"Yang sering terlupa adalah middle ground, yaitu pihak yang bisa memahami bahasa pemerintah sekaligus mengerti nilai-nilai ideologis seniman. Bandung butuh peran ini agar kolaborasi berjalan lebih sehat," katanya.
Ia juga menekankan bahwa budaya harus ditempatkan sebagai nilai dasar pembangunan, bukan hanya sebagai pelengkap atau sekadar penghias kota.
"Budaya bukan benda, bukan sekadar indeks kemajuan kebudayaan. Budaya adalah indeks kemajuan manusia. Orang Bandung harus tahu rasanya jadi orang Bandung, dengan segala keberagaman di dalamnya," katanya.
Forum yang digelar Pemkot Bandung ini juga dihadiri akademisi, praktisi, pengamat seni dan  sejumlah tokoh seni budaya lainnya, antara lain Mat Don, tony Brur, sastrawan Ahda Imran dan Zulfa Nasrulloh. Diskusi curah gagasan  berlangsung hangat dengan menekankan pentingnya kolaborasi untuk merawat identitas Bandung sebagai kota kreatif, inovatif yang inklusif.
Pertemuan ini diharapkan dapat menjadi langkah awal bagi pemerintah kota dan seniman bisa gawe bareng menata kota dengan karya kreatif dan inovasinya dalam mengembangkan potensi seni dan budaya Kota Bandung
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI