (bukan orang Indonesia) menggunakan lagu jedag-jedug beserta gerakannya yang disertai velocity karena menurut mereka asyik.
Namun, di sisi lain, juga ada netizen yang berkomentar "bosan" karena DC 2025 di TikTok sejauh ini menggunakan velocity atau itu-itu saja. Banyak yang merasa dance-nya jadi kurang variatif karena gerakannya cenderung sama dan lebih mengandalkan efek daripada gerakan yang lebih menarik. Saat ini juga ada tren DC yang tidak memakai velocity, salah satunya yaitu DC "Shower". Saya menemukan di komentar salah satu akun yang memperagakan DC tersebut, ada netizen yang berkomentar, "akhirnya bukan DC velocity lagi". Tapi memang benar, dari bulan Januari 2025, DC velocity sudah sangat populer, bahkan jika dihitung sampai bulan Maret 2025, jumlahnya mungkin sudah puluhan, sedangkan DC yang tidak menggunakan velocity masih bisa dihitung dengan jari.
