Mohon tunggu...
Yusuf Arifai
Yusuf Arifai Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis | Photografer

Mengabadikan Momen Kehidupan Lewat Tulisan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kisah Pilu Penerima Zakat Lazis Asfa-Ma'had Aly Al-Tarmasi Pacitan

20 Maret 2023   23:52 Diperbarui: 21 Maret 2023   00:03 496
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Waginem (69) menerima zakat uang tunai dari Lazis Asfa. (FOTO: Yusuf Arifai) 

Kisah pilu yang diungkapkan para fakir, miskin dan sabilillah penerima (mustahiq) zakat Lazis Assalam fil Alamin (Asfa) yang didistribusikan oleh mitra Ma'had Aly Al-Tarmasi Perguruan Islam Pondok Tremas Pacitan, Jawa Timur membuat hati cukup trenyuh. 

Pasalnya, zakat berupa paket sembako dan uang tunai yang mereka terima sangat membantu memenuhi kebutuhan sehari-hari. Para mustahiq rata-rata telah lanjut usia (Lansia) dan hidup di bawah garis kemiskinan. Jangankan penghasilan, bekerja saja sudah tidak mampu. 

Seperti diungkapkan warga Desa Kalikuning, Kecamatan Tulakan bernama Sakiyem salah seorang mustahiq. Janda renta berusia 76 tahun kini hidup sebatang kara. Tubuhnya yang jompo nampak lemah lunglai. Ia hanya bisa pasrah sambil menunggu uluran tangan tetangganya. 

Pun Sakiyem bertempat tinggal di pelosok kampung pegunungan. Jalan setapak menuju rumahnya itu kerap tak dapat dilalui kendaraan bermotor saat musim hujan. Kondisi senjanya benar-benar terpuruk. 

"Matur nuwun, Gusti ingkang mbales. Kula pun jempo, mlampah mawon mboten saget. Maem diparingi tangga (terima kasih, semoga Allah SWT membalas), saya sudah renta, jalan saja nggak mampu. Makan dikasih tetangga," ujarnya, Senin (20/3/2023). 

Senada dikatakan mustahiq zakat di Desa Klepu, Kecamatan Donorojo bernama Waginem (67). Gejala stroke dan penyakit darah tinggi yang diderita sejak lama membuatnya tidak kuat bekerja. 

Janda ini hidup sebatang kara dan hidup di dalam rumah kecil berukuran 4x6 meter persegi. Dindingnya hanya terbuat dari kalsibot beratap asbes. Sedangkan lantainya masih tanah. 

Lebih mirisnya lagi, Waginem merupakan penyandang tuna rungu. Untuk berbicara dengannya, mesti dengan nada agak keras dekat kuping. 

"Maturnuwun, bisa tuku gabah kanggo mangan. Aku budheg, ra krungu opo-opo (terima kasih, bisa buat beli beras. Saya sudah tuli, nggak dengar apa-apa," katanya usai menerima zakat tunai dari Lazis Asfa. 

Hadirnya Lazis Asfa seakan membawa angin segar para fakir, miskin dan dhuafa. Paket sembako berupa beras, minyak, tepung, susu kaleng, gula pasir, teh dan kopi sangat berarti bagi mereka. 

Sementara, zakat berupa uang tunai dari Lazis Asfa bisa menunjang kebutuhan sehari-hari. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun