Mohon tunggu...
Yustisia Septiani
Yustisia Septiani Mohon Tunggu... Psikolog - Psikolog / Muslim Mental Health

Refleksi setiap kehidupan. Kadang suka menulis, kadang suka fangirling.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Panduan untuk Hidup Tanpa Kesepian

24 Januari 2023   14:05 Diperbarui: 29 Januari 2023   01:45 993
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi kesepian. (sumber: via kompas.com)

Semakin bertambahnya usia, terkadang rasa kesepian menyerang. Teman-teman kita yang dulunya hampir setiap hari bersama, seakan-akan hilang tertelan bumi. 

Mengobrol pun seperti sudah tidak nyambung lagi. Bahkan dengan hadirnya pasangan pun terkadang tidak menyembuhkan rasa sepi di dalam hati. 

Orang-orang berubah, begitupun kita dan orang-orang terdekat kita. Perubahan perspektif, perasaan karena mendewasanya usia atau karena pengaruh lingkungan membuat seseorang memiliki value berbeda. 

Ada kalanya kita menyadari rasa kesepian ini menganggu, namun seringnya rasa sepi tak mudah kita akui. Masalah kesepian ini seperti fenomena gunung es. 

Orang-orang akan cenderung sulit untuk mengatakan jika mereka sedang mengalami kesepian dibanding menyatakan jika dirinya menjadi survivor mental illness.

Saat kita merasa tidak memiliki seseorang untuk diandalkan, ada emotional crisis yang muncul sehingga kita merasa tidak ada yang mengerti diri kita, alhasil kita merasa sendiri.

 Ironisnya, perkembangan teknologi dewasa ini memudahkan manusia untuk saling terhubung satu sama lain namun ternyata kecanggihan teknologi bukan jaminan solusi masalah kesepian teratasi. 

Semakin terbentuknya standar norma sosial dari media membuat orang mudah merasa tertekan untuk menyesuaikan sebuah hubungannya dengan orang lain. 

Alhasil saat sebuah hubungan tidak dapat memberikan perasaan aman bagi diri kita, maka rasa kesepian pun muncul. 

Ketidakpuasan hubungan interpersonal dipengaruhi oleh penolakan, unrealistic relationship expectation dan mispersepsi terhadap orang lain. 

Sebagai contoh, seseorang yang terlalu banyak melihat adegan romantisme di serial televisi secara tidak sadar akan membentuk persepsi standar romantisme yang diharapkan pada pasanganya.

Jika pasanganya terus menerus tidak dapat memenuhi harapanya maka besar kemungkinan perasaanya terkikirs karena rasa kecewa dengan harapan tersebut. 

Kita mengharapkan pasangan kita menjadi untuk menjadi pendengar yang baik, seorang yg romantis, teman cerita, dan segudang peran yang disematkan kepadanya. 

Kenyataannya, sebagai manusia kita merasa mudah shut down very quickly jika harapan tersebut tidak tercapai, sehingga isu kesepian ini semakin hari semakin meluas. 

Memahami kualitas hubungan 

Sebagai manusia salah satu rasa aman yang dapat terbentuk adalah memenuhi kebutuhan afeksi dengan membangun hubungan dua arah. Kita perlu mengetahui adanya circle of relationship, yang mana dapat membantu kita untuk berinteraksi agar kesepian tidak mudah menyerang. 

Circle of relationship ini membedakan lingkaran relasi sosial kita. Relasi pertama dan terdekat adalah diri sendiri dengan Tuhan atau God Spot yang menandakan bahwa hubungan terdekat dalam mengatasi kesepian adalah memahami hakekat penciptaan kita di dunia. Setelahnya ada lingkaran keluarga, sahabat, general friends, co-workers hingga stranger. 

Setiap circle tersebut pasti menimbulkan kenyamanan yang berbeda sehingga untuk melalui rasa sepi kita tidak dapat bergantung pada satu circle yang sama. 

Menjalin hubungan dengan orang lain tidak semua dapat memenuhi kebutuhan diri sendiri. Kita tidak dapat hanya menggantukan satu dua hubungan sebagai sumber pelepas kesepian. 

Keterbukaan sikap dari diri sendiri sangat diperlukan untuk bisa bertahan agar kesepian tidak semakin berlarut. 

Kita tetap bisa terhubung dengan siapa saja tanpa merasa takut ditinggalkan karena bergantung, antara lain dengan mulai membangun hubungan dari lingkaran terdekat dengan Tuhan, orang lain, bahkan dengan sebuah tanaman atau seekor hewan tanpa ada perasaan bergantung dengan sesuatu yang fana.

Referensi:

Ali, A. (2020, February 24). Loneliness Is The Silent Killer. Let The Quran Speak. YouTube. YouTube Channel, Canada.

Buyukozturk, Z. H. (2004). The Interpersonal Cognitive Distortions Scale: development and psychometric characteristics. Psychological Report, 291-303. 

Pickens, J. (2021, May 1). Is Loneliness A Side Effect of The Digital Social World? Psychology Today.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun