Biogas diproduksi oleh bakteri dari bahan organik di dalam kondisi tanpa oksigen (anaerobic process). Proses ini berlangsung selama pengolahan atau fermentasi. Gas yang dihasilkan sebagian besar terdiri atas CH4 dan CO2. Jika kandungan gas CH4 lebih dari 50%, maka campuran gas ini mudah terbakar, kandungan gas CH4 dalam biogas yang berasal dari kotoran ternak sapi kurang lebih 60%. Â Selain biogas pengolahan kotoran sapi juga menghasilkan pupuk padat dan pupuk cair.Â
Pupuk dari kotoran sapi yang telah diambil biogasnya memiliki kadar pencemaran BOD dan COD berkurang sampai 90%, dengan kondisi ini pupuk dari kotoran sapi sudah tidak berbau. Permasalahan yang dihadapi peternak sapi mengenai tumpukan kotoran sapi yang menimbulkan bau tidak enak dan mengganggu kehidupan penduduk di sekitar kandang dapat diatasi. Jenis konstruksi unit pegolahan (digester) biogas yang dapat dibangun di daerah tropis (sesuai dengan kondisi di indonesia) dapat dibagi menjadi 3 jenis ,yaitu:
1. Digester permanen (fixed dome digester).
2. Digester dengan menggunakan drum tampungan gas mengapung (floating dome digester).
3. Digester dengan menggunakan media tutup plastik.
Adapun cara pengoperasian reaktor biogas skala rumah tangga (skala kecil) yaitu:
1. Buat campuran kotoran ternak dan air dengan perbandingan 1:1 (bahan biogas).
2. Masukkan bahan biogas ke dalam reaktor melalui tempat pengisian (digester)selanjutnya akan berlangsung proses produksi biogas ke dalam reaktor.
3. Setelah kurang lebih 10 hari air yang ada di dalam manometer akan terlihat naik karena adanya biogas yang dihasilkan. Biogas sudah dapat digunakan sebagai bahan bakar, kompor biogas dapat dioperasikan.
4. Sekali-sekali water drain dibuka untuk membuang air yang ada di dalam reaktor agar terjadi penguraian yang sempurna dan gas yang terbentuk di bagian bawah naik ke atas tanpa ada penghalang.
5. Pengisian bahan biogas selanjutnya dapat dilakukan setiap pagi dan sore.Â