Mohon tunggu...
Yusrin  TOSEPU
Yusrin TOSEPU Mohon Tunggu... Dosen -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Periset di LSP3I Region V Sulawesi Pusat Makassar. Ketua Lembaga Kajian Forensik Data dan Informasi KAVITA MEDIA Makassar Penggiat Literasi Media ICT (Information and Communication Technology)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Perubahan Pendidikan Tinggi di Era Pengetahuan

9 Juli 2018   21:04 Diperbarui: 9 Juli 2018   21:37 601
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 Aliran pendidikan kekinian menekankan bahwa apapun yang dipelajari seseorang di perguruan tingginya harus bermanfaat bagi masyarakat nantinya. Maka pendidikan harus praktis, yang dipelajari harus diterapkan dengan baik.

Keterbatasan terbesar dalam pendidikan sekarang adalah kurikulumnya. Mahasiswa harus mempelajari semua pelajaran yang ditetapkan, tanpa memperhitungkan disukai atau tidak oleh mahasiswa. Bahkan ada mahasiswa yang dipaksa untuk melakukan sesuatu yang bukan bidangnya sehingga ia tidak mau mempelajarinya.

  • Pembelajaran bersama yang disentralisasikan menjadi pembelajaran individual yang didesentralisasikan.

Sistim pendidikan sekarang ini, fasilitas-fasilitas perangkat keras dibangun terlebih dahulu dan para dosen (tenaga pengajar) direkrut, sebelum mahasiswa dari berbagai tempat dikumpulkan di perguruan tinggi untuk mengikuti pelajaran. Ini disebut pembelajaran yang disentralisasikan.

Di masa depan ketika teknologi komputer sudah mencapai tingkatan tertentu para mahasiswa tidak lagi berkumpul di perguruan tinggi, cukup dengan tinggal di rumah dengan menggunakan akses internet mereka mengikuti pelajaran, sehingga dosen (tenaga pengajar) dapat menghemat energi dan waktu untuk menertibkan mahasiswa.

Namun diperlukan kesadaran orang tua untuk di setiap rumah memiliki sebuah fasilitas komputer dan internet serta biaya akses internet sehingga pembelajaran dapat dilakukan setiap saat dan tergantung minat dari mahasiswanya. Sedangkan jumlahnya mahasiswanya tidak terbatas ratusan namun bisa ribuan atau jutaan dengan mengakses lewat internet. Inilah yang disebut pembelajaran individual yang didesentralisasikan.

  • Pembelajaran yang terbatas pada tahapan pendidikan menjadi pembelajaran seumur hidup.

Sekarang ini, di Indonesia terdapat pendidikan wajib belajar sembilan tahun yaitu 6 tahun berada di sekolah dasar dan 3 tahun di sekolah menegah tingkat pertama dan setelah tamat melanjutkan ke SLTA lalu ke perguruan tinggi. Kemudian setelah lulus bekerja di masyarakat sampai akhirnya pensiun.

Kalau kita hitung jenjang pendidikan sekitar 12-17 tahun, apakah sudah cukup padahal perubahan di masyarakat sangat cepat? Pengetahuan yang diperoleh sudah tidak memadai untuk sisa penghidupan mereka, sehingga apa yang kita pelajari bisa menjadi usang oleh karena itu kita harus senantiasa belajar hal-hal baru kalau tidak kita menghadapi risiko tersingkir dari pasar kerja.

  • Pengakuan diploma/sarjana menjadi pengakuan kekuatan nyata.

Di masyarakat sekarang ini dapatlah dikatakan bahwa yang terpenting adalah diploma/sarjana atau gelar. Di dalam dunia kerja sering kali gelar dijadikan standar untuk mengukur kemampuan seseorang, namun kenyataan di dalam dunia kerja tidak hanya memperhitungkan hal tersebut, tetapi juga memperhitungkan universitas, jurusan dan fakultas apa ia belajar, dan apakah penuh waktu atau paruh waktu.

Seringkali kita keliru dalam penentuan kemampuan, misalnya seseorang hanya lulusan SLTA tetapi kemampuannya sama dengan yang memperoleh gelar. Seseorang dapat diketahui kemampuannya apabila diuji dengan keahliannya, kefasihan Bahasa Inggris dan kemampuan komputer sehingga dapat diketahui kompetensi nyata seseorang, ketimbang mengandalkan diploma atau gelar.

Peran Dosen, Mahasiswa, Materi Pendidikan

  • Dosen (tenaga pengajar) tidak lagi memberikan informasi dalam bentuk ceramah dan buku teks. Dosen (tenaga pengajar) akan berperan sebagai fasilitator, tutor dan sekaligus pembelajar.
  • Peran Mahasiswa
  • Mahasiswa tidak perlu lagi menjadi pengingat fakta dan prinsip tapi akan berperan sebagai periset, problem-solver, dan pembuat strategi.
  • Peran Materi Pendidikan
  • Materi tidak lagi berbentuk informasi dalam bidang studi terlepas tapi mahasiswa akan mempelajari hubungan antar informasi.

Faktor Pendukung Pengembangan Pendidikan Tinggi di Era Pengetahuan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun