Mohon tunggu...
RF K0mp4si4n4
RF K0mp4si4n4 Mohon Tunggu... Insinyur - Electrical Engineering

Yusuf Rafif - Hanya seorang manusia yang mencoba untuk beradaptasi dengan perubahan zaman dan kondisi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Seperti apa itu PHP2D? Kegiatan yang Mirip KKN tapi Bukan KKN Desa Penari

17 Mei 2022   12:15 Diperbarui: 17 Mei 2022   23:52 653
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Melimpahnya tanaman kelor di Pilangrejo (Sumber: Dokumentasi tim PHP2D UKM KPM)

Mahasiswa menjadi sosok yang diharapkan menjadi agent of change di mata masyarakat. Yaitu sosok yang menginisiasi solusi permasalahan di masyarakat melalui daya pikir dan daya kreatifitasnya. Sehingga membawa dampak kebermanfaatan di sekitarnya.

Untuk bisa mencapai hal itu, diperlukan penguasaan softskill dan hardskill serta kemampuan melihat dan menganalisis kondisi masyarakat sekitar. Kemampuan-kemampuan tersebut bisa dikembangkan melalui kegiatan PHP2D, yaitu Program Holistik Pembinaan dan Pemberdayaan Desa. Kegiatan ini dilakukan oleh mahasiswa melalui Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) dan atau Lembaga Eksekutif Mahasiswa. Mahasiswa pelaksana PHP2D diharapkan mampu menumbuhkembangkan rasa peduli dan kontribusi aktif kepada masyarakat desa agar terbangun desa binaan yang aktif, mandiri, berwirausaha dan sejahtera.

Di sisi lain, masyarakat desa diharapkan mampu menemukan dan mengembangkan potensi yang sudah ada untuk diwujudkan menjadi kegiatan nyata atau mengembangkan kegiatan yang telah dirintis masyarakat menjadi lebih berkembang dan bermanfaat sehingga dapat mewujudkan ketahanan nasional di wilayah Republik Indonesia.

Kegiatan ini sama seperti halnya Kuliah Kerja Nyata atau yang familiar disebut KKN  (Walau tentunya berbeda kkn Desa Penari). Akan tetapi dengan skema yang lebih eksklusif dan rentang waktu yang lebih lama. Kenapa lebih ekslusif, Hal ini dikarenakan kegiatan yang diselenggarakan oleh Kemendikbudristek ini dituntut untuk mampu menyelesaikan permasalahan spesifik melalui solusi baru yang komprehensif sehingga membawa dampak signifikan di masyarakat dengan waktu penyelesaian 5 bulan. Permasalahan tersebut terbagi ke dalam ruang lingkup antara lain, 1) Pengentasan Kemiskianan, 2) Kesehatan, 3) Pendidikan, 4) Ketahanan dan Keamanan Pangan, 5) Energi Baru dan Terbarukan, 6) Lingkungan dan Keanekaagaman Hayati, 7) Mitigasi Bencana, 8) Budaya dan Seni, 9) Industri Kreatif, 10) Pariwisata, dan 11) Manufaktur. Dengan waktu yang lebih lama, pelaksana kegiatan dapat melakukan eksplorasi terkait dengan eksekusi permasalahan dan  merancang rencana tindak lanjut bagi masyarakat sasaran.

Melimpahnya tanaman kelor di Pilangrejo (Sumber: Dokumentasi tim PHP2D UKM KPM)
Melimpahnya tanaman kelor di Pilangrejo (Sumber: Dokumentasi tim PHP2D UKM KPM)

Di tahun 2021 yang lalu, Saya yang tergabung dalam UKM KPM atau Kelompok Penelitian Mahasiswa di kampus UMY tiba-tiba ditarik atau diikutkan ke dalam tim PHP2D ini. Tim ini mengajukan gagasan pemberdayaan bertajuk "Pengentasan Kemiskinan Warga Desa PIlangrejo melalui Agroindustri Kelor Terintegrasi Berbasis Supply Chain Management. Gagasan ini berangkat dari potensi desa Pilangrejo di Kabupaten Gunungkidul yang banyak terdapat tanaman kelor. Sedangkan, Di desa tersebut rata rata masyarakatnya berpendapatan rendah, dibawah UMK Kab. Gunungkidul yang tidak sampai 2 juta pada tahun 2020. Sementara itu, dewasa kini tanaman atau produk dari kelor mulai dicari dikarenakan khasiat dan manfaatnya. Sehingga harapannya dengan gagasan ini dapat mengedukasi warga tentang potensi tanaman kelor dan mengangkat perekonomian warga di sana melalui agroindustri tersebut.

Alhamdulillah dari gagasan yang diajukan ternyata lolos pendanaan Kemendikbud hingga gagasan ini dapat dieksekusi di lapangan. Banyak sekali kegiatan yang dilakukan bersama dengan masyarakat. Mulai dari sosialisasi dan edukasi, penanaman dan pembibitan, pengolahan produk, pengemasan, pelatihan dan sebagainya. Perlahan demi perlahan masyarakat dapat memahami tujuan dari program yang sedang dilaksanakan, dan mereka mulai menyadari potensi tanaman kelor.  Hingga pada akhirnya masyarakat dapat melakukan produksi serbuk kelor dan mengolahnya menjadi produk olahan

Pembuatan olahan kelor oleh Ibu-Ibu (Sumber: Dokumentasi Tim PHP2D UKM KPM)
Pembuatan olahan kelor oleh Ibu-Ibu (Sumber: Dokumentasi Tim PHP2D UKM KPM)

Sementara itu, perjalanan yang saya dan tim lalui ternyata membuahkan hasil. Program yang kami gagas, ternyata tembus ke nominasi nasional yang disebut sebagai Program Abdidaya. Program Abdidaya menominasikan 3 kategori program yaitu PHP2D, P3D dan Wiradesa. Pada Kategori PHP2D terbagi lagi menjadi kategori Support System, Lembaga Mitra Desa (LMD), Dosen Pendamping, Organisasi Mahasiswa (Ormawa). Dan bagaimana rasanya tiba-tiba dengan perjuangan selama 5 bulan yang penuh drama itu membuahkan hasil Juara 2 Kategori Dosen Pendamping dan Juara Favorit Kategori Support System. Bener-bener gak karuan rasanya, antara bahagia, senang, terharu, bisa sampe 5 bulan ini mendatangkan dampak yang berarti.

Apresiasi tim (Sumber: Instagram LPKA UMY)
Apresiasi tim (Sumber: Instagram LPKA UMY)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun