[caption id="attachment_316726" align="alignnone" width="672" caption="Kebakaran hutan Riau "][/caption]
[caption id="attachment_316727" align="alignright" width="747" caption="Hutam Riau berganti sawit yang bikin risau"]

[caption id="attachment_316728" align="alignright" width="960" caption="foto satelit kebakaran hutan riau 2014"]

Risau Riau, Bedebah Dikau
:surat terbuka yurnaldi paduka raja buat pak tua
aku dan anak cucuku dalam ancaman dunia tanpa biosfir
hidup dalam laporan pejabat yang galir
nenekku bilang, bumi lancang kuningku dulu alang kepalang
hutan menghijau ditebang sayang
flora fauna hidup seimbang
tak ada gajah ngamuk, inyiak balang hidup tenang
ketika orde baru dan era reformasi bergulir
aku dan anak cucuku bagai hidup di bumi partikelir
duniaku adalah hutanhutan tanggul
yang kemudian disulap jadi jutaan hektar kebun kelapa sawit
agar riau unggul
musim kemarau tiba asapasap dibiarkan mengepul
penguasa daerahku, enak saja bersiulsiul
aku kehilangan matahari di bumi lancang kuningku
tapi hutanhutan baja dan tugutugu miliaran rupiah
tumbuh subur tak pernah layu
bertanyakan anak cucu, ke mana perginya banyu?
dimakan siapa itu kayukayu?
oh akankah anak cucuku hidup tanpa paruparu?
bumi lancang kuningku marah
kemarau tiba tanah rengkahtengkah
hujan tiba banjir pastilah
musibah demi musibah menyapu daerahdaerah
ulah pengusaha hutanku nan serakah
ulah penguasa dan pejabat daerahku
yang ingin kecipratan berkah
namun, apa kata penguasa;
"biarkan saja lah mereka merambah
itu kan sebagian kecil dari 113 juta hektar hutan milik pemerintah"
eyayai....mati se lah, dikau, bedebah!
pekanbaru, 17/12/2011
dumai, 23/03/2014
--------
Yurnaldi (atau sering dipanggil Nal atau daNal), atau lengkapnya Yurnaldi Paduka Raja, sejak mahasiswa sudah gemar menulis sajak dan artikel di puluhan media cetak daerah dan nasional.
Juga pernah jadi Ketua Senat Mahasiswa Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam IKIP Padang (sekarang Universitas Negeri Padang). Beberapa kali juara menulis karya ilmiah dan jadi puluhan kali jadi pembicara seminar di tingkat daerah, regional, dan nasional. Juga dikenal sebagai mentor/instruktur jurnalistik dan konsultan media.
Ia mahasiswa pertama di Sumatera Barat, yang menulis dua buku ketika masih berstatus mahasiswa. Buku yang ditulis ketika itu adalah Kiat Praktis Jurnalistik dan Jurnalistik Siap Pakai. Buku tersebut hingga kini dicetak ulang dan jadi referensi mahasiswa komunikasi.
Sejak mahasiswa, tahun 1986, di samping penulis artikel, juga menulis karya jurnalistik.
Menekuni dunia kewartawanan sejak 30 tahun lalu, di mana 16 tahun di antaranya bergabung dengan KOMPAS. Salah seorang pendiri (dan pencipta logo) Forum Wartawan Peduli Aset Daerah Sumatera Barat, Padang Press Club (PPC), salah seorang pendiri dan pencipta logo Forum Wartawan Peduli Pariwisata Sumatera, sekaligus sebagai ketua pertamanya. Bergabung dengan KOMPAS tahun 1995 dan mundur 2011.
Sebagai wartawan profesional, telah melatih ribuan calon wartawan, wartawan, staf/kepala kehumasan, serta siswa dan mahasiswa peminat bidang jurnalistik. Buku-buku jurnalistiknya laris dan menjadi referensi, antara lain Kiat Praktis Jurnalistik (Penerbit Angkasa Raya, 1992, 2007), Jurnalistik Siap Pakai (Penerbit Angkasa Raya, 1992, 2007), Menjadi Wartawan Hebat (Citra Budaya Indonesia, 2004, 2008). Foto Jurnalistik: Menjadi Kaya dengan Foto (2001,2009), Jurnalisme Kompas (2013), Jawara Menulis Artikel (2013), akan terbit Jurnalisme Seni-Budaya.
Juga belasan buku-buku lain, baik yang ditulis sendiri maupun terhimpun dalam berbagai buku yang ditulis bersama wartawan KOMPAS dan wartawan media cetak lain. Beberapa kali karyanya memenangkan lomba karya jurnalistik dan juara satu mengarang tingkat nasional. Karya jurnalistiknya tentang PLN pernah mendapat penghargaan dari Menteri Pertambangan dan Energi. Tanggal 3 Maret 2009, karya jurnalistiknya tentang gizi/kesehatan yang dimuat di KOMPAS.com, memperoleh penghargaan terbaik dari PT Nestle Indonesia. Desember 2009 meraih juara satu lomba artikel antarjurnalis bertemakan Ciptakan Bumi yang Lebih Baik.
Selama di KOMPAS pernah bertugas dalam hitungan tahun di Bandarlampung (Lampung), Palembang (Sumatera Selatan), dan Padang (Sumatera Barat). Dan tugas sementara di sejumlah kota di Indonesia serta tugas jurnalistik ke luar negeri, seperti Republik Namibia, Republik Afrika Selatan, Botswana, Inggris, Singapura, Malaysia, Thailand, Jepang, dan Australia, serta India.
Bersama Sastrawan Hamsad Rangkuti, diundang mewakili Indonesia mengikuti Pertemuan Penulis Dunia dan London Book Fair, di London, Inggris, tahun 2004.
Di luar profesi wartawan, Yurnaldi juga dikenal sebagai sastrawan/penyair Indonesia. Antologi tunggal yang telah terbit Berita kepada Ibu (Kreta Nusantara, 1992). Antologi puisi keduanya akan terbit. Puisinya pernah masuk nominasi terbaik lomba cipta puisi tingkat Sumbar tahun 1994, dan pemenang lomba cipta puisi sosial tingkat nasional di Banda Aceh tahun 1996.
Puisi-puisinya selain dimuat di berbagai media massa nasional, juga terhimpun dalam antologi bersama penyair Indonesia lain, yakni Rantak 8: Antologi Puisi Penyair dari Sumatera Barat (Kelompok Studi Sastra dan Jurnalistik Padang-Sumatera Barat, 1991), Taraju '93: Kumpulan Puisi Indonesia Sumatera Barat (Yayasan Taraju Ekspresi Budaya, 1993), Antologi Puisi Rumpun (Taman Budaya Provinsi Sumatera Barat dan Departemen Pendidikan Nasional, 1992), Puisi 1999 Sumatera Barat (Dewan Kesenian Sumatera Barat, 1999), Parade Sajak-sajak Indonesia (Haluan, 1994), Puisi 50 Tahun Indonesia Merdeka (Taman Budaya Solo, 1995), Kumpulan Puisi Jalan Bersama (Yayasan Panggung Melayu, 2008)
Sebagai penyair sering dipercaya jadi juri lomba cipta puisi dan lomba baca puisi. Terakhir salah seorang juri Tarung Penyair Panggung di Kota Tanjungpinang, Kepulauan Riau, 27 Agustus 2008. Dan juri Tarung Penyair Panggung se-Asia Tenggara, di Tanjungpinang, Mei 2011. Juga salah seorang juri pemberian nama Bandara Internasional Minangkabau (BIM) di Sumatera Barat.
Sering juga diundang membaca puisi di berbagai kota. Terakhir baca puisi di Taman Ismail Marzuki (TIM) Jakarta, dalam acara Baca Puisi Jalan Bersama yang digelar Yayasan Panggung Melayu, 30 November 2008 dan dalam Panggung Revitalisasi Budaya Melayu, di Tanjungpinang, Kepulauan Riau, Desember 2008.
Namanya juga tercantum dalam Leksikon Susastra Indonesia (penyusun Korrie Layun Rampan, Penerbit Balai Pusataka, 2000). Pernah juga menjadi redaktur tamu dan memberikan catatan apresiatif puisi di harian Haluan, Padang, selama satu tahun.
Selain dikenal sebagai penyair, Yurnaldi juga dikenal sebagai seniman: sebagai pelukis, kaligrafer, fotografer dengan berpameran beberapa kali dan meraih sejumlah prestasi. Beberapa kali juara dan jadi juri lomba foto. Juga juara dan juri lomba karikatur tingkat nasional.
Mantan Pengurus Harian Dewan Kesenian Sumatera Barat (periode 2005-2007), Koordinator Penggiat Sastra Padang, Pemimpin Produksi Teater Noktah Padang, yang telah mementaskan lebih 20 kali naskah teater dengan sutradara Suhendri dan Lilik.  Alamat: e-mail: yurnaldi66@gmail.com
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI