Lebih dari sekadar makanan, ayam ingkung memiliki filosofi mendalam dalam budaya Jawa. Ingkung dipercaya adalah gabungan dari kata 'jinakung' dan 'manekung', menggambarkan sikap berserah diri melalui doa. Hidangan ini sering disajikan dalam acara selamatan sebagai simbol permohonan perlindungan dan keselamatan.
Pengalaman bersantap semakin lengkap dengan menikmati secangkir kopi yang unik. Pengunjung dapat menikmati kopi hitam yang dapat diseduh dengan jahe dan serai, memberikan rasa hangat yang menenangkan.
Menariknya, sistem pembayaran untuk kopi ini dilakukan secara sukarela atau seikhlasnya. Praktik ini seakan menghidupkan kembali semangat kebersamaan dan kepercayaan yang menjadi bagian dari budaya warung tradisional.
Mencoba garang asem bambu dan ayam ingkung bukan sekadar menikmati makanan, melainkan merasakan warisan kuliner dan nilai-nilai budaya Jawa yang masih lestari hingga kini.
Bagi para perantau, hidangan ini dapat menjadi obat rindu akan kampung halaman, sementara bagi para pengunjung lainnya, ini menjadi referensi baru dalam menjelajahi kekayaan kuliner nusantara.
Salam kuliner.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI