Lamakera adalah desa nelayan di ujung timur Pulau Solor, Nusa Tenggara Timur. Desa ini terkenal dengan tradisi perburuan ikan paus dan pari secara tradisional, sekaligus dikenal sebagai pusat peradaban Islam di wilayah Flores Timur.
Mayoritas penduduk Lamakera berprofesi sebagai nelayan yang hidup erat dengan laut. Selain sebagai sumber penghidupan, laut juga menjadi bagian dari identitas budaya mereka. Masjid Al-Ijtihad berdiri megah sebagai simbol kuatnya tradisi Islam, yang berakar sejak masa kerajaan kecil Lamakera.
Secara geografis, desa ini dikelilingi panorama tanjung indah. Akses ke Lamakera ditempuh melalui Kupang menuju Larantuka, lalu dilanjutkan dengan kapal atau perahu motor.
Kini, masyarakat menghadapi tantangan besar dengan adanya larangan perburuan ikan pari melalui Keputusan Menteri Nomor 4 Tahun 2014. Meski demikian, berbagai upaya pelestarian dan pendampingan mulai dilakukan, termasuk membuka peluang melalui pariwisata budaya dan bahari.
Ke depan, Lamakera diharapkan tidak hanya menjadi destinasi wisata budaya maritim, tetapi juga berkembang sebagai pusat keilmuan dan epicentrum peradaban Islam di kawasan timur Indonesia.
Lamakera bisa dikaitkan dengan Teori Fungsionalisme Struktural dari mile Durkheim.
Menurut teori ini, masyarakat dipandang sebagai sebuah sistem yang terdiri dari bagian-bagian yang saling berkaitan dan berfungsi menjaga keseimbangan sosial.
(Penerapan pada kasus Lamakera:)
*Tradisi perburuan paus dan pari  berfungsi sebagai sumber ekonomi sekaligus identitas budaya yang memperkuat kohesi sosial.
*Islam dan Masjid Al-Ijtihad  menjadi institusi keagamaan yang menjaga keteraturan, nilai, dan solidaritas masyarakat.
*Larangan perburuan ikan pari  menimbulkan disfungsi sosial karena mengganggu keseimbangan antara budaya, ekonomi, dan hukum.
*Pariwisata & visi pusat keilmuan   dapat menjadi fungsi baru untuk menggantikan atau menyeimbangkan fungsi lama yang terganggu.
Dengan kata lain, kehidupan masyarakat Lamakera dapat dipahami melalui kerangka fungsionalisme, di mana setiap aspek---tradisi, agama, ekonomi, hingga kebijakan pemerintah---memiliki fungsi tertentu dalam menjaga atau mengubah keseimbangan sosial mereka.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI