Kota Malang selalu punya kegiatan publik yang seru di beberapa kawasan atau daerah tertentu di hari Minggu. Ada car free day dan pasar UMKM di kawasan Ijen Boulevard, senam ceria bersama dan pasar UMKM di lapangan Rampal, aneka promosi dan bursa kuliner di pasar-pasar tradisional, seperti di Klojen dan Oro-Oro Dowo, serta masih ada banyak kegiatan publik yang menarik.
Sebagai warga kota Malang, saya juga tertarik untuk mengunjungi tempat-tempat itu sesekali, dan yang paling sering karena dekat adalah senam dan jogging di lapangan Rampal. Setelah senam saya lebih sering duduk santai sambil menikmati bubur sumsum atau sekedar meyeruput susu segar aneka rasa.
Seringkali juga di hari Minggu, saya dan anak-anak mengunjungi Pasar Burung di kawasan Splendid atau lebih dikenal dengan Pasar Splendid. Sebuah rutinitas membeli pupuk atau kompos untuk tanaman hias sekaligus membeli pakan anabul yang bedak-bedaknya berjajar di sepanjang jalan atau akses pasar Burung, tepatnya pasar hewan peliharaan.
Pagi itu saya menyusuri Jalan Brawijaya, kawasan pasar dan kios-kios pupuk dan bunga menuju Pasar Burung. Memasuki area Pasar Burung kita melewati gapura hijau yang menyambut kita masuk dalam dunia miniatur di tengah kota. Tempat di mana warna, suara, dan kehidupan bersatu untuk menciptakan pengalaman yang tak terlupakan.
Awal Mula Lahirnya Identitas Splendid
Tahun 1940, banyak orang berkumpul di tempat ini, sebuah kawasan terbuka hijau yang banyak ditumbuhi pohon-pohon rindang. Banyak burung-burung hinggap dan berteduh di pepohonan ini.
Orang-orang ini seringkali membuat perlombaan kecil-kecilan hingga terjadi jual beli burung di tempat ini. Seiring waktu, aktivitas jual beli burung menjadi lebih terstruktur hingga tumbuh menjadi pasar burung yang dikenal sebagai cikal bakal Pasar Splendid.
Pada tahun 1960-an, sekelompok pedagang burung pun mulai berkumpul di lahan terbuka di sekitar aliran Sungai Brantas, tempat penuh pepohonan dan kicau burung alami, layaknya taman kota ini.