Tak jauh dari gereja, berdirilah Gua Maria Jatiningrum, tempat devosi umat Katolik yang menjadi ikon spiritual Paroki Curahjati. Dibangun pada tahun 1956 oleh Pastor Borggreve, O.Carm, dan umat setempat, gua ini awalnya dikenal dengan nama Gua Maria Waluyaning Tiyang Sakit, yang berarti “Bunda Maria penyembuh orang sakit”. Nama itu bukan sekadar simbolik, melainkan mencerminkan pengalaman umat yang menemukan penghiburan, pemulihan, dan harapan saat berdoa di sana.
Di dalam gua ini terdapat air suci yang dapat diambil dari sumur suci yang dipercaya memiliki manfaat rohani, bahkan diyakini sebagai sarana kesembuhan bagi orang yang sakit. Para peziarah biasanya menggunakan air ini sambil berdoa, sebagai wujud iman mereka akan pertolongan Bunda Maria.
Di sini terdapat griya semedi, tempat umat yang ingin bermeditasi atau berkontemplasi. Tempat yang sejuk, hening, dan dilingkupi suasana kedamaian. Bagi peziarah dari luar kota atau pulau dapat menginap di rumah penginapan yang sudah tersedia di tempat ini.
Pada 15 Agustus 1956, gua ini diberkati oleh Uskup Malang, Mgr Antonius Everardo Johanes Albers, O.Carm, dan resmi menjadi tempat devosi bagi umat setempat dan sekitarnya. Tahun 1995, namanya diubah menjadi Gua Maria Jatiningrum, namun makna spiritualnya tetap mendalam.
Kini, pada Tahun Yubileum 2025, Gua Maria Jatiningrum menjadi tujuan ziarah umat Katolik dari berbagai kota di Indonesia. Ketenangan suasana, kesederhanaan bangunan, serta kekuatan doa menjadikan tempat ini sebagai oase rohani di tengah dunia yang semakin hiruk pikuk.
Tradisi Safari Patung Bunda Maria
Satu tradisi yang unik dan menjadi ciri khas Paroki Curahjati adalah Safari Patung Bunda Maria. Dimulai sejak tahun 2006 untuk merayakan HUT ke-50 Paroki, setiap tanggal 31 Mei, patung Bunda Maria diarak mengelilingi tujuh stasi dan pusat paroki.
Prosesi ini bukan sekadar perarakan, tapi juga menjadi ajang kebersamaan umat. Mobil pengiring dihias seperti kendaraan karnaval, dan umat dari tiap stasi memakai busana unik sesuai kreativitas mereka. Patung Bunda Maria ini adalah patung pertama yang ditempatkan di Gua Maria Jatiningrum, menjadikannya simbol sejarah dan kesetiaan umat. Devosi malam bergilir di setiap stasi mempererat tali persaudaraan lintas wilayah.