Mohon tunggu...
Yayuk Sulistiyowati M.V.
Yayuk Sulistiyowati M.V. Mohon Tunggu... Guru - Pembalap Baru

SOLI DEO GLORIA

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Mengintip Keberadaan Lonceng Kapel Cor Jesu Malang Sejak Tahun 1925

27 November 2022   20:45 Diperbarui: 12 Februari 2023   12:08 2277
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kapel Cor Jesu di Komplek Bangunan Cor Jesu (7 Februari 2020) | dok. pribadi

Asal mula doa Angelus dimulai dari abad ke-13 yaitu pada saat Santo Bonaventura dalam sidang umum Ordo Fransiskan menetapkan bahwa setiap senja lonceng dibunyikan agar para biarawan Fransiskan dan awam membiasakan diri menyampaikan salam kepada Yesus, yang adalah Allah yang menjadi manusia melalui rahim Maria. 

Setiap malam hari lonceng yang sama dibunyikan lagi untuk mengingatkan para biarawan dan awam akan kasih Allah yang nyata dalam Yesus dan kepengantaraan Maria dalam karya keselamatan Allah.

Kebiasaan berdoa dari para biarawan dan awam tersebut terus dilakukan dan berkembang hingga abad ke-14. Pada awal abad ini, lonceng “Ave Maria” (artinya saatnya menaikkan Doa Angelus) ini bahkan sudah dilakukan juga pada pagi hari. 

Pada abad ke-14 di Prancis dibiasakan juga untuk membunyikan lonceng “Ave Maria” ini pada siang hari. Waktu siang ini awalnya dilakukan hari Jumat saja, lama-kelamaan dilakukan setiap hari hingga menjadi kebiasaan di negara manapun di dunia termasuk Indonesia.

Bagi umat Katolik doa Angelus mempunyai makna tersendiri. Doa Angelus didoakan pada jam 6 pagi adalah untuk menghormati kebangkitan Yesus, didoakan pada jam 12 siang untuk menghormati sengsara Yesus dan didoakan jam 6 petang untuk menghormati misteri inkarnasi (Allah menjadi manusia: Yesus). 

Dengan sendirinya ketika lonceng gereja dikumandangkan pada jam-jam tersebut, seluruh umat Katolik serentak menghentikan semua aktivitas untuk berdoa Angelus. 

Ibu Lucia seorang karyawati bertugas membunyikan lonceng dari balkon lantai 2 Kapel Cor Jesu – Pk. 12.00 WIB (10 Februari 2020) |  dok. pribadi
Ibu Lucia seorang karyawati bertugas membunyikan lonceng dari balkon lantai 2 Kapel Cor Jesu – Pk. 12.00 WIB (10 Februari 2020) |  dok. pribadi
Pola Dentang Lonceng 

Pola bunyi lonceng menunjukkan gambaran tentang cara berdoa Angelus atau doa Malaikat Tuhan yang didoakan sepanjang tahun dan diganti dengan doa Regina Caeli atau doa Ratu Surga selama masa Paskah, yaitu pola 3-3-3-9/12 dengan penjabaran sebagai berikut:

Teng 3x (dentangan pertama)
Umat berdoa : Maria diberi khabar oleh Malaikat Tuhan, bahwa ia akan mengandung dari Roh Kudus. Salam Maria…

Teng 3 x (3 dentangan kedua)
Umat berdoa : Aku ini hamba Tuhan, terjadilah padaku menurut perkataanMu. Salam Maria…

Teng 3x (3 dentangan ketiga)
Umat berdoa : Sabda sudah menjadi daging, dan tinggal di antara kita. Salam Maria…

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun