Mohon tunggu...
Yayuk CJ
Yayuk CJ Mohon Tunggu... Pembalap Baru

SOLI DEO GLORIA

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Bertahan di Zona Nyaman: Fenomena Job Hugging di Kalangan Pekerja Muda

26 September 2025   10:10 Diperbarui: 26 September 2025   09:05 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pekerjaan dalam industri teknologi kreatif.(DOK. Humas MNP) - money.kompas.com

Dari sini saya menyadari, job hugging tidak selalu lahir dari rasa takut. Ada kalanya kita berhenti melompat justru karena menemukan tempat yang membuat kita bertumbuh dan memberi sesuatu yang bermakna.

Bagi saya, sekolah ini bukan hanya tempat bekerja, melainkan juga ruang hidup, tempat saya mengajar, belajar, dan sekaligus bertumbuh bersama anak-anak didik. Bertahan di satu tempat selama puluhan tahun bukan berarti saya stagnan, tapi karena di sinilah saya merasa hidup saya terhubung dengan panggilan yang lebih besar.

Tips: Kapan Bertahan, Kapan Harus Melangkah?

  • Bertahan jika pekerjaan masih memberi ruang belajar, lingkungan kerja sehat, dan ada peluang berkembang.
  • Pertimbangkan Melangkah jika merasa stagnan, sering tidak dihargai, atau kesempatan di luar jauh lebih menjanjikan.
  • Evaluasi Diri secara berkala. Tanyakan pada diri sendiri: apa yang ingin saya capai dalam 3–5 tahun ke depan? Apakah pekerjaan ini mendukung?

Job hugging adalah cermin dinamika dunia kerja saat ini. Tidak selalu buruk, tidak pula selalu baik. Yang terpenting, keputusan bertahan atau pergi seharusnya didasari kesadaran, bukan sekadar ketakutan.

Pada akhirnya, bekerja bukan hanya soal mencari nafkah, tetapi juga soal tumbuh, belajar, dan menemukan makna. Apakah kita memilih job hugging atau job hopping, keduanya sah saja, selama kita tahu apa yang sedang diperjuangkan.

Ada orang yang menemukan arti hidupnya dengan melompat dari satu tempat ke tempat lain, mengumpulkan pengalaman seperti potongan mozaik. Ada pula yang justru menemukan dirinya dengan bertahan, menumbuhkan akar, dan merasakan bagaimana setiap hari kecil memberi arti besar.

Karier bukanlah lomba lari cepat, melainkan perjalanan panjang. Entah kita memilih berlari, berjalan, atau menetap, yang penting bukan seberapa jauh langkah yang ditempuh, tetapi apakah kita merasa semakin dekat dengan diri kita sendiri. Salam semangat! (Yy).

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun