Mohon tunggu...
Yusran Darmawan
Yusran Darmawan Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Tinggal di Pulau Buton. Belajar di Unhas, UI, dan Ohio University. Blog: www.timur-angin.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Quraish Shihab, Ulama Bugis Penggila Real Madrid

4 Agustus 2015   10:19 Diperbarui: 4 Agustus 2015   10:19 5684
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di Makassar, keluarga ini snagat terpandang dan menjadi rujukan. Wakil Presiden Jusuf Kalla punya kisah tentang pendirian Hotel Sahid. Saat itu, Jusuf Kalla mengajukan niat itu ke ayahnya Hadji Kalla. Sebelum menyetujuinya, Hadji Kalla lalu mengirim surat ke Quraish Shihab di Mesir. Ia ingin menunggu dulu fatwa ulama muda itu agar hatinya tenang. Nanti setelah Quraish membalas surat itu, barulah ijin pendirian hotel didapatkan.

***

Kisah tentang Quraish ini saya temukan pada buku berjudul Cahaya, Cinta, dan Canda M Quraish Shihab, terbitan Lentera Hati tahun 2015. Buku ini tak membahas tentang pemikiran-pemikiran Quraish tentang Islam di Indonesia. Buku ini membahas perjalanan hidup serta kisah-kisah yang menunjukkan sisi lain Quraish sebagai seorang manusia yang memperkaya dirinya dengan pengetahuan keislaman, lau mengajarkannya kepada banyak orang.

Dalam diri sosok yang selalu tampil di televisi dan membedah ayat-ayat Al Quran itu terdapat figur yang periang dan selalu menghangatkan suasana. Saya baru tahu kalau dia seorang yang humoris dan suka bercanda dengan sesamanya. Di keluarganya ia memang sangat periang dan selalu menjadi MC pada setiap acara pertemuan keluarga.

Yang selalu menyejukkan pada diri Quraish adalah keinginannya untuk selalu menempatkan diri pada posisi tengah. Ia ingin berada di tengah NU dan Muhammadiyah. Ia ingin mendamaikan berbagai perdebatan tentang Islam, lalu menarik semua orang untuk mendalami ilmu-ilmu dan pesan Al Quran, sesuatu yang menjadi keahliannya sebagai salah satu lulusan terbaik di Universitas Al Azhar.

Kariernya lalu meroket. Bermula dari dosen mata kuliah tafsir Al Quran di IAIN Alauddin Makassar, ia lalu pindah ke IAIN Syarif Hidayatullah, Jakarta. Selanjutnya ia menjadi dekan, rektor, menteri agama, lalu duta besar di berbagai negara. Pengetahuannya yang luas tentang Islam itu lalu dituliskannya dalam pulihan buku-buku. Ia menunjukkan pada banyak orang bahwa perbedaan pendapat seyogyanya dituliskan agar bisa mencerahkan publik. Melalui tulisan, seseorang bisa berbagi pengetahuan, sekaligus


Bahkan ketika dituduh sebagai penganut syiah, ia menatang penuduh itu untuk membuktikannya. Ia mempersilakan para penantangnya untuk melihat dan memeriksa semua buku-bukunya, Kalaupun ia mengutip ulama syiah, maka kutipan itu dirasanya akurat dan bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah. “Saya minta diadili,” katanya. Quraish menantang semua penuduhnya untuk menggelar pengadilan yang menghadirkan para juri yakni para syaikh ataupun guru besar di Universitas Al Azhar sebab dianggapnya mereka selalu lebih obyektif menilai. Mereka punya parameter yang jelas.

Apapun itu, Quraish adalah aset besar bagi negeri ini. Ia menunjukkan pada banyak orang tentang pentingnya memahami sesuatu secara mendalam sebelum menjatuhkan vonis. Hanya melalui upaya belajar, seseorang bisa memliki kebijaksanaan dalam menilai sesuatu. Sayangnya, tak semua umat mau memperdalam pengetahuan. Banyak orang yang justru lebih percaya pada informasi singkat yang beredar di dunia maya.

Di tengah banyak orang yang merasa paham Islam, meskipun hanya menuliskan paragraf berupa status di media sosial, Quraish mempersembahkan buah pikiran dalam banyak buku sebagai bukti pergulatan pengetahuannya untuk membumikan agama. Ia perlahan menjadi sosok yang meniatkan pengetahuan bisa berfungsi sebagai lentera atau suluh api bagi orang banyak. Semoga dirinya terus mencerahkan umat dengan karya-karyanya.

 

Bogor, 4 Agustus 2015

BACA JUGA:

Apakah Quraish Shihab Seorang Syiah?

Inspirasi Athirah, Ibunda Jusuf Kalla

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun