Mohon tunggu...
Yayuk CJ
Yayuk CJ Mohon Tunggu... Pembalap Baru

SOLI DEO GLORIA

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Gereja Curahjati dan Gua Maria Jatiningrum Banyuwangi: Jejak Iman dan Budaya di Ujung Timur Jawa

1 Juli 2025   13:15 Diperbarui: 1 Juli 2025   17:42 1064
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Griya  Semedhi - Dok. Lauransia Reni

Tak jauh dari gereja, berdirilah Gua Maria Jatiningrum, tempat devosi umat Katolik yang menjadi ikon spiritual Paroki Curahjati. Dibangun pada tahun 1956 oleh Pastor Borggreve, O.Carm, dan umat setempat, gua ini awalnya dikenal dengan nama Gua Maria Waluyaning Tiyang Sakit, yang berarti “Bunda Maria penyembuh orang sakit”. Nama itu bukan sekadar simbolik, melainkan mencerminkan pengalaman umat yang menemukan penghiburan, pemulihan, dan harapan saat berdoa di sana.

Di dalam gua ini terdapat air suci yang dapat diambil dari sumur suci yang dipercaya memiliki manfaat rohani, bahkan diyakini sebagai sarana kesembuhan bagi orang yang sakit. Para peziarah biasanya menggunakan air ini sambil berdoa, sebagai wujud iman mereka akan pertolongan Bunda Maria.

Griya  Semedhi - Dok. Lauransia Reni
Griya  Semedhi - Dok. Lauransia Reni

Di sini terdapat griya semedi, tempat umat yang ingin bermeditasi atau berkontemplasi. Tempat yang sejuk, hening, dan dilingkupi suasana kedamaian. Bagi peziarah dari luar kota atau pulau dapat menginap di rumah penginapan yang sudah tersedia di tempat ini. 

Mgr. Antonius Everardo Johanes Albers, O.Carm, Uskup Malang yang meresmikan Gua Maria Jatiningaih - Dok. JA. Noertjahyo's Blog
Mgr. Antonius Everardo Johanes Albers, O.Carm, Uskup Malang yang meresmikan Gua Maria Jatiningaih - Dok. JA. Noertjahyo's Blog

Pada 15 Agustus 1956, gua ini diberkati oleh Uskup Malang, Mgr Antonius Everardo Johanes Albers, O.Carm, dan resmi menjadi tempat devosi bagi umat setempat dan sekitarnya. Tahun 1995, namanya diubah menjadi Gua Maria Jatiningrum, namun makna spiritualnya tetap mendalam.

Kini, pada Tahun Yubileum 2025, Gua Maria Jatiningrum menjadi tujuan ziarah umat Katolik dari berbagai kota di Indonesia. Ketenangan suasana, kesederhanaan bangunan, serta kekuatan doa menjadikan tempat ini sebagai oase rohani di tengah dunia yang semakin hiruk pikuk.

Ziarah Porta Sancta di Gua Maria Jatiningrum Banyuwangi 2025 - Dok. Laurensia Reni
Ziarah Porta Sancta di Gua Maria Jatiningrum Banyuwangi 2025 - Dok. Laurensia Reni

Tradisi Safari Patung Bunda Maria

Satu tradisi yang unik dan menjadi ciri khas Paroki Curahjati adalah Safari Patung Bunda Maria. Dimulai sejak tahun 2006 untuk merayakan HUT ke-50 Paroki, setiap tanggal 31 Mei, patung Bunda Maria diarak mengelilingi tujuh stasi dan pusat paroki.

Prosesi ini bukan sekadar perarakan, tapi juga menjadi ajang kebersamaan umat. Mobil pengiring dihias seperti kendaraan karnaval, dan umat dari tiap stasi memakai busana unik sesuai kreativitas mereka. Patung Bunda Maria ini adalah patung pertama yang ditempatkan di Gua Maria Jatiningrum, menjadikannya simbol sejarah dan kesetiaan umat. Devosi malam bergilir di setiap stasi mempererat tali persaudaraan lintas wilayah.

Ruang Semedhi - Dok. Laurensia Reni 
Ruang Semedhi - Dok. Laurensia Reni 

Gotong Royong sebagai Jiwa Paroki

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun