Mohon tunggu...
Dr. Yupiter Gulo
Dr. Yupiter Gulo Mohon Tunggu... Dosen - Dosen, peneliti, instruktur dan penulis

|Belajar, Mengajar dan Menulis mengantar Pikiran dan Hati selalu Baru dan Segar|

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Tokoh Gereja dan Oikumene Itu Telah Pergi, Selamat Jalan Opung Pdt. SAE Nababan

9 Mei 2021   05:20 Diperbarui: 9 Mei 2021   07:43 1191
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ada dua kali perjumpaan dengan beliau yang tidak terlupakan bagi saya. Pertama, terjadi pada tahun 1992 di kota kecil Tentena di Poso, Sulawesi Tengah, dalam Sidang Majelis Pekerja Lengkap PGI (MPL-PGI) dan beliau sebagai salah seorang Majelis Pertimbangan PGI. Saya mendapatkan kesempatan untuk menyampaikan sebuah presentasi, tentang Pengelolaan Dana Pensiun PGI. Setelah selesai sesi saya, si Opung memanggil saya di tempat duduknya  dan dia mengatakan begini :

"Gulo, bagus sekali materi presentasi mu, kamu pinter, tolong berikan saya materi lengkap tentang pengelolaan dana pensiun PGI, saya mau mau pelajari". Dan saya mengatakan "terima kasih Opung atas apresiasinya, saya akan berikan sebentar"

pelitabatak.com
pelitabatak.com
Percakapan yang hanya  beberapa menit itu sungguh luar biasa, dan menjawab semua apa yang selama ini saya hanya dengar tentang beliau. SAE Nababan itu orangnya tegas, cepat, orientasi hasil dan tidak bertele-tele dan tidak berbasa-basi. Semua staffnya di PGI selama 20 tahun menjadi orang kunci di Salemba Raya 10, faham betul gaya kerja beliau yang tidak pernah menunda-nunda sesuatu dan harus tuntas.

Kedua, pertemuan kedua saya dengan beliau terjadi di Jerman pada tahun 2003. Secara kebetulan saja bisa jumpa dalam waktu hanya 30 menit. 

Dalam perjalanan tugas ke Eropa waktu itu, saya singgah di kantor VEM/UEM di kota sejuk Wuppertal Jerman, dan kebetulan beliau berada disana juga dengan tugas pelayanan.

Saat sarapan pagi berjumpa dengan Opung SAE Nababan di ruang makan, langsung memanggil saya dan menanyakan : "ada cara apa di Jerman?". Setelah menjelaskan saya dalam perjalanan menuju ke Ingggris, dia mengatakan : "Gulo, tinggal disini saja selama beberapa minggu, biar kita jalan bersama untuk berjumpa dengan gereja-gereja yang ada di Jerman dan memperkenalkanmu!". Saya sangat senang ajakan beliau, walaupun saya tidak bisa penuhi karena agenda saya di Southhampton Inggris sudah terjadual.

Dalam tugas saya selama di MPH PGI sampai tahun 2006 kami sering berjumpa tetapi dalam beragam agenda yang sangat umum. Kendati demikian, beliau tetap konsisten mengikuti semua dinamika dan gerakan kegiatan gereja dan oikumene di Indonesia. 

Perjalanan hidup pelayanan yang sudah dilakukan oleh Pdt. SAE Nababan sungguh menjadi warisan yang sangat mahal bagi kehidupan pergerakan oikumene di Indonesia dan juga di dunia internasional. Kepemimpinan dan manajemen gereja yang diterapkan pada masanya, menjadi rujukan yang sangat kuat dan inspiratif bagi perkembangan saat ini dan ke depan. 

Perjalanan hidupnya kurang lebih seperti yang dia tulis dalam otobiografinya berjudul "Selagi Masih Siang" diluncurkan pada bulan Agustus 2020 yang lalu. Beliau memang sosok pekerja tiada lelah dan sangat produktif karena selalu berorientasi pada output yang dihasilkan.

Sehingga semua proses harus mengikutinya. Sangat bisa dimengerti kalau semua staffnya akan terbirit-birit mengikuti beliau, apalagi kalau bicara tenggak waktu penyelesaian tugas, seperti Sidang-sidang PGI, sidang MPH 3 bulanan, Sidang tahunan MPL, Sidang Raya dan sejumlah agenda PGI yang selalu menuntut kecepatan.

Gaya disipling waktu dan target menjadi kunci keberhasilan dalam proses kepemimpinan dalam sebuah organisasi. Tidak saja organisasi sosial tetapi juga umum, publik dan keagamaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun