Mohon tunggu...
yusril iza
yusril iza Mohon Tunggu... Lainnya - Volunteer

Belajar dari hal yang sederhana

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Catatan Kasus Human Trafficking di Asean, Negara Manakah yang Paling Banyak Kasusnya?

28 Maret 2024   20:16 Diperbarui: 28 Maret 2024   20:16 149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Malaysia memiliki permasalahan dalam human trafficking seperti negara lainnya. Adapun human trafficking ini tertuju pada sektor kerja paksa dan perdagangan seks. Adapun Prevalensinya kerja paksa terjadi sektor pertanian, kelapa sawit, konstruksi, elektronik, produksi garmen dan produk karet. 

Adapun hambatan dalam penanganan human trafficking di Malaysia yaitu korupsi yang masih banyak. Ada beberapa pejabat yang melakukan eksploitasi asing dan berkolusi dengan pelaku perdagangan manusia. Pelaku perdagangan manusia menggunakan praktik perekrutan yang curang untuk memikat perempuan dan anak perempuan dari kamp pengungsi Asia Tenggara, Nigeria dan Rohing ya di Bangladesh ke Malaysia untuk melakukan hubungan seks komersial (ocindex.net/Malaysia.2023). 

Selanjutnya, mengenai angka kasus human trafficking, Global Organized Crime Index mengatakan bahwa kasus di Malaysia mencapai 202,000 ribu orang tahun 2023 dengan populasi penduduk 32,366,000 juta. 

Adapun upaya pencegahan human trafficking Malaysia yaitu menggunakan Ratifikasi ACTIP. Program dari ACTIP di Malaysia terfokus pada di bidang penegakan hukum. Malaysia telah memiliki prosedur standar pelaksanaan telah dikembangkan oleh Dewan Anti Perdagangan Orang dan Anti Penyeludupan Migran. Selanjutnya melakukan identifikasi korban, dengan Melakukan perlindungan dan pemeriksaan yang tidak memadai pada pencari suaka dan pengungsi untuk indikator perdagangan orang juga dicatat. Kriminalisasi korban perdagangan orang di bawah undang-undang pelanggaran Kemigrasian (US Department of State, 2021). 

Timor Leste

Negara Timor Leste sepenuhnya merdeka tahun 2002. Timur Leste dikatakan sebagai negara yang termiskin di dunia, dengan 42 persen penduduk yang miskin (borgenproject.org). Kemiskinan ini, berdampak pada kriminalitas. Menurut Global Organized Crime Index,  skor kriminal tahun 2023 mencapai 4.08 poin 2023. Terjadi peningkatan dari tahun 2021 yakni 3.96 poin. Begitu juga dengan kasus human trafficking yang mengalami kenaikan di Timor Leste.


Timor Leste dalam human trafficking tahun 2021 sebanyak 4.00 poin, naik pada tahun 2023 mencapai 4.50 poin. Terjadi kenaikan 1.0 poin dalam kurun waktu 3 tahun. Selanjutnya Timor Leste menjadi negara yang belum menandatangani Ratifikasi ACTIP. Mengenai ini, meskipun belum menandatangani ACTIP, namun Timor Leste yang secara mandiri dalam membentuk sebuah regulasi sebagai upaya pencegahan anti human trafficking. Untuk kasus human trafficking menurut Global Organized Crime Index mencapai 8,000 ribu orang dengan populasi 1,318,000 juta orang (ocindex.net/Timor Leste.2023). 

Secara perkembangannya, Timor Leste sebagai objek transit dari human trafficking. Secara dominasi kasus ini, terdapat perempuan dan anak-anak pedesaan. Adapun sektor pekerjaannya dalam eksploitasi human trafficking di Timor Leste yaitu pertanian, konstruksi dan pertambangan, sementara perempuan untuk ke luar negara Asia lain seperti Tiongkok, Indonesia dan Malaysia menjadi pekerja rumah tangga.

Thailand 

Thailand sebagai negara yang paling besar mengenai pasar human trafficking. Bagaimana tidak, dalam catatan Global Perbudakan Modern mengatakan bahwa Thailand adalah rumah bagi sekitar 610.000 korban perdagangan manusia (ecpat.org.2019). Tahun 2019 ada 3.9 juta orang yang diperkirakan sebagai pekerja migran baik legal maupun ilegal. Adapun asalnya berasal dari Kamboja, Laos, Myanmar dan Vietnam. Kasus ini juga diperparah dengan 480.000 orang yang tidak memiliki kewarganegaraan (ecpat.org.2019).

Thailand dalam skor kriminal menurut Global Organized Crime Index mencapai 6,18 poin naik dari tahun 2021 mencapai 5,67 poin. Begitu juga dengan kasus human trafficking pada tahun 2021 mencapai 6.50 poin ,naik di tahun 2023 mencapai 7.00 poin. Setidaknya dalam 3 tahun terakhir kasus human trafficking mengalami kenaikan sebanyak 5.0 Poin. Dalam angka kasus human trafficking, Thailand memiliki kasus sebanyak  401,000 dalam tahun 2023 dengan populasi pendudukan sebanyak 71,6,000 juta. (ocindex.net/Thailand.2023). 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun