Mohon tunggu...
Yuzelma
Yuzelma Mohon Tunggu... Guru - Giat Literasi

Ilmu adalah buruan, agar buruan tidak lepas, maka ikatlah dengan menulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

20 Menit Bersama Sopir Taksi Wanita

9 Januari 2017   22:40 Diperbarui: 11 Januari 2017   03:00 1308
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Tribunnews.com

Sebelumnya bekerja sebagai sopir taksi  ibu bekerja dimana? saya kemudian bertanya lagi dengan penuh penasaran.

Tidak lama setelah itu,  si ibu sopir menjawab dengan nada datar, sopir juga bu. pandangannnya lurus ke depan. Merasa tidak enak bertanya profesi terus saya mengalihkan cerita ke yang lain, yaitu tentang kemacetan di kota saya.

Ibu kerja dimana? Si ibu kemudian balik menanyai saya dengan agak menoleh ke belakang karena pas di lampu merah.

Setelah menjelaskan profesi saya sebagai guru, kemudian saya balik bertanya. Berapa orang putranya bu?

Dengan penuh hati-hati saya balik bertanya ke ibu sopir taksi. Saya tidak mengira dia menoleh kebelakang dengan tersenyum . Saya punya anak 3 bu. Yang tua sudah kuliah di perguruan tinggi negeri di kota ini. Nomor 2 sekolah disalah satu SMA favorit di kotaku. No 3 di SMP favorit di kotaku.

Menjadi tanda tanya bagi saya, anak seorang sopir taksi bisa sekolah di sekolah favorit. Tentu suaminya termasuk kategori berduit. Bisa jadi dia menjadi si ibu  sopir taksi hanya untuk mengisi waktu luang saja.

Saat pertanyan demi pertanyaan timbul dalam fikiran saya, si ibu sopir taksi kemudian berkata ”suami saya sudah meninggal 7 tahun yang lalu bu. dia mengalami kecelakan dan meninggal di tempat".

Pertanyaan demi pertanyaan dalam benak saya saya akhir terjawab dengan sendirinya, dengan mulainya seorang sopir taksi terbuka bercerita dengan saya.

Bagaimanakah caranya dia bisa mengelola finansialnya sebagai sopir taksi yang mempunyai anak tiga dan bisa menyekolahkan anak-anak mereka di perguruan tinggi dan sekolah favorit di kota? Bak seorang penggali berita, saya mencoba untuk mempelajarinya, dari cerita-cerita beliau kesehariannya.

Jadi selama 6 tahun belakangan ini,  ibu sudah menjalani profesi sopir taksi untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga dan sekaligus befungsi sebagai bapak? Nafas saya mulai sesak seperti orang yang sudah berjalan cepat sejuah 5 Km.

Ya betul bu, ibu sopir taksi mulai meyakinkan saya, kemudian tanpa diminta, si ibu mulai membeberkan rahasianya bagaimana mengelola keuangannya demi menghidupkan ketiga anaknya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun