Mohon tunggu...
Yayuk Sulistiyowati M.V.
Yayuk Sulistiyowati M.V. Mohon Tunggu... Guru - Pembalap Baru

SOLI DEO GLORIA

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Orisinalitas Gedung Cor Jesu Malang sebagai Cagar Budaya

7 Januari 2023   12:00 Diperbarui: 18 Januari 2023   14:46 3100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gedung Cor Jesu | Dok. @katolik.indo.heritage

Sebagai contoh Gedung Balai Kota Malang yang dirancang sebagai pusat pemerintahan, dengan mengkombinasikan gaya Eropa klasik yang melanda saat itu (Art Deco) dengan perpaduan atap-atap tropis yang merupakan ciri khas prototype bangunan Indonesia (Antariksa Sudikno, 6).

Perhatian Karsten terhadap iklim tropik terlihat dalam sejumlah ciri khusus, seperti jendela yang tinggi dan kisi-kisi ventilasi yang menjulang dari lantai ke langit-langit. 

Atap melebar dan melengkung tajam melindungi penghuni dari panas matahari dan musim hujan. Lorong bagian depan dan samping pada lantai dasar dan lantai pertama juga membantu mencegah panas (Indonesian Heritage, 122).

Gedung Cor Jesu | Dok. @katolik.indo.heritage
Gedung Cor Jesu | Dok. @katolik.indo.heritage

Pembangunan kota Malang sesudah ditunjuk sebagai Kotamadya (Gemeente) pada tahun 1914, adalah adanya pembangunan daerah perumahan berdasarkan kelompok etnis dan daerah permukiman bangsa Eropa (kurang lebih 2.500 jiwa) di sebelah barat daya alun-alun; Kayutangan Oro-oro Dowo, Celaket, Klojen Lor, dan Rampal.

Kawasan Celaket merupakan kawasan vital dan strategis jauh sebelum status kota Malang sebagai Kotamadya menjadikan Komplek Cor Jesu yang pada saat itu terkenal dengan bangunan Zusterschool merupakan sebuah ikon atau pusat pendidikan di kota Malang.

Kekokohan gedung yang berdiri di kawasan Celaket ini menggambarkan bahwa pendidikan merupakan hal yang penting dan sangat diperhitungkan oleh pemerintah Belanda. 

Tiga orang biarawati Ursulin yang mempunyai peran penting dalam mendirikan gedung ini adalah Suster Xavier Smets, Suster Aldegonde Flecken dan Suster Martha Biering yang datang ke Malang dari Surabaya pada 6 Februari 1900. 

Pada saat gedung ini dibangun mereka tinggal di sebuah biara di jalan Celaket dan memulai karya dengan membuka sekolah Taman Kanak-Kanak (TK) pada 1 Maret 1900.

Gedung SD Katolik Cor Jesu Malang 2022 | Dokumentasi pribadi
Gedung SD Katolik Cor Jesu Malang 2022 | Dokumentasi pribadi

Pada tahun yang sama, tepatnya 1 Mei 1900 didirikan Sekolah Dasar (SD) dan asrama putri. Pembangunan terus berlanjut dan dimulai kembali pada bulan Juni 1900 dengan menggunakan 200 orang pekerja. Tiga tahun kemudian, tepatnya pada tanggal 21 Juli 1903 berdiri Sekolah Pendidikan Guru (SPG) Santo Agustinus.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun