Awalnya tempat ini merupakan sebuah padepokan yang didirikan Mpu Sindok pada tahun 1112 Saka. Di tempat inilah Mpu Sindok mengajarkan agama Hindu kepada Prabu Sri Kameswara yang sebelumnya menganut animisme dan melatihnya bertapa serta menyucikan diri di lereng gunung Kawi.Â
Selain tempat meditasi, konon tempat ini juga merupakan tempat pengobatan orang-orang yang mengalami sakit karena berbagai hal.
Tempat Bertapa Para Raja dan Tokoh Terkemuka
Selain Prabu Sri Kameswara, Keraton Gunung Kawi ini juga merupakan area bertapa para raja yang terkenal seperti Ken Arok, pendiri Kerajaan Singasari dan mahapatih Majapahit, Gajahmada.
Eyang Djoego (1871), seorang tokoh spiritual, juga pernah melakukan ritual di Keraton Gunung Kawi dan memiliki hubungan dengan Pesarean Gunung Kawi, tempat makamnya yang berada tak jauh dari Keraton ini (di tulisan saya sebelumnya tentang Imlek di Gunung Kawi).
Pada masa kolonial Belanda, tempat ini juga merupakan tempat ziarah dan meditasi presiden pertama Bung Karno, Jendral Sudirman, dan Sudancho Supriyadi, tokoh perjuangan Indonesia.
Keraton Gunung Kawi bukan hanya tempat wisata religi, tetapi juga memiliki nilai sejarah dan spiritual yang tinggi. Lokasinya yang jauh dari keramaian dan dikelilingi hutan pinus membuatnya menjadi tempat yang tenang dan ideal untuk meditasi.Â
Keraton Gunung Kawi dikenal sebagai tempat spiritual dua tokoh keramat: Eyang Jugo dan Eyang Sujono yang dipercaya sebagai tokoh penyebar ajaran kebijaksanaan dan spiritualitas lintas etnis. Daya tarik kawasan ini bukan hanya karena aura mistiknya, tetapi juga karena sejarah panjangnya sebagai titik temu para peziarah dari berbagai latar belakang agama dan budaya.
Tempat Ibadah Lima Agama
Pura Giri Kawijayan
Pura Giri Kawijayan terletak tidak jauh dari jalan utama di dekat kompleks Keraton dan Vihara Dewi Kwan Im. Pura ini menjadi tempat sembahyang umat Hindu, terutama saat Hari Raya Galungan dan Kuningan. Arsitektur khas Bali, dengan gapura dan pelinggih sebagai tempat pemujaan.