Mohon tunggu...
Yayuk Sulistiyowati M.V.
Yayuk Sulistiyowati M.V. Mohon Tunggu... Pembalap Baru

SOLI DEO GLORIA

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Pasar Klojen Malang: Dari Denyut Kolonial ke Denyut Kopi dan Kreativitas Kota

22 Mei 2025   00:00 Diperbarui: 22 Mei 2025   10:19 2716
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pasar Klojen yang berlokasi di Jalan Cokroaminoto, Kota Malang, Jawa Timur. (KOMPAS.com/ Nugraha Perdana ) 

Pasar tak pernah benar-benar mati. Ia hanya tidur sejenak, menanti cerita baru untuk dibangunkan.”

Masih di seputaran kawasan Alun-Alun Tugu Malang, tak jauh dari stasiun Kota Malang terdapat pasar yang jaya di era kolonial Belanda.

Kini pasar ini menjadi sentra kuliner yang menjadi tujuan wisatawan baik lokal, domestik, maupun asing, setelah sebelumnya juga mengalami era pasang surut karena situasi zaman yang tak menentu.

Pasar Klojen kini - TikTok @Zullynda
Pasar Klojen kini - TikTok @Zullynda

Di tengah denyut kota yang semakin modern, pasar ini menjadi pusat perhatian. Pasar yang viral di media sosial ini adalah Pasar Klojen.

Nama ini bukan sekadar titik di peta atau sekumpulan kios di lorong sempit. Ia adalah “fragmen sejarah kota”, ruang perjumpaan warga lintas zaman, dan kini, menjadi destinasi kuliner dan kreativitas urban yang memikat mata dan lidah.

Bagian depan pasar Klojen tahun 1930 - Dok. Tropenmuseum
Bagian depan pasar Klojen tahun 1930 - Dok. Tropenmuseum

Rencana Besar Hindia Belanda: Membangun Kota lewat Pasar

Pasar Klojen yang didirikan pada tahun 1919 ini merupakan bagian dari rancangan kolonial di kawasan elite Jalan Sophiastraat, yang kini dikenal sebagai “Jalan Cokroaminoto”. Dengan anggaran sebesar ƒ 47.000 gulden, pasar ini dibangun bukan sekadar tempat jual beli, tetapi sebagai pusat perputaran logistik dan ekonomi masyarakat multikultur: Eropa, Tionghoa, dan pribumi.

Dengan denah tertib, atap tinggi, dan ventilasi khas bangunan kolonial, pasar ini merepresentasikan gagasan kebersihan dan keteraturan Eropa dalam tata kota. Ia berdiri tidak jauh dari Balai Kota, gereja tua, dan sekolah-sekolah Belanda, membentuk pusat kehidupan kolonial Kota Malang awal abad ke-20.

Pasar Klodjen 1925 - KITLV
Pasar Klodjen 1925 - KITLV

Ketika Pasar Mulai Sunyi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun