Mohon tunggu...
yustina koban
yustina koban Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa - Universitas Airlangga

Mahasiswa Universitas Airlangga

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Hipertensi "The Silent Killer"

21 Maret 2023   16:49 Diperbarui: 21 Maret 2023   16:58 246
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: batam.tribunnews.com

Hipertensi atau biasa disebut Tekanan darah  tinggi  merupakan tekanan darah  dengan hasil pengukuran  tekanan darah Sistoliknya 140 mmhg dan atau tekanan darah diastoliknya 90 mmhg (Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskuler Indonesia,2015)

Hipertensi merupakan salah satu pintu masuknya penyakit jantung, gagal ginjal, diabetes, stroke. Dan sampai saat ini masih menjadi penyebab kematian penyakit kardiovaskuler nomor satu di dunia. Dikatakan Hipertensi sebagai pembunuh secara diam-diam (The Silent Killer), karena hipertensi itu sendiri sering tidak menunjukan keluhan dan akan baru diketahui setelah muncul komplikasi, dimana saat itu semua organ yang memiliki pembuluh darah akan mulai rusak dan akhirnya bisa menyebabkan kematian.

WHO memperkirakan pada tahun 2025 akan ada 1,5 miliar orang yang terkena hipertensi  dan diperkirakan setiap tahunnya akan ada 9,4 juta orang yang  meninggal akibat hipertensi dan komplikasinya. Data Riskades 2018 menunjukan prevalensi hipertensi berdasarkan hasil pengukuran pada penduduk dengan usia 18 tahun sebesar 34,1%, usia 31 - 41 tahun sebesar 31,6%, usia 45-54 tahun sebesar 45,3 %, umur 55-64 tahun sebesar 55,2 %. Dari data di atas dapat kita perkirakan Hipertensi akan terus meningkat di tahun-tahun berikutnya, jika penderita maupun orang dewasa termasuk dewasa muda memiliki gaya hidup yang tidak sehat.

Meskipun Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskuler Indonesia pada tahun 2015 telah menyepakati bahwa rentang tekanan darah yang dinyatakan tinggi jika tekanan sistoliknya 140 mmhg dan diastoliknya 90 mmhg, tetapi perlu kita ketahui bahwa dari data terbaru telah menunjukan nilai tekanan darah yang sebelumnya normal ternyata dapat beresiko terjadinya komplikasi kardiovaskuler (penyakit jantung) di kemudian hari, Oleh karenanya setiap orang dewasa mulai dari dewasa muda( 18 tahun) yang memiliki tekanan darah normal tetap melakukan kontrol tekanan darah secara rutin, sekurang-kurang nya setahun sekali atau sesuai anjuran dokter dan petugas kesehatan lainnya.

Gejala-gejala hipertensi pada setiap orang berbeda-beda, dimana gejala-gejalanya bahkan hampir menyerupai dengan gejala dari penyakit lainnya. Aditrisnawan,2019 menguraikan beberapa gejala Hipertensi sebagai berikut : Sakit kepala atau juga bisa merasa  pusing, Jantung berdebar-debar, tengkuk terasa pegal dan mudah lelah, pengelihatan kabur, sulit bernafas setelah bekerja keras dan mengangkat beban berat, wajah memerah, keluar darah dari hidung dengan tiba-tiba, sering buang air kecil di malam hari, telinga berdenging, merasa seolah-olah berputar (Vertigo). Terkadang gejala - gejala ini kadang dipersepsikan penderita sebagai akibat dari kelelahan fisik dan akan dapat menurun ataupun membaik dengan sendirinya  setelah beristirahat. Hal ini menyebabkan penderita mengabaikan untuk mengontrolkan kesehatannya ke fasilitas kesehatan jika mengalami keluhan serupa.

Bagaimana Hipertensi itu dapat menyebabkan kematian? Perlu kita pahami bahwa  aliran darah pada penderita Hipertensi sangat kuat dan disertai tekanan yang tinggi, sehingga dapat saja merusak dinding pembuluh darah.  Darah yang mengalir selain mengandung oksigen dan nutrisi juga mengandung lemak dan kolesterol, lemak dan kolesterol akan menempel pada dinding pembuluh darah yang rusak dan membentuk plak, semakin lama plaknya akan semakin menebal dan meluas sehingga ruang pembuluh darah akan semakin menyempit yang menyebabkan aliran darah menurun ke otak, jantung dan pembuluh darah lainnya. Jika  semakin lama akan membentuk gundukan plak yang dapat menyebabkan sumbatan dan terjadi trombus/gumpalan darah yang mengakibatkan otak tidak mendapatkan aliran darah sehinggabisa terjadi  stroke iskemik. Sedangkan jika plak yang menempel pada koroner ( pembuluh darah Jantung) retak/luruh dapat menyumbat pembuluh darah ke jantung sehingga menyebabkan terjadinya sumbatan aliran darah ke jantung secara mendadak, pada kondisi ini dapat mengakibatkan serangan jantung yang jika tidak ditangani secara benar dan cepat akan menyebabkan kematian bagi penderita Hipertensi.

Pemerintah dalam hal ini telah melakukan berbagai upaya seperti meningkatkan akses ke Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP), optimalisasi sistem rujukan, dan peningkatan mutu pelayanan. Tiap - tiap FKTP telah menyediakan layanan Posbindu PTM untuk deteksi dini dan memonitoring faktor resiko hipertensi, yang penyelenggaraannya bisa di tempat kerja dan institusi atau juga bisa di masyarakat. Menjadi pertanyaan apakah setiap kita telah menggunakan fasilitas yang telah disediakan pemerintah? Untuk itu kita perlu mendukung upaya pemerintah untuk melakukan upaya pencegahan dan pengendalian hipertensi dengan menerapkan hidup sehat yang dimulai dari keluarga, dan melakukan deteksi dini hipertensi serta memodifikai gaya hidup dengan menerapkan perilaku CERDIK dan untuk penderita Hipertensi tetap mempertahankan kualitas hidupnya dengan menerapkan perilaku PATUH.

Perilaku cerdik diterapkan untuk mencegah hipertensi, CERDIK yang dimaksud adalah C=Cek kesehatan secara rutin, untuk yang memiliki tensi normal perlu juga melakukan Chek up minimal setahun sekali. E= Enyahkan asap rokok, selain perokok aktif perokok pasif juga beresiko.  R= Rajin aktivitas fisik, minimal 30 menit sehari. D= Diet seimbang dengan membatasi makanan yang mengandung tinggi garam, lemak, dan karbohidrat. I= Istirahat cukup, tidur malam normal pada orang dewasa 6 - 8 jam sehari. K= Kelola stres. Dan untuk penderita Hipertensi perlu mengikuti program PATUH untuk mengendalikan hipertensi. PATUH yang dimaksud adalah  P=Periksa kesehatan secara rutin, A= Atasi penyakit dengan pengobatan yang tepat dan teratur, jangan menghentikan therapi sendiri berdasarkan tidak adanya keluhan. T= Tetap diet dengan gizi seimbang selain membatasi makanan yang mengandung tinggi garam, lemak, dan karbohidrat juga penderita perlu membatasi makanan siap saji yang komposisi bahannya tidak dapat diukur.  U=Upayakan aktifitas fisik dengan aman, olahraga sesuai dengan anjuran dari tenaga kesehatan. H= Hindari asap rokok, alkohol dan zat karsinogenik.

Adalah baik jika kita memiliki rasa kuatir terhadap diri dan kesehatan kita, hal ini dapat memicu untuk lebih peduli akan kesehatan. Perasaan baik-baik saja adalah hal yang positif tetapi jika berlebihan akan menumpulkan kepekaan kita terhadap perubahan kesehatan pada tubuh kita. Sekalipun Hipertensi tidak menunjukan gejala pada kondisi tubuh yang masih dapat beradabtasi, namun jika kita memiliki kepekaan terhadap signal tubuh yang kita rasakan maka kita akan lebih cepat memperhatikannya dan tentunya akan tepat mengambil keputusan perlakuan yang benar terhadap perubahan kesehatan tersebut. Salah satu contoh kecil jika penderita Hipertensi yang komplikasi sering mengalami lelah saat berkatifitas, akan memilih menghindari jalan kaki ke tempat tujuan yang dekat dimana ditempuh dengan kendaraan bermotor, sehingga penderita tidak dapat membedakan jika tubuh mereka lelah saat melakukan aktifitas dan menyimpulkan bahwa penderita tersebut tidak mengalami keluhan lelah saat beraktifitas. Dengan memeriksakan diri ke tenaga medis dapat membantu penderita Hipertensi untuk dapat mencapai kualitas hidup yang sehat, dan jangan terlambat mengambil keputusan untuk mencari pertolongan segera jika terjadi serangan, karena jika terlambat telah terjadi kerusakan pada organ-organ Vital ataupun bahkan dapat menyebabkan kematian secara mendadak.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun