Mohon tunggu...
yustiana yayuk
yustiana yayuk Mohon Tunggu... Administrasi - IRT

emak bekerja yang tak ingin ketinggalan belajar menulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Nyepi Sebentar Lagi...

13 Maret 2018   08:47 Diperbarui: 13 Maret 2018   09:06 447
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Nyepi tahun 2018 ini akan jatuh pada tanggal 17 Maret 2018. Ada serangkaian kegiatan upacara yang diselenggarakan mendahului ibadah Nyepi itu sendiri. Yang sering saya saksikan adalah upacara Melasti, dimana serombongan umat Hindu setiap Banjar atau Pura pergi ke segara atau pantai untuk melakukan kegiatan ritualnya. Melihat arak-arakan warga dengan baju sembahyang yang biasanya terdiri dari kain khas Bali dan kebaya atau kemeja putih dengan segala perangkat sembahyang, ada nuansa yang susah saya gambarkan, antara nuansa magis yang kental, unsur seni dan rasa kagum dengan ketaatan dan ketelatenan mereka dalam menjalankan setiap tahapan ibadah.

Rangkaian kegiatan setelah Melasti adalah Tawur Kesanga, dilakukan di setiap rumah, pura atau Banjar dengan memercikkan air di halaman atau setiap sudut rumah dan  membunyikan alat sebagai simbol mengusir Butha Kala atau hal-hal buruk.  Yang unik sebelum Tawer Kesanga ini biasanya didahului dengan pawai atau mengarak ogoh-ogoh. 

Ogoh-ogoh ini semacam boneka raksasa (bisa sebesar mobil atau truk) dengan bentuk yang aneh-aneh. Saya sering naik motor keliling beberapa Pura besar untuk mengintip bentuk-bentuk ogoh-ogoh, lebih sering berbentuk monster buruk rupa atau butho seram, doraemon dan spongebob. Tapi pernah juga liat ogoh-ogoh dengan wajah serupa George Bush atau maksudnya George Bush. Jadi bisa dibayangkan kalau boneka segede truk diarak sepanjang jalan raya, sangat menarik perhatian dan memaksa orang untuk tidak berhenti menyaksikan,  sudah pasti berefek timbul kemacetan.

Pelaksanaan Hari Nyepi Tahun Caka 1940 atau tahun 2018 ini telah dikeluarkan rambu-rambunya oleh Majelis-majelis Agama dan Keagamaan Provinsi Bali dalam bentuk himbauan antara lain :

  • Rangkaian Nyepi untuk umat Hindu meliputi Melasti, Pengerupukan, Sipeng (amati geni, amati karya, amati lelungan, amati lelaungan)  dan Ngembak Geni;
  • Bagi umat lainnya wajib menjaga dan menghormati Hari Raya Nyepi;
  • Lembaga Radio dan Televisi tidak diperkenankan untuk bersiaran selama pelaksanaan Nyepi dari hari Sabtu, 17 Maret 2018 jam 18.00 Wita sd Minggu, 18 Maret 2018 jam 06.00 Wita;
  • Provider penyedia jasa seluler harus mematikan data selular (internet) selama Nyepi berlangsung;
  • Masyarakat tidak boleh menyalakan petasan, pengeras suara, bunyi-bunyian dan sejenisnya yang sifatnya menganggu kesucian Nyepi dan ketertiban umum;
  • Tidak diperkenankan menyelenggarakan paket hiburan Nyepi bagi hotel-hotel dan jasa hiburan lainnya yang ada di Bali.

Buat warga Bali yang tidak merayakan Nyepi sebaiknya turut mempersiapkan  agar selama Nyepi berlangsung tetap bisa menjalani hari dengan nyaman. 

Semoga sedikit tips di bawah ini bisa membantu :

  1. Bila memungkinkan lebih baik mudik atau keluar dari wilayah Bali sehari sebelum Nyepi, misalnya Nyepi jatuh pada hari Sabtu maka sebisa mungkin anda berangkat pada hari Kamis atau maksimal Jumat pagi. Hal ini karena hari Jumat bandara akan ditutup pada sekitar sore hari namun akses menuju ke tempat-tempat strategis bisa jadi telah tertutup karena ada pawai arak-arakan ogoh-ogoh yang potensial menimbulkan kemacetan. Selain itu akses menuju pelabuhan penyeberangan Gilimanuk dipastikan terjadi antrian panjang kendaraan yang akan menyeberang keluar Bali. Jadi harus atur strategi dan berhitung dengan waktu agar tidak terjebak dalam kemacetan dan terhambat perjalanan ke tempat tujuan.
  2. Bagi yang tetap ingin tinggal di Bali sebaiknya menyiapkan persediaan makan yang cukup dan tahan lama beberapa hari sebelumnya. Pengalaman berbelanja H-1 hampir semua supermarket atau mini market diserbu pengunjung, yang telat berbelanja mungkin akan menemukan kondisi rak-rak makanan yang kosong nyaris tak bersisa. Rasanya Nyepi hanya sehari tapi masyarakat seperti kalap menyimpan makanan seolah mau nyepi sebulan.
  3. Bila memiliki anak kecil, orang tua harus kreatif menyiapkan  paket 'pengalih perhatian', baik permainan, buku cerita, down load film yang menarik maupun makanan yang disukai anak-anak. Mengingat peraturan Nyepi tahun ini bahwa internet pun dinonaktifkan, pasti 24 jam di rumah tanpa kegiatan akan terasa membosankan.  
  4. Malam hari mungkin waktu yang dikhawatirkan karena gelap dan sunyi, bagi yang punya anak kecil bisa menyiasati dengan memanfaatkan satu ruang tengah dimana akses cahaya tak bisa masuk maupun keluar, kemudian nyalakan lampu sangat kecil. Bila masih ada cahaya yang kemungkinan keluar maka tutuplah dengan kain tebal atau karton hitam dimana cahaya tidak bisa menembusnya. Kondisi gelap sangat memungkinkan kilau  nyala HP saja bisa memancarkan cahaya terang benderang. Pecalang (tim kemanan) bisa jadi akan datang menegur kondisi seperti itu.
  5. Pada hari Minggu jam 06.00 Wita, aktivitas sudah kembali normal, namun biasanya pasar/toko belum buka. Arus balik warga yang sempat mengungsi keluar Bali mulai meramaikan jalanan untuk kembali ke tempat semula.

Rahajeng Rahina Nyepi semeton sareng sami...

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun