Tragedi Ibu di Bandung: Potret Gelap Kapitalisme dan Urgensi Solusi Islam
Publik kembali diguncang dengan kabar memilukan dari Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Seorang ibu, yang seharusnya menjadi simbol kasih sayang dan pelindung anak-anaknya, justru melakukan hal yang di luar nalar: ia diduga meracuni dua anaknya sendiri, lalu mengakhiri hidupnya.
Surat yang ditinggalkan menyingkap akar dari keputusasaan itu: utang suami yang menumpuk, kebohongan dalam rumah tangga, dan rasa lelah yang tak tertanggungkan. Sang ibu menulis bahwa dirinya berpikir lebih baik mati bersama anak-anaknya agar penderitaan berhenti.
Tragedi ini tidak boleh sekadar dipandang sebagai "kasus individu yang depresi." Ada masalah yang jauh lebih mendasar: sistem kehidupan yang membuat manusia kehilangan makna, merasa gagal hanya karena miskin, dan terjerat lingkaran tekanan yang tak berujung.
Kapitalisme: Hidup Diukur dengan Harta dan Status
Kita hidup di bawah sistem kapitalistik yang berorientasi pada profit. Dalam sistem ini, nilai manusia ditakar dengan uang, harta, dan status sosial.
Jika seseorang kaya, ia dipuji dan dihormati.
Jika seseorang miskin atau gagal memenuhi standar hidup modern, ia dianggap gagal dan dipandang rendah.