Mohon tunggu...
Yustisia Kristiana
Yustisia Kristiana Mohon Tunggu... Akademisi

Mendokumentasikan catatan perjalanan dalam bentuk tulisan

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Menapaki Keindahan Sawah Lope di Kaki Gunung Ceremai

29 Mei 2025   17:05 Diperbarui: 29 Mei 2025   21:26 1371
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sawah Lope, Kuningan (foto: dokumentasi pribadi)

Tak banyak yang tahu bahwa sebuah nama sederhana bisa menyimpan begitu banyak makna. 

Sawah Lope, terdengar seperti plesetan dari kata “love”, dan memang itulah makna yang ingin disampaikan. Sebentuk cinta terhadap alam, terhadap desa, terhadap kehidupan yang bersahaja. Cinta yang tumbuh di antara petak-petak padi yang terhampar luas sejauh 125 hektare di Desa Cikaso, Kabupaten Kuningan.

Mulanya, Sawah Lope bukanlah tempat wisata. Yang tampak kala itu hanyalah hamparan sawah dan lahan luas yang belum tersentuh pemanfaatan. Namun semuanya berubah ketika pemerintah desa memutuskan untuk membangun jalur motor di antara petak sawah. Tujuannya sederhana, memudahkan akses petani menuju lahan. Tapi jalur itu justru membuka mata banyak orang akan keindahan alam.

Jalur motor di Sawah Lope (foto: dokumentasi pribadi)
Jalur motor di Sawah Lope (foto: dokumentasi pribadi)
Jalur setapak itu kini menjadi rute favorit para pengunjung untuk menyusuri keindahan persawahan. Dengan hanya membayar Rp10.000, siapa pun bisa menikmati sensasi berjalan di tengah hijaunya tanaman padi, menghirup aroma tanah, dan menyaksikan kemegahan Gunung Ciremai dari kejauhan. Di tepi sawah, gazebo-gazebo kecil berdiri teduh, menjadi tempat istirahat sambil menyeruput minuman atau sekadar bercengkrama.

Gazebo di Sawah Lope (foto: dokumentasi pribadi)
Gazebo di Sawah Lope (foto: dokumentasi pribadi)

Tapi kejutan tak berhenti di situ.

Di sudut lain, tawa anak-anak terdengar nyaring dari arah kolam terapi ikan dan kolam renang mini. Fasilitas ini dibangun di area lahan tidak produktif.

Area kolam renang mini (foto: dokumentasi pribadi)
Area kolam renang mini (foto: dokumentasi pribadi)

Ada pula saluran air yang disulap menjadi wahana arung jeram mini. Dengan menggunakan ban, anak-anak bermain di aliran air yang jernih. Meski hanya seukuran saluran pinggir sawah, kegembiraan yang tercipta tak pernah kecil.

Saluran air untuk wahana arung jeram (foto: dokumentasi pribadi)
Saluran air untuk wahana arung jeram (foto: dokumentasi pribadi)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun