Mohon tunggu...
Yustisia Kristiana
Yustisia Kristiana Mohon Tunggu... Akademisi

Mendokumentasikan catatan perjalanan dalam bentuk tulisan

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Batik Lamandau, dari Desa Sumber Mulya ke Pasar Dunia

1 Oktober 2025   12:19 Diperbarui: 1 Oktober 2025   14:40 309
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gerai Batik Umiy Lasega (foto: dokumentasi pribadi)

Menjelang Hari Batik Nasional setiap 2 Oktober, biasanya kita langsung teringat pada Solo, Pekalongan, atau Yogyakarta. Tapi siapa sangka, ada batik cantik yang lahir dari Lamandau, Kalimantan Tengah?

Namanya Batik Lamandau, dan kisah di baliknya benar-benar inspiratif.

Perempuan Tangguh di Balik Lahirnya Batik Lamandau

Perjalanan batik ini tak lepas dari sosok Umiy Taslimah, pemilik Griya Batik Umiy Lasega. Awalnya, pada tahun 1997 di Desa Sumber Mulya, Ibu Umiy hanya membuka griya jahit sederhana karena kecintaannya pada dunia busana. Dari situ usahanya berkembang jadi konveksi, lalu mendirikan Lembaga Pendidikan dan Pelatihan bernama Rahmat Lestari. Tapi mimpinya lebih besar yaitu menghadirkan identitas Lamandau lewat batik.

Umiy Taslimah, pemilik Griya Batik Umiy Lasega (foto: dokumentasi pribadi)
Umiy Taslimah, pemilik Griya Batik Umiy Lasega (foto: dokumentasi pribadi)
Tentu saja perjuangan memperkenalkan batik khas Lamandau tidak mudah. Apalagi masyarakat sudah lebih akrab dengan batik dari Jawa. Namun berkat semangat yang tak pernah padam, batik Lamandau akhirnya bisa dikenal luas, bahkan sampai menembus pasar internasional.

Motif Rusa dan Prinsip Berkelanjutan

Kalau mampir ke Griya Batik Umiy Lasega, langsung terlihat beragam koleksi batik yang tertata rapi. Kita bisa menemukan berbagai koleksi batik mulai dari tulis, cap, sibori, printing, hingga jumputan.

Koleksi batik yang tertata rapi (foto: dokumentasi pribadi)
Koleksi batik yang tertata rapi (foto: dokumentasi pribadi)
Salah satu yang jadi favorit adalah motif rusa, hewan yang menjadi ikon Kabupaten Lamandau. Motif ini bukan hanya indah, tapi juga membawa pesan tentang kekayaan alam hutan Lamandau. Menariknya, motif-motif batik Lamandau sudah dipatenkan sebagai bentuk perlindungan atas karya budaya lokal.

Batik Lamandau motif rusa (foto: dokumentasi pribadi)
Batik Lamandau motif rusa (foto: dokumentasi pribadi)
Tak hanya menghadirkan produk batik, griya ini juga membuka kesempatan bagi pengunjung untuk belajar membatik melalui workshop. Dengan cara ini, batik Lamandau tidak sekadar dipasarkan, tetapi juga diwariskan kepada siapa saja yang ingin mempelajarinya.

Lebih dari itu, griya ini juga menerapkan prinsip keberlanjutan. Perca kain yang biasanya jadi limbah justru diolah kembali menjadi produk fashion yang menarik. Jadi selain menjaga tradisi, Griya Batik Umiy Lasega juga peduli pada lingkungan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun