Mohon tunggu...
Yusqy Fajrul Falah
Yusqy Fajrul Falah Mohon Tunggu... Desainer - Beginner about writing

Thinking, processing, create something, looping

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Wastafel Sistem Injak Buatan Mahasiswa UTM, Bantu Cegah Penularan Virus Corona

22 Desember 2020   15:30 Diperbarui: 22 Desember 2020   17:11 146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto : dari kiri (Asih Dwi Prianti, Sumi Asih, dan Binti Na'imah)

Pandemi COVID-19 yang terjadi di Indonesia telah merubah tatanan kebiasaan yang ada di Indonesia. Kita ketahui bersama bahwa virus corona merupakan virus yang mudah menyebar terutama melalui sentuhan. Dari beberapa fase pandemi, muncul beberapa istilah salah satunya "New Normal" (normal yang baru).

New Normal sendiri merupakan kebiasaan baru dalam menjalankan aktivitas normal akan tetapi tetap dengan memperhatikan protokol kesehatan dengan tujuan pencegahan penularan virus corona (Adisasmita, 2020). Berbagai kampanye pencegahan juga banyak digaungkan baik melalui media online maupun media cetak. Salah satu kampanye yang sering muncul adalah ingat pesan ibu, dengan menerapkan 3M (Mencuci tangan, Memakai masker, dan Menjaga jarak).

Pengabdian masyarakat UTM di Desa Candirejo Kecamatan Ponggok Kabupaten Blitar turut mendukung upaya pencegahan tersebut yakni pembuatan Teknologi Tepat Guna (TTG) berupa wastafel sistem injak. Awalnya, Ide tersebut diinisiasi oleh Asih Dwi Prianti. Kemudian untuk merealisasikannya dia meminta bantuan 3 orang lainnya yaitu Binti Na'imah dan Sumi Asih (teman satu kelompok KKN 37) beserta Bapak Abdul Mukit (ayah dari Binti). Hal tersebut mendapat tanggapan baik dari Bapak Encik Muhammad Fauzan selaku Dosen Pembimbing Lapangan (DPL), "Awalnya dari kami sempat ragu akan wastafel tersebut. Ketika kunjung ke balai desa dan melihat situasi setempat, akhirnya kami konsultasi ke DPL dan menceritakan situasi desa bahwasanya di desa tersebut belum ada tempat cuci tangan. Akhirnya dari kami maupun DPL setuju akan hal itu. Setidaknya alat tersebut dapat berguna bagi masyarakat setempat", tutur Asih.

Pengerjaan alat tersebut berlokasi di Rumah Binti di Desa Candirejo Kecamatan Ponggok Kabupaten Blitar. Alat tersebut dikerjakan tiap akhir pekan dan dapat diselesaikan dalam waktu 5 hari, yaitu pada tanggal 13 - 15 November 2020. Kemudian dilanjutkan tanggal 21 - 22 November 2020. Biaya yang dihabiskan untuk mengerjakannya ditaksir Rp 200.000,00.

Adapun alat-alat yang dibutuhkan untuk membuat alat tersebut antara lain bor, tang, gergaji, obeng, palu, meteran, spidol. Sedangkan bahan-bahan yang dibutuhkan diantaranya ember, selang, corong, wadah sabun bekas, 2 buah kayu ukuran 4 m, 2 buah kayu 3 m, pipa pvc , pipa pvc 1/2, pipa L, kawat, baut, 3 buah pegas 3, 3 buah engsel, 3 buah besi penyangga (L), 3 buah papan panjang 70 cm, 3 buah papan 80 cm, 3 buah papan untuk injakan, dan paku


Mengenai proses singkat pembuatannya yaitu pertama memotong bahan-bahan yang telah disiapkan seperti 4 buah kayu 100 cm dan 60 cm, 3 buah pipa pvc ( 120 cm) dan pipa pvc (80 cm), pipa panjang (70 cm) dan 80 cm, 3 buah sisa papan (15 cm), dan kawat sesuai ukuran. Kemudian melubangi menggunakan bor pada bagian tertentu seperti pipa (5 cm) diatas besi penyangga pengait pegas, pipa sesuai ukuran agar dapat digerakkan naik turun dan dikaitkan dengan pipa pvc .

Tahap selanjutnya adalah merakit potongan kayu membentuk persegi, memasang papan panjang di sebelah tiang penyangga, merakit pipa dengan penyangga L, memasang pegas pada pipa, memasang pipa L ke pipa pvc , memasukkan kawat sesuai ukuran, memasukkan kawat ke dalam pipa dan mengaitkannya ke potongan kayu. Setelah ke 3 pipa terpasang dengan benar, langkah terakhir yaitu memasang corong beserta selang sebagai saluran air.

Asih juga mengatakan bahwa masyarakat setempat merespon baik terhadap alat tersebut, "Alhamdulillah masyarakat dan pejabat desa setempat menerima dengan baik, malah dari pihak desa bersyukur jika ada yang KKN di Desa Candirejo. Beliau menawarkan bantuan jika ada yang perlu dibantu dan diperlukan dari kami. Meskipun begitu, Pengerjaan juga tetap menerapkan protokol kesehatan". 

Penulis : Yusqy Fajrul Falah

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun