Mohon tunggu...
Yusra Defawati
Yusra Defawati Mohon Tunggu... Guru - pemerhati Pendidikan

Guru DI SMA N 1 Kecamatan Guguak Kabupaten Lima Puluh Kota

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pemimpin Pembelajaran dalam Pengelolaan Sumber Daya di Sekolah

25 Mei 2022   23:00 Diperbarui: 25 Mei 2022   23:03 320
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Murid sebagai Modal Aset  Manusia. dokpri

 

Guru sebagai pendidik dan pengajar memiliki salah satu  peran dan nilai sebagai pemimpin pembelajaran yang  harus peka terhadap ekosistem yang ada di kelas maupun sekolah baik itu ekosistem biotik maupun abiotik, dengan demikian Dia  harus memiliki kemampuan dalam memetakan segala aset yang ada pada ekosistem sekolah sebagai bagian dari faktor pendukung dalam keberhasilan pelaksanaan pembelajaran yang berpihak kepada murid. Jika dihubungkan  dengan nilai-nilai dari seorang guru penggerak yaitu mandiri, kolaboratif, reflektif, inovatif dan berpihak pada murid maka sudah semestinya guru tersebut harus berpikir berbasis aset dimana pendekatan berbasis aset (Asset-Based Thinking) adalah sebuah konsep yang dikembangkan oleh Dr. Kathryn Cramer, seorang ahli psikologi yang menekuni kekuatan berpikir positif untuk pengembangan diri. Pendekatan ini merupakan cara praktis menemukan dan mengenali hal-hal yang positif dalam kehidupan, dengan menggunakan kekuatan sebagai tumpuan berpikir, kita diajak untuk memusatkan perhatian pada apa yang bekerja, yang menjadi inspirasi, yang menjadi kekuatan ataupun potensi yang positif.

Pendekatan berpikir berbasis aset akan membangkitkan kreativitas, menghidupkan kolaborasi yang positif, menujukan kemandirian, yang senantiasa akan melahirkan  berinovasi dan merefleksikan setiap program yang dilaksanakan yang pada akhirnya akan bermuara pada pemenuhan kebutuhan belajar murid  sesuai dengan kodrat alam dan kodrat zamannya. Salah satu contoh  bentuk implementasi dari kepemimpinan guru dalam pengelolaan sumber daya di kelas yaitu dalam bentuk pembelajaran kontekstual dan berdiferensiasi dengan memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar baik dalam bentuk dunia nyata maupun dunia maya.  Hal ini akan melahirka  keberagaman  dari murid-murid dalam memahami setiap materi pelajaran sesuai dengan kemampuannya, sehingga akan terjalin kolaborasi dalam pembelajaran di kelas, seperti murid yang lebih pandai dalam suatu mata pelajaran sebagai tutor sebaya bagi siswa lainnya, memanfaatkan kelas sebagai media penyaluran bakat minat siswa melalui berbagai media dalam menyampaikan informasi dan program-program lain yang berpihak pada kebutuhan belajar murid. Adapun dalam tingkat sekolah seorang guru penggerak  harus mampu  menjadi pemimpin dalam perubahan paradigma untuk pengelolaan sumber daya, misalnya melalui kolaborasi komunitas praktisi di sekolah untuk senantiasa berbagi praktik baik (best practice) dan serta memanfaatkan kelebihan yang dimiliki oleh setiap guru dan staf kependidikan lainnya dalam rangka pengembangan program sekolah , seperti berbagi tugas sesuai dengan keahlian  masing-masing diantaranya rekan guru yang ahli dalam bidang komputer berkolaborasi dengan guru mata pelajar PKWU dalam membatu murid membuat karya produk grafika dengan menggunakan aplikasi Canva. Hal sedemikian akan dapat direalisasikan  jika setiap aspek yang ada di sekolah khususnya guru mau dan  memiliki kepekaan terhadap keberadaan aset yang ada di sekolah dan bisa memberdayakan aset tersebut dalam usaha pengembangan program sekolah. Uraian di atas menggambarkan aset biotik yang ada di sekolah. Selanjutnya yang tidak tidak kalah pentingnya adalah unsur abiotik yang ada di ekosistem sekolah seperti ruang belajar tentunya, perpustakaan sekolah dimanfaatkan keberadaannya dalam mendukung program literasi sekolah yang juga dilengkapi dengan jembatan literasi dan rumah pohon literasi, laboratorium sebagai media praktik bagi murid-murid  baik labor IPA maupun komputer, mushola sekolah dimanfaatkan dalam pemupukan nilai-nilai keagamaan pada guru dan murid, labolatorium  lapangan olah raga seperti basket, volly ball, badminton, arena lompat jauh dan Aula yang bisa dimanfaatkan untuk menyalurkan hobi, bakat, minat dan ketertarikan murid-murid yang ada di sekolah yang terdiri dari beragam kultur dan budaya. Dengan demikian akan melahirkan kebhinekaan global dalam lungkup sekolah.

dokpri
dokpri

Beranjak ke  lingkup yang lebih luas dalam peran guru sebagai  pemimpin pembelajaran dalam pengelolaan sumber daya adalah dengan memanfaatkan masyarakat sekitar sebagai bagian dari aset sekolah yang bisa diberdayakan dalam pengembangan program sekolah melalui komunikasi positif dengan komite, orang tua /wali, Alumni, pemerhati pendidikan, dan masyarakat yang berada di sekitar wilayah sekolah. Sebagaimana yang telah dicanang sejak lama oleh Bapak Pendidikan kita Bapak Ki Hajar Dewantara bahwa pendidikan adalah tempat persemaian benih-benih kebudayaan dalam masyarakat sehingga harus bisa diberdayakan untuk pengembangan program sekolah yang berpihak dan berpusat pada murid. Sebagai bentuk implementasi dari pemberdayaan masyarakat sebagai bagian dari aset sekolah adalah sebagai sumber belajar kearifan lokal, budaya-budaya lokal, serta adat istiadat yang sudah mengakar di masyarakat sehingga anak akan berwawasan global tanpa melupakan kebudayaan dan kearifan lokal. Sehingga dapat menggeliatkan serta membangkitkan  semua aset-aset tersebut dalam mendukung terwujudnya program-program sekolah yang pada akhir akan bermuara kepada tujuan pendidikan Nasional dalam membentuk profil pelajar Pancasila.

Pada akhirnyan sebagai pemimpin pembelajaran dalam pengelolaan sumber daya yang dimaksud dan untuk memperkuat posisi kontrol guru dalam kompetensi manajerialnya serta mengubah pola pikir guru agar tidak berfikir berbasis kekurangan yang dikenal dengan  pendekatan berbasis kekurangan/masalah (Deficit-Based Thinking), maka kita sebagai guru penggerak harus mampu memberi warna dalam komunitas praktisi, dan harus mampu meyakinkan semua aspek yang terlibat dalam penyelenggraan pendidikan di sekolah. Akan tetapi hal ini tentulah tidak mudah, kita pasti akan menghadapi hambatan dan rintangan, serta keterbatasan, namun yakinlah sebuah pembaharuan yang bertujuan mulia dan dalam kebaikan akan diberikan kemudahan dan kelapangan dari pintu yang tidak terduga ( Q. S: Al-'Asr,103 ayat 1-3).

Maka dengan sebuah tekad saya sebagai CGP Angkatan 4 yang bertugas di SMA N 1 Harau dengan destinasi lembah harunya sebagai daerah wisata di Kabupaten Lima Puluh Kota Provinsi Sumatera Barat, akan menerapkannya dengan memulai dari ruang-ruang kelas, sebagaimana yang sering kita dengar mulailah dari hal yang paling kecil, lakukan saat ini juga secara berkelanjutan , stabil, maka lama kelamaan akan terkumpul menjadi perubahan yang besar. Semoga dengan 7 modal aset yang telah dimiliki sekolah saya ini yaitunya modal manusia, modal sosial, modal fisik, modal lingkungan/alam, modal finansial, modal politik, seta modal agama dan budaya akan membuka paradigma baru dalam pengelolaan pendidikan di sekolah terkhusus untuk diri sendiri  dan bagi sekolah   tentunya, agar semua aset tersebut berhasil guna dan berdaya guna demi kemajuan kualitas pendidikan di sekolah maupun di tingkat yang lebih tinggi tentunya.

Melalui program guru penggerak ini banyak hal dan ilmu yang didapat serta dapat membuka cakrawala pandang  dan  pikir yang positif. Sehingga memberikan kebaharuan dan re-insatalisasi pola-pola dalam mendidik dan mengajar, seperti hal sebuah komputer yang di instal ulang dan di upgrade kembali. Semoga tulisan ini dapat  mewakilkan apa yang dirasakan oleh para guru penggerak baik yang sudah tamat pendidikan maupun masih dalam pendidikan, walaupun mungkin banyak dari merek yang terseok-seok dalam menyelesaikan pendidikan tersebut. Hal ini dikarenakan mereka harus meluangkap waktu disela-sela tugas wajibnya sebagai guru di sekolah. Tetap semangat, jaga Iman , jaga Imun, dan jadilah pribadi yang selalu tergerak, bergerak, dan menggerakkan...

Bangkitlah wahai para pendidik anak-anak bangsa!!!!

Talang, 25 Mei 2022

dokpri
dokpri

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun