Sebuah Pengantar
Meskipun Christmas Island merupakan wilayah dari Australia Barat, namun letak geografisnya berada sangat dekat dengan pulau Jawa. Berada di samudra Hindia di sebelah barat daya Pulau Jawa dengan jarak sekitar 500 km dari kota Jakarta.

[caption id="attachment_171750" align="alignleft" width="200" caption="Salah Satu Perangko Christmas Island dengan Gambar Kapal Royal Mary"]

Penjelajahan darat pertama ke pulau ini yang tercatat pada tahun 1688 yang dilakukan oleh kelompok bajak laut Inggris, Cygnet, yang dikirim oleh William Dampier, meskipun penjelajahan mereka banyak mengalami kesulitan karena terhalang tebing yang curam dan hutan lebat.
Tahun 1888 Christmas Island dinyatakan bagian dari Dominion Inggris. Selanjutnya pada tanggal 1 Januari 1958, Christmas Island, menjadi bagian dari Singapura. Pada tanggal 1 Oktober 1958, kepemilikan pulau ini adalah Australia.
Pada saat ditemukan, pulau ini tidak dihuni oleh manusia (ini baru bisa dinamakan sebuah penemuan, berbeda dengan “penemuan” Columbus atas benua Amerika yang telah dihuni oleh manusia). Penghuni awal pulau ini adalah para pekerja tambang yang berasal dari Singapura dan Malaysia atas prakarsa pemerintah kolonial Inggris. Namun sekarang pulau ini telah dihuni sekitar 3.000 jiwa dari berbagai etnis di dunia dengan mayoritas Australia, China Melayu, dan keturunan Malaysia-Singapura. Tak heran kalau papan-papan informasi di pulau ini banyak yang menggunakan tiga bahasa, yaitu Inggris, China, dan Melayu (bukan Indonesia lho).


Hasil tambang utama pulau ini adalah fospat, yang selanjutnya diolah menjadi pupuk. Pertambangan fosfat dulunya merupakan satu-satu pemasukan yang sangat berarti bagi penduduk pulau ini. Namun dalam perkembangnya, pulau ini menjadi bagian yang menarik dari dunia pariwisata (meskipun sebenarnya tidak ada pemandangan alam yang indah di pulai ini). Saya juga pernah membaca sebuah artikel yang menyebutkan bahwa terdapat air terjun di pulau ini, padahal sepengetahuan saya, tidak satupun sungai ada di sana! Memang ada sebuah aliran mirip air terjun di dekat salah satu pantai, tetapi sama sekali tidak mirip dengan air terjun.
Pemasukan devisa pulau ini mulai berkembang pada tahun 1993 setelah dibuka sebuah Casino yang dikelola oleh Christmas Island Resort milik konglomerat Robby Cahyadi (tokoh Undian Harapan pada masa Orde Baru). Mayoritas pengunjung Casino merupakan etnis China dari Indonesia dan sebagian dari Singapura.
[caption id="attachment_171753" align="alignnone" width="350" caption="Burung Booby lukisan saya waktu di Christmas Island"]

Beragam flora yang ada di pulau ini tidak jauh berbeda dengan pulau-pulau kecil di sekitar selatan pulau Jawa. Teman saya malah mengatakan bahwa hutan di pulau ini tak jauh beda dengan pulau Nusakambangan (belakangan saya tahu bahwa teman saya ini belum pernah ke pulau Nusakambangan). Dua pertiga pulau ini memang didominasi oleh hutan meskipun saya lebih suka menyebut perkebunan daripada hutan.

Nah, kalau fauna di Christmas Island baru bisa disebut unik dan langka. Tidak berbeda dengan pulau-pulau di samudra Hindia, burung Booby merupakan unggas yang paling banyak terdapat di pulau ini. Terdapat bermacam-macam jenis burung Booby yang salah satu paling unik adalah Red Foot Booby dan Blue Foot Booby. Banyak berita menyebutkan bahwa satu-satunya burung yang hanya terdapat di pulau ini adalah frigatebirds, yaitu sejenis burung laut dengan ciri sayap panjang, dan uniknya, burung jantannya mempunyai bulatan merah di lehernya (semacam kantong mirip burung Pelikan). Namun keterangan ini juga tidak benar, karena burung frigate ternyata juga banyak terdapat di pulau-pulau samudra Pasifik.
[caption id="attachment_171756" align="alignnone" width="500" caption="Ribuan red crab sedang migrasi"]


Menurut data dari sebuah buku yang saya baca, di Christmas Island terdapat ratusan jenis spesies kepiting dan terbanyak di dunia. Namun yang sering saya lihat adalah dua spesies saja yaitu Red Crab (kepiting merah) dan Robber Crab (kepiting kelapa) yang keduanya sebenarnya merupakan jenis kepiting penghuni daratan.
Sengaja tulisan ini saya buat berseri (berjilid), karena banyak sekali hal-hal dan kejadian-kejadian unik (yang tidak kita temukan di Indonesia) selama saya berada di Christmas Island.
Bersambung … Cerita di Christmas Island Bagian 2
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI