Mohon tunggu...
Yustisia Septiani
Yustisia Septiani Mohon Tunggu... Psikolog - Psikolog / Muslim Mental Health

Refleksi setiap kehidupan. Kadang suka menulis, kadang suka fangirling.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Overuse Internet? Jangan-jangan Aku Kesepian

2 Maret 2023   12:58 Diperbarui: 4 Maret 2023   07:12 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lyfe. Sumber ilustrasi: FREEPIK/8photo

Penggunaan internet dan atau media sosial berlebih tanpa tujuan yang jelas serta spesifik dapat meningkatkan risiko kerentanan kesehatan mental seperti kesepian, stres atau kecemasan. Berdasarkan data dari survei APJII tahun 2022, pengguna internet di Indonesia sejumlah 210 juta atau sekitar 77% populasi dengan pengguna terbanyak  ada pada rentang usia 13-35 tahun. Paling banyak akses internet digunakan untuk media sosial sekitar 98%, kemudian disusul untuk mengakses informasi sebanyak 92%. Rata-rata penggunaan internet di Indonesia selama 5,7 jam, dengan angka ini Indonesia menepati negara tertinggi dalam penggunaan internet (website dataindonesia.com). Dampak penggunaan internet yang semakin gencar sekarang ini mendatangkan keuntungan dan juga aspek-aspek yang perlu mendapat perhatian. Internet sendiri bisa menjadi hiburan, meringankan pekerjaan, bahkan dapat befungsi untuk menjalin interaksi. Beragam fungsi internet yang makin banyak ini menjadi alasan seseorang betah berlama-lama tenggelam dalam dunia maya. Coba cek berapa jam dalam setiap harinya kamu berselancar di jagat maya? Apakah sama dengan data survei tersebut atau justru lebih dari data survei yang disampaikan? Memang, penggunaan smartphone saat ini sudah seperti kebutuhan, namun pernahkah kita benar-benar bertanya tujuan kita saat menjelajah media sosial? Perbandingan antara manfaat dengan risiko dalam menggunakan media sosial perlu untuk menjadi perhatian. Ada risiko yang mengintai bagi para pengguna internet antara lain: jejak digital yang tidak baik  yang tidak akan hilang, berpotensi menganggu relasi dan profesionalitas, serta fenomena yang muncul terhadap kesehatan mental. 

Kesepian secara emosional sebagai kerentanan masalah psikologis, akan semakin parah apabila dilakukan dengan penggunaan internet seperti media sosial dan game online yang berlebihan dan tanpa tujuan yang jelas. Kesepian yang meningkat akan berpotensi meningkatkan penggunaan Internet untuk mengkompensasi interaksi sosial luring yang buruk, dan dengan demikian memicu efek domino yang mempengaruhi aktivitas sehari-hari. Kedua interaksi ini akan menjadi lingkaran setan yang memunculkan problematic internet use (PIU) karena penarikan diri dari interaksi tatap muka. Istilah Problematic Internet Use (PIU) ini telah banyak diteliti 10 tahun terakhir. Dari berbagai literasi yang ada, definisi PIU adalah perilaku adiktif yang  dapat mencakup keasyikan, dorongan, atau perilaku yang berlebihan atau kurang terkontrol terkait penggunaan komputer, smartphone dan akses internet yang menyebabkan gangguan atau kesulitan dalam aspek kehidupan seseorang. Penggunaan internet dalam hal ini termasuk media sosial dan game yang menyebabkan tekanan dalam fungsi kehidupan seseorang. Perilaku PIU sendiri bukanlah sebuah gangguan (disorder), namun sebuah manifestasi kerentanan masalah psikis individu. Jika seseorang telah memiliki issue dengan kesehatan mental seperti stres, kecemasan, kesepian maka PIU akan membuatnya semakin parah. PIU memicu preokupasi kognitif yaitu isi pikiran  yang tertuju sebuah ide bersamaan dengan emosi yang kuat. Seperti contoh saat kita merasa sedih atau stres cara untuk mengatasi perasaan-perasaan tersebut dengan bermain game atau scrolling media sosial. Hal inilah yang menjadikan coping tersebut adiktif sehingga memunculkan dampak yang negatif seperti low mood, mudah lupa, tidak fokus serta aktivitas tak teratur. Karena masalah PIU ini tidak langsung menimbulkan efek yang besar, kerap kali seseorang tidak sadar dan enggan mencari bantuan karena menganggap hal ini bukan sebuah masalah. Padahal efek domino yang ditimbulkan dari overuse internet tadi sangatlah beragam. 

Lalu bagaimana agar perilaku berinternet kita tetap dalam batas yang sehat? Pertama sadari dulu tujuan kita menggunakan internet atau media sosial, apa yang ingin dihasilkan dari aktivitas tadi. Kedua adalah menyadari momen saat kita menggunakan internet ini dapat menjadikan efek powerful yang positif namun juga negatif. Salah satu  dengan memanfaatkan social media memory yaitu dengan berselancar di internet, terkadang muncul ingatan lalu masa lalu dan berkesan bagi kita. Maka saat kita akan bermain game online, media social, atau sekedar berselancar, pastikan moment saat itu dapat menimbulkan efek motivasional yang baik untuk diri kita di waktu yang akan datang.

Referensi:

  • Aboujaoude, E. (2010, 06). Problematic internet use: an overview. World Psychiatry, 9(2), 85-90.
  • Andangsari, E. W. (2023, 02 24). Problematic Intermet Use and Nostalgia. Webinar Cyberpsychology. Indonesia.
  • Moreta, T., & Buodi, G. (2020, March 07). Problematic internet use and loneliness: How complex is the relationship? A short literature review. Emotion and Addiction, 7, 125-136.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun