Mohon tunggu...
Dr. Yupiter Gulo
Dr. Yupiter Gulo Mohon Tunggu... Dosen - Dosen, peneliti, instruktur dan penulis

|Belajar, Mengajar dan Menulis mengantar Pikiran dan Hati selalu Baru dan Segar|

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Belajar Gaya Demokratis ala Warren Buffett

21 September 2021   05:26 Diperbarui: 23 September 2021   09:31 1508
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Warren Buffett | Sumber : cointelegraph.com

Siapa yang tidak kenal dengan Warren Buffett, salah seorang terkaya di bawah kolong langit ini karena kepiawaiannya berinvestasi dalam dunia pasar modal, pemilik perusahaan fenomenal Berkshire Hathaway, dan dalam usia yang sudah sangat lanjut masih energit mengendalikan aktifitas investasinya yang terus menguntungkan.

Buffeett yang tidak hanya piawai dalam bidang investasi saham, tetapi penampilannya yang selalu inspiratif karena kesederhaan dan humble, ternyata dia diakui sebagai seorang pemimpin yang bergaya demokratis dalam mengelola bisnis. 

Sehingga tidak mengherankan kalau Warren Buffett menjadi tempat belajar ratusan mahasiswa bisnis dari seluruh universitas di seluruh dunia secara rutin setiap musim.

Guru Besar Ilmu Kepemimpinan, Richard L. Daft menorehkan pengakuan itu dalam buku teksnya berjudul The Leadership (2019), yang menjadi referensi para pelaku bisnis level internasional

Dia adalah salah satu orang terkaya di dunia, tetapi Warren Buffett juga dianggap sebagai salah satu yang paling hangat, paling rendah hati, dan paling mudah didekati. Setiap tahun, Buffett menjadi tuan rumah di kampung halamannya di Omaha, Nebraska, sekitar 160 mahasiswa bisnis dari universitas di seluruh dunia, menjawab pertanyaan dan mendengarkan ide-ide mereka - Daft (2019)

Dalam banyak perusahaan di bawah kepemimpinannya, Buffett menekankan komunikasi, rasa saling percaya, rasa hormat, dan lingkungan kerja yang memelihara. Dia menempatkan nilai tinggi pada interaksi dan kolaborasi dengan karyawan di semua tingkatan.

Dia membiarkan para manajer dari berbagai perusahaan menjalankan pertunjukan mereka sendiri, percaya bahwa merekalah yang paling tahu bagaimana melakukannya.

Suatu kali, Warren Buffett mengeluarkan sebuah memo kepada para manajer puncaknya, dan memo ini mengungkapkan hakikat gaya kepemimpinan dalam memberhasilkan semua bisnis yang dikelola hingga sekarang. Bahwa Buffet seorang demkrat sejati, yang menempatkan karyawan, orang lain sebagai kunci sumber daya dahsyat dalam keberhasilan sebuah perusahaan.

''Bicaralah dengan saya tentang apa yang terjadi sesedikit atau sebanyak yang Anda inginkan. Masing-masing dari Anda melakukan pekerjaan kelas satu dalam menjalankan operasi Anda dengan gaya pribadi Anda sendiri dan Anda tidak membutuhkan saya untuk membantu" - Memo Warren Buffet.

Banyak orang memahami makna gaya kepemimpinan demokrasi, tetapi sedikit yang sukses mengimplementasikannya. Artinya, lebih banyak yang gagal, selain hanya berkoar-koar bahwa dia seorang democra, tetapi sejatinya dalam praktek menentang nilai-nilai demkorasi.

Seorang pemimpin, dapat menggunakan gaya kepemimpinan demokratis untuk membantu pengikut mengembangkan keterampilan, pengambilan keputusan dan berkinerja terbaik tanpa pengawasan yang ketat.

Kesalahan fatal banyak orang dalam memahami gaya kepemimpinan demokratis adalah bahwa segalanya bebas diserahkan kepada semua anggota. Kebebasan yang dimaksud adalah bahwa pengikut harus diberdayakan agar potensi terbaik mereka dapat didorong untuk keluar dan berkembang demi keberhasilan perusahaan.

Cara sederhananya adalah berikan kesempatan kepada setiap orang untuk mengambil keputusan terbaik dan mengendalikan operasi dengan efektif dengan pencapaian tertinggi yang bisa dicapai.

Warren Buffet mengidentifikasi aspek kunci yang menjadi acuan besar menjadi demokratis sejati dalam praktek :

  • Selalu menjaga suasana paling hangat dengan orang
  • Menjadi paling rendah hati
  • Menjadi paling mudah didekati
  • Prioritaskan komunikasi yang efektif
  • Membangun rasa saling percaya
  • Tempatkan rasa hormat antar anggota
  • Bangun lingkungan kerja yang memelihara
  • Tempatkan nilai tinggi pada interaksi dan kolaborasi dengan karyawan di semua tingkatan

Ternyata resep Buffett sangat sederhana dan betul-betul membumi, setiap orang bisa melakukannya dalam beragam situasi, beragam organisasi dan bentuk perusahaan.

Artinya, menerapkan gaya kepemimpinan demokratis ala Warren Buffett tidak harus menunggu hingga memiliki sebuah perusahaan besar, tetapi mulai hal paling kecil bisa diterapkan.

Kajian gaya kepemimpinan demokratis ini berada dalam wilayah studi perilaku yang mencakup  sekitar 24 karakteristik yang digunakan menilai seorang pemimpin, dan dikelompokan dalam 6 karakter besar seperti karateristik personal, intelligence ability, kepribadian, karakter sosial, karakter pekerjaan, latar belakang sosial

Karakter pemimpin | Dok pribadi
Karakter pemimpin | Dok pribadi

Dari perspektif studi perilaku, karakter kunci yang sangat menentukan keefektifan seorang pemimpin terletak pada 4 hal berikut :

  1. Optimism
  2. Self confidence
  3. Honesty dan integrity
  4. Drive, desire to excel

Menarik dicermati karena sebagian besar aspek ini terdapat dalam aspek personality atau kepribadian sebagai wilayah keberhasilan seorang pemimpin.

Apakah hanya gaya kepemimpinan demokratis yang terbaik untuk sebuah kesuksesan seorang pemimpin? Jawabannya tidak juga, karena disana masih banyak jenis gaya kepemimpinan yang tersedia yang dapat dipilih sesuai kebutuhan, sesuai kondisi ril yang sedang dihadapi.

Yupiter Gulo, 21 Septermber 2021

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun