Mohon tunggu...
Yayuk CJ
Yayuk CJ Mohon Tunggu... Pembalap Baru

SOLI DEO GLORIA

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Pantai Goa Cina: Jejak Laksamana, Ombak Selatan, dan Napas Budaya di Malang Selatan

24 Juni 2025   22:00 Diperbarui: 25 Juni 2025   16:15 2345
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perjalanan kali ini membawa saya menyusuri jalan berkelok dan rindang menuju pesisir selatan Kabupaten Malang. 

Sekitar dua jam dari pusat kota, melintasi Sumbermanjing Wetan, saya dan rombongan tiba di sebuah pantai yang namanya menyimpan kisah pertemuan antara alam, sejarah, dan budaya: Pantai Goa Cina.

Berada di Dusun Tumpak Awu, Desa Sitiarjo, pantai ini mungkin belum seterkenal Balekambang atau Tiga Warna. Tapi siapa sangka, tempat ini menyimpan banyak cerita, mulai dari jejak ekspedisi laut Laksamana Cheng Ho, semangat pertapaan seorang biksu, hingga suasana yang memanjakan mata dan hati.

Gerbang Tionghoa

Gerbang Pantai Goa Cina - Google maps/elvada el ummah choiro
Gerbang Pantai Goa Cina - Google maps/elvada el ummah choiro

Saat memasuki kawasan pantai, saya langsung disambut oleh gapura dengan desain khas Tionghoa. Warnanya merah menyala dengan hiasan naga dan ornamen klasik. Rasanya seperti tak sedang berada di pantai selatan Jawa, melainkan di sebuah desa pesisir di provinsi Fujian.

Gapura itu bukan sekadar penanda tempat wisata, tetapi menjadi simbol betapa kuatnya jejak budaya Tionghoa di tempat ini. Bahkan, nama pantai ini Goa Cina juga tak lepas dari warisan akulturasi dan kisah spiritual orang-orang Tionghoa yang pernah singgah di sini.

Jejak Cheng Ho: Pelaut, Penjelajah, dan Penyebar Damai

Pantai Goa Cina - Shutterstock
Pantai Goa Cina - Shutterstock

Menurut cerita yang berkembang, pada tahun 1400-an, armada besar Laksamana Cheng Ho dari Dinasti Ming pernah bersandar di pesisir ini. Kapal-kapal mereka dikabarkan rusak karena badai saat menjelajah Samudra Hindia. 

Mereka menepi, beristirahat, dan memperbaiki kapal di sekitar pantai yang kala itu dikenal sebagai Pantai Parang Dringo.

Pasirnya putih dan halus - Dok. Pribadi 
Pasirnya putih dan halus - Dok. Pribadi 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun