Mohon tunggu...
Yuzelma
Yuzelma Mohon Tunggu... Guru - Giat Literasi

Ilmu adalah buruan, agar buruan tidak lepas, maka ikatlah dengan menulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Indahnya Masa SMA

2 September 2017   15:40 Diperbarui: 2 September 2017   16:14 2565
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Banyak anggapan yang mengatakan masa SMA adalah masa yanng paling indah dan masa yang paling keren. Semua kenangan tertumpuk dimasa-masa SMA. Dimulai  dari mengerjakan PR secara berjamaah, menyenangi mata pelajaran yang gurunya jarang hadir, mencuri-curi waktu untuk duduk di kantin sekalipun itu di jam pelajaran, pamit dari rumah ke orang tua mau belajar di sekolah, namun terkadang sambil diperjalanan, berdoa semoga guru "A"  tidak datang, karena PR belum selesai, atau ada jadwal ulangan, atau  bisa jadi hari itu belajar mata pelajaran yang tidak disukai.

Paling semangat kalau ada jadwal rutin gotong royong,  " ada celah untuk duduk ke kantin, bahkan kesempatan besar untuk lirik-lirik pasangan yang disukai". Padahal kalau disuruh betul untuk gotong royong cenderung untuk mencari celah agar bisa kabur.

Menodai meja dengan rumus kimia, rumus fisika dan matematika adalah rutinitas yang tak pernah dilupakan saat akan ujian, dengan  satu alasan "ntar lupa". Bahkan di rumah semua dinding sudah ditempeli dengan rumus-rumus tersebut. Satu niat asal melihat ke dinding  rumus bisa terbaca.

Guru yang paling disukai adalah guru yang jarang memberikan latihan, PR dan ujian. Guru favorit adalah guru yang selalu menyuruh mencatat dan kemudian gurunya duduk di kantor.  Bebas merdeka , itulah kata mereka. Siswa yang rajin akan terus mencatat sampai selesai. Siswa  yang suka tidur , tidak mau kehilangan  moment untuk meneruskan bakat tidurnya.  Siswa yang suka bercerita akan membentuk konferensi meja bundar dan meneruskan diskusi-diskusi hangatnya. Tinggalah yang bekerja itu si  tukang catat  di papan tulis dan beberapa siswa teladan yang selau patuh dengan aturan akademis.

Saat akan ujian semeter banyak perempuan-perempuan di kelas yang menjerit karena kehilangan buku catatan.  Apalagi siswi yang memiliki tulisan yang rapih dan bersih. biasanya catatan itu akan ketemu sendiri di dalam laci meja saat ujian sudah selesai.

Masa-masa SMA adalah masa dimana sebagian besar siswa-siswinya  memiliki penglihatan yang tajam, bahkan mampu menembus dalam radius beberapa meter. Mampu membaca tulisan temannya, sekalipun tulisan itu sangat kecil. Ketajaman penglihatan ini  biasanya terasah saat ujian.  selain mempunyai ketajaman penglihatan, siswa SMA saat itu mampu berkomunikasi dengan bahasa isyarat , bertindak sebagai pemberi isyarat dan sebagai penerima isyarat, biasanya ini juga  berlaku saat ujian.  Kalau soalnya berbentuk pilihan ganda, jawaban A, B, C, D dan E, memiliki isyarat tertentu. Cukup jari-jari tangan yang bermain dan tanpa bersuara.  Guru pengawas  bingung, mau membuat berita acara kecurangan, karena tidak ada  bukti fisik.

Hal yang tidak terlupakan, masa SMA adalah masa dimana saling menyukai dengan lawan jenis, baik itu dengan teman satu kelas, adek kelas dan senior.  Dulu... banyak cara yang dilakukan untuk mengungkapkan rasa suka dengan lawan jenis.  Bagi  jiwa-jiwa yang pemberani, biasanya secara langsung mengungkapkan perasaan kepada orang yang disukaimya.

Sipemalu cenderung menahan diri, mencoba-coba mencari jalan keluar, sangat berhati-hati agar jangan sampai ada orang yang tahu. Biasanya meminjam catatan atau buku orang yang disukai, saat akan mengembalikan dia menyelipkan sebuah amplop yang bermotif bunga  dan beraroma harum . Sipemalu biasanya akan menuliskan semua isi hatinya penuh perasaan, untung-untung itu tulisan bisa juga dibaca oleh penerima dengan penuh perasaan.

Masih untung sipemalu yang mau menuangkan isi hatinya  dalam bentuk untaian kalimat-kalimat manis dan dibumbui  dengan kalimat-kalimat mutiara dan  pantun-pantun yang menggoda. eih... terkadang si pembaca tersipu-sipu malu dan merasa-rasa, walau terkadang itu surat tanpa nama alias surat kaleng.  masih untung  yang mengirim surat adalah orang yang selama ini diimpikan, kalau tidak? astaga , pasti mengamuk sendiri.

Kondisi terparah dirasakan, saat suka --sama suka,  namun tidak ada celah untuk mengungkapannya, satu tahun berlalu, kemuduian naik ke kelas dua, tak  terasa akhirnya selesai juga EBTANAS. Rasa suka akhirnya dibawa bersama asa, dibawa kemana-mana, dengan harapan muncul tiba-tiba. Menyedihkan sekali akhirnya rasa suka itu terpendam dalam waktu yang sangat lama, bisa jadi suatu saat akan menjadi bom waktu bagi yang menyimpannya. Inilah kata orang" cinta monyet". Walau cinta monyet sering tak bisa dilupakan.

Tidak bisa dipungkiri dibalik kondisi di atas, masa SMA adalah masa optimis untuk menggapai masa depan. Masa SMA adalah jembatan yang akan menghubungkan siswanya untuk menggapai kehidupan yang sebenarnya. Banyak juga ditemui kesuksesan seseorang sudah dientukan dari keseriusannnya melewati masa di SMA.   Walau secara psikologis masa SMA adalah masa yang rawan kematangan psikologis, mudah terombang ambing dan jatuh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun