Mohon tunggu...
Yusuf Dwiyono
Yusuf Dwiyono Mohon Tunggu... profesional -

Kumpul sama orang gila nggak ketahuan warasnya ......\r\nKumpul sama orang waras, baru ketahuan gilanya .......\r\n(Albert Kenthir)

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

[FISUM] Surprise yang Gagal

18 Juli 2012   13:26 Diperbarui: 25 Juni 2015   02:49 211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Yusuf Dwiyono (196)

Seperti biasanya, Amir pulang menjelang maghrib. Karena pintu depan terkunci (sebenarnya bukan terkunci, tapi memang dikunci dari dalam kali ya), Amir menuju pintu belakang. Sembari berjalan, Amir melihat si Manis, kucing kesayangannya sedang mengacak-acak bak sampah. Memang terlihat bak sampah terguling dengan sampah berserakan ke mana-mana.

“Aduh si Manis …., kok sampahnya diberantakin sih! Emang nggak ada kerjaan apa?” kata Amir sambil membetulkan letak bak sampah.

Si Manis malah bengong. Mungkin kurang begitu paham omongan majikannya. Atau mungkin malah berpikir kalau majikannya lagi senewen.

“Gara-gara kamu jadi nggak surprise dong, kalau istriku lagi masak besar!”

Si Manis masih tetap bengong sambil matanya memandang heran ke arah Amir. Sambil cengar-cengir kegirangan Amir menuju pintu, membuka, dan mengucapkan salam.

“Assalamu’alaikum …..”

“Wa ‘alaikum salam …. ,” jawab istrinya dari dapur.

“Kok pintu depan dikunci Bu?”

“Habis anak-anak pada di kamarnya Pak. Saya di dapur, jadi pintu saya kunci saja,” jawab istrinya sambil masih memasak di dapur.

“Nggak masalah sih, tapi jadi nggak surprise ya Bu?”

“Surprise apanya sih Pak. Jadi nggak ngerti saya ..”

“He he he …, Ibu bisa aja nih,” kata Amir langsung masuk kamar.

***

“Pak …, makan malam sudah siap nih. Mau makan nggak?”

“Mau dong Bu. Sudah ngiler nih dari tadi,” jawab Amir keluar dari kamar.

Istri dan kedua anaknya ternyata sudah duduk menunggu di kursi ruang makan. Setelah duduk, Amir agak heran melihat menu yang ada di meja makan.

“Lho bu …, kok menunya cuma ini?”

“Ya memang cuma ini, emang maunya menu yang mana Pak?”

“Ah Ibu ini paling suka becanda, kan tadi saya sudah bilang kalau sudah nggak surprise lagi.”

“Bapak kali yang becanda, surprise apanya?”

“He he he, lauk ayamnya mana Bu?”

“Ayam yang mana Pak? Lauknya ya memang cuma ini, tempe sama tahu goreng. Sayurnya spesial buat Bapak, tumis kangkung,” jawab istrinya sambil mengambilkan nasi buat Amir, suaminya.

“Kenapa mesti diumpetin sih lauk ayamnya Bu?” tanya Amir penasaran.

“Pak …, siapa yang ngumpetin lauk ayamnya sih Pak?”

“Lha tadi di tempat sampah, saya lihat banyak bulu ayam. Hayo … ngaku saja,” kata Amir sambil cengengesan.

“Oh …., bulu ayam itu,” istrinya tertawa terpingkal-pingkal.

“Kenapa tertawa Bu?”

“Itu bukan bulu ayam menu malam ini Pak,” jelas istrinya masih tertawa, lalu lanjutnya.

“Bulu ayam yang berserakan di tempat sampah itu sebenarnya adalah kemoceng (Jawa: sulak) bulu ayam yang rusak karena tadi siang dimainin anak-anak …..”

***

Untuk membaca karya peserta lain silahkan menuju akun Cinta Fiksi dengan judul : Inilah Perhelatan & Hasil Karya Peserta Event Fiksi Humor

Silahkan bergabung di FB Fiksiana Community

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun