Mohon tunggu...
Dr. Yupiter Gulo
Dr. Yupiter Gulo Mohon Tunggu... Dosen - Dosen, peneliti, instruktur dan penulis

|Belajar, Mengajar dan Menulis mengantar Pikiran dan Hati selalu Baru dan Segar|

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

"Kebelet" Menjadi Pemimpin, Jangan Mengambil Kekuasaan Secara Pribadi

10 Agustus 2021   07:39 Diperbarui: 14 Agustus 2021   19:23 765
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh karena itu, maka setiap pemimpin harus menyadari dan membuat pilihan etis ketika menjalankan tupoksi-nya dengan menjawab dengan jujur 4 pertanyaan berikut:

  1. Apakah tindakan yang diambil dimotivasi oleh kepentingan pribadi atau konsisten dengan kepentingan organisasi?
  2. Apakah tindakannya menghargai hak-hak individu dan kelompok yang terpengaruh?
  3. Apakah tindakan memenuhi standar keadilan dan kesetaraan?
  4. Apakah pemimpin ingin agar orang lain berperilaku dengan cara yang sama?

Menarik, sebab apabila seorang pemimpin jujur pada dirinya sendiri, maka keempat pertanyaan diatas akan menjadi panduan etis yang sangat ampuh.

Artinya, tuntutan kesadaran etis bagi seorang pemimpin akan menjadi sangat efektif agar orang lain tidak tersakiti, dan terhindar dari penyalahgunaan kekuasaan yang dimiliki. Serta mengembangkan perspektif, bahwa pemimpin itu bukan mendapatkan keuntungan pribadi tetapi mewujdukan tujuan yang bermanfaat bagi seluruh organisasi.

Kebelet, Don't Take Power Personally!

Kebelet menjadi Pemimpin? Kebelet menjadi RI-1? Kebelet menjadi CEO? Kebelet menjadi Direktur?

Jawabannya, jangan! 

Sebab, saat kebelet dan ubun-ubun sudah mau pecah, maka kecenderungan anda akan melakukan segala cara untuk mengambil kekuasaan itu sacara pribadi.

Richard L. Daft menasegat, don't take power personally! Titik. Karena menjadi pemimpin bukan urusan pribadi tetapi urusan orang lain.

Tetapi, kalau Anda memaksakan, maka dipastikan cara anda pasti tidak etis, melanggar kode etik kepemimpinan, dan etika publik, baik lokal, nasional bahklan etika kepemimpinan global.

Tetapi, Anda berhasil menjadi Leader, walaupun secara personally. Itu betul, tetapi Anda akan menjalankan tugas kepemimpinan dengan cara "brutal" memanfaatkan segala kesempatan demi kepentingan pribadi. 

Sangat mungkin Anda berhasil untuk jangka pendek tetapi tidak untuk jangka panjang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun