Mohon tunggu...
Yusrin  TOSEPU
Yusrin TOSEPU Mohon Tunggu... Dosen -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Periset di LSP3I Region V Sulawesi Pusat Makassar. Ketua Lembaga Kajian Forensik Data dan Informasi KAVITA MEDIA Makassar Penggiat Literasi Media ICT (Information and Communication Technology)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kampus dan Peradaban Masyarakat Modern

3 Juni 2018   05:16 Diperbarui: 3 Juni 2018   05:32 835
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sepatutnya kampus adalah lembaga yang sangat menjunjung tinggi integritas."Knowledge is power but character is more" kata sebuah ungkapan. Pengembangan karakter melalui penjagaan integritas merupakan harga mati bagi sebuah institusi pendidikan,sebab bila kondisinya antithesis akan menyebabkan proses ini berbalik hingga menjadikan kampus pencetak koruptor-koruptor pintar dan penjahat-penjahat canggih.

Kondisi saat ini masih banyak kampus di Indonesia yang terjebak pada antithesis dari paradigm tadi. Seperti umum diketahui masih banyak kampus yang pelayanannya jauh dari profesionalitas baik dalam pelayanan akademik maupun kualitas pengajaran.Hal ini akan terkait dengan standarisasi mutu atau akreditasi, efektifitas dan efisiensi otonomi serta akuntabilitas. Hal ini makin miris jika ditambah adanya fakta tawuran antar mahasiswa berbeda kampus dan bentrokan fisik antara mahasiswa dengan birokrat kampusnya.

Jika kampus tidak mampu mencetak kader-kader masa depan yang berbudi dan berkualitas maka hal ini akan antithesis dengan apa yang diharapkan dari proses kaderisasi pemimpin masa depan bangsa.Jika kampus sebagai pusat peradaban masyarakat modern sudah tercemar maka ia akan mengalirkan racun dan permasalahan bagi masyarakat di sekitarnya. 

Potensi pencemaran ini bukan hanya terjadi akibat proses dari sistem atau struktur sistem itu yang salah namun juga berasal dari faktor sosial dan budaya seperti atmosfer kehidupan sosial di kampus itu sendiri. Contohnya ada opini yang cukup mengkhawatirkan bahwa saat ini lembaga pendidikan sebagian cenderung menjadi "sarang kemaksiatan baru".  Sebagaiman kita ketahui free sex dan hedonisme telah cukup merebak di kampus-kampus di tanah air. Hal ini mempengaruhi pandangan hidup generasi muda tentang perannya di masyarakat. 

Kondisi mengkhawatirkan lain adalah egoisme individu yang merupakan salah satu dampak dari borok hedonisme. Hal ini nampak dari ketidakpedulian dan ketidakpekaan mahasiswa atau generasi muda pada lingkungannya. Hal ini kurang sejalan  dengan apa yang diharapkan pada salah satu poin pada Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu Pengabdian Masyarakat. Ketidakpedulian ini juga bisa jadi bersumber dari apatisme dan lemahnya cakrawala berpikir.

Kampus sebagai pusat peradaban masyarakat modern harus memberikan konstribusi melalui program-program pengembangan dan pembangunan masyarakat secara umum (Community Development). Otonomi yang telah diberikan kepada kampus jangan sampai malah menjadikan bergesernya arah fungsi pengabdian masyarakat menjadi egoisme organisasi apalagi hingga kapitalisasi kampus.

Sisi positif dari otonomi kampus adalah harapan adanya peningkatan performance kampus, sebab kampus merupakan lembaga nirlaba yang secara teori kapasitas performance-nya bergantung dari donasi sponsor kini bisa mengalihkan dorongan berprestasinya menjadi bersumber pada mengusahakan kepuasan stakeholder. 

Communnity Development, selain sebagai sarana yang bisa meningkatkan citra positif harus dipertahankan menjadi misi utama kampus sebab apabila kampus kehilangan semangat dalam menjalankan misi itu, akan timbul lack of trust dari masyarakat yang pada gilirannya wibawa kampus sebagai pusat peradaban masyarakat akan hilang dan tujuan-tujuan utamanya akan tergerus.

Membangun kampus sebagai pusat peradaban masyarakat modern merupakan kerja besar yang sangat strategis untuk menentukan arah perjalanan bangsa dimasa depan. Ini harus merupakan kerja keras dari semua pihak. Selain hal-hal di atas, dalam dunia kampus proses pembelajaran menjadi hal yang cukup signifikan jika dibandingkan dengan proses belajar mengajar di jenjang pendidikan sebelumnya. Ada begitu banyak hal yang benar-benar harus diperhatikan disini. Sistem pendidikan yang menuntut pendidik (dosen) untuk lebih aktif mengajar dan memberikan ilmu pada peserta didik, sebaliknya, mahasiswa harus lebih aktif dan mandiri dalam proses pembelajaran.

Dunia kampus tidak hanya mengajarkan masyarakatnya mengejar target nilai (belajar) tetapi juga secara tersirat mengajarkan kita bagaimana berinteraksi dengan masyarakat luar secara langsung.  Oleh karena itu, dalam kehidupan kampus peluang bagi seluruh civitas akademika khususnya mahasiswa untuk mengembangkan kepribadiannya menjadi begitu besar. Mahasiswa dituntut untuk bisa mengembangkan kreatifivitas dan inovasi untuk menjadi pribadi yang lebih baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun