Mohon tunggu...
Yusuf Ari Bahtiar
Yusuf Ari Bahtiar Mohon Tunggu... Freelancer - Sabar iku ingaran mustikaning laku

Nikmati proses dan syukuri Nikmat yang telah diberikan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Bahagia Itu Sederhana, Kuncinya hanya Satu

10 Mei 2022   19:26 Diperbarui: 12 November 2022   06:35 239
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bahagia itu sederhana, iya atau bukan yaa?

Semua itu kembali lagi kepada masing-masing individu dalam mencerna dan merasakan arti dari kehangatan kebahagiaan. Tak semua yang dirasakan seseorang dengan orang lain itu bisa sepadan. Bahkan tidak mudah disamaratakan untuk setiap lapisan sanubari.

Iya, memang bukanlah perkara mudah untuk merasakan kebahagiaan. Banyak sekali proses yang harus dilalui, rintangan yang harus dihadapi, bahkan banyak masalah yang harus dicarikan solusinya. Setelah semua itu berhasil dilalui, ooo pastinya sangat memuaskan. Membuat keadaan yang murung bisa kembali ceria lagi.

Susah atau senang memiliki keuntungan masing-masing. Ketika sedang diuji dengan kondisi yang kurang menyenangkan, hati akan mulai berpikir lebih dalam. Apakah jalur yang kita lalui sudah benar atau masih ada yang kurang sesuai? Kok hasil yang diterima tidak sesuai harapan.

Baca Juga : Jangan Dibaca Kalau Kamu Gak Mau Makin Galau

Iya benar, setiap orang memiliki harapan yang tidak lain ingin hidup sukses dengan bergemilang harta. Bisa membeli semua barang yang diinginkan dan pergi liburan ke tempat yang telah direncanakan. Akan tetapi, yang perlu diketahui dan dipahami, manusia itu bisa merencanakan harapan-harapannya, namun yang mengabulkan dan mewujudkan semua harapan adalah Tuhan.

Jika dipikir ulang, kenapa harus selalu memohon kepada Tuhan? 

Lihat saja banyak yang tidak bertuhan, malah memiliki kehidupan yang mulia. Harta melimpah ruah bahkan aset yang dimiliki tersebar dimana saja.

Buat iri hati saja kan? 

Lalu sempatkah kita berpikir apa yang sedang mereka rasakan dengan harta yang melimpah ruah itu? Bahagia..? Senang..? Mulia..?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun