Mohon tunggu...
Yustisia Kristiana
Yustisia Kristiana Mohon Tunggu... Akademisi

Mendokumentasikan catatan perjalanan dalam bentuk tulisan

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Menikmati Ikan Jelawat, Sajian Istimewa Khas Kalimantan

4 Oktober 2025   13:05 Diperbarui: 4 Oktober 2025   19:37 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ikan jelawat goreng (foto: dokumentasi pribadi)

Saya termasuk orang yang gemar makan ikan. 

Hampir semua jenis ikan pernah saya cicipi, mulai dari ikan air tawar hingga ikan laut, dan setiap kali berkunjung ke daerah saya selalu penasaran dengan kuliner khas berbahan dasar ikan di sana.

Saat berkunjung ke Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, saya berkesempatan mencicipi ikan jelawat. Ikan yang biasanya saya nikmati adalah ikan lais, namun kali ini saya mencoba ikan jelawat.

Pengalaman ini berawal ketika saya mampir di sebuah rumah makan di tepi jalan. Menu yang ditawarkan cukup beragam, umumnya adalah seafood, tetapi mata saya langsung tertuju pada satu menu yang menarik yaitu ikan jelawat. Rasa penasaran akhirnya mengalahkan segalanya, dan saya memutuskan untuk memesan menu tersebut.

Ketika hidangan tiba, aroma gurih bawang goreng langsung menyapa indera penciuman. Potongan ikan yang digoreng kering tampak mengundang selera, dengan warna keemasan yang cantik.

Saya diberitahu bahwa ikan jelawat terkenal dengan banyak duri, namun ternyata setelah digoreng kering, duri-duri itu justru menambah sensasi renyah saat digigit. Begitu suapan pertama masuk ke mulut, rasa gurih berpadu dengan manis alami khas ikan air tawar, benar-benar lezat! Apalagi ketika dipadukan dengan sambal terasi yang pedas, rasanya semakin nikmat.

Tak berhenti sampai di situ, saya juga menikmati sajian ikan ini dengan sayur cah kelakai. Kelakai adalah sejenis paku-pakuan yang tumbuh di lahan gambut khas Kalimantan. Tanaman ini ternyata kaya akan zat besi, vitamin A, C, dan K, serta serat yang menyehatkan. Perpaduan jelawat goreng yang gurih dengan kelakai yang segar menciptakan harmoni rasa yang unik sekaligus menyehatkan.

Cah kelakai (foto: dokumentasi pribadi)
Cah kelakai (foto: dokumentasi pribadi)

Karena penasaran, saya kemudian mencari tahu lebih dalam tentang ikan jelawat. Mengutip laman resmi Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Kalimantan Tengah, ikan jelawat (Leptobarbus hoevenii) merupakan ikan lokal khas yang habitat aslinya berada di sungai-sungai dengan aliran air sepanjang tahun.

Ikan jelawat (sumber: https://madangpermai.digitaldesa.id/)
Ikan jelawat (sumber: https://madangpermai.digitaldesa.id/)

Ikan jelawat membutuhkan kadar oksigen terlarut tinggi, sehingga hanya bisa hidup di lingkungan yang masih terjaga ekosistemnya. Bagi masyarakat setempat, jelawat bukan sekadar bahan pangan, tetapi sudah menjadi bagian dari budaya kuliner. 

Tidak heran jika harga ikan ini relatif stabil dan permintaannya tetap tinggi di pasaran.

Bagi saya pribadi, menikmati ikan jelawat di Pangkalan Bun bukan hanya sekadar makan siang biasa. Ini menjadi pengalaman kuliner yang memperkaya perjalanan, mempertemukan saya dengan cita rasa khas Kalimantan yang belum pernah saya temukan di tempat lain.

Rasa gurihnya, teksturnya yang lembut sekaligus renyah, serta nilai budaya yang melekat di baliknya membuat ikan jelawat layak disebut sebagai salah satu kekayaan kuliner Nusantara.

Jadi, bila suatu saat berkesempatan singgah ke Kalimantan Tengah, cobalah ikan jelawat. Siapa tahu akan jatuh hati pada rasa istimewa dari ikan khas sungai-sungai Kalimantan ini.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun