Mohon tunggu...
Dr. Yupiter Gulo
Dr. Yupiter Gulo Mohon Tunggu... Dosen - Dosen, peneliti, instruktur dan penulis

|Belajar, Mengajar dan Menulis mengantar Pikiran dan Hati selalu Baru dan Segar|

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Presiden AS ke-46 Joe Biden: Tanpa Persatuan Tidak Ada Perdamaian

21 Januari 2021   06:23 Diperbarui: 21 Januari 2021   09:02 1371
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
AFP/Patrick Semansky via kompas.com

Biden secara resmi menjadi Presiden AS ke-46 setelah diambil sumpahnya oleh Ketua Mahkamah Agung John Roberts. Selain itu, Kamala Harris juga dilantik sebagai Wakil Presiden AS dan diambil sumpahnya oleh Hakim Agung Sonia Sotomayor. Harris resmi menjadi perempuan pertama, orang kulit berwarna pertama, dan orang Asia Selatan pertama yang menjadi Wakil Presiden AS. (kompas.com)

Bersatu dan berdamai, sebuah ikon sederhana tetapi implementasinya tidak semudah dan sesederhana maknanya. Karena menyatukan beragam manusia dengan latar belakang yang beragam pula menjadi titik kritis perdamaian gagal atau berhasil. Walaupun tidak mudah, tetapi menariknya, semua orang mau bersatu dan tentu mau damai. 

Mungkin Biden tidak terlalu sulit melakukannya ketimbang Trump misalnya. Karena Joe Biden mempunyai pengalaman yang sangat kaya ketika menjadi orang nomor-2 di AS mendampingi Presiden AS ke-44 yaitu Barack Obama selama dua periode. 

Biden pasti memiliki banyak cara yang sudah diujinya dengan perubahan besar yang sedang terjadi saat ini. Sehingga bisa dimengerti ketika dia berjanji bahwa dengan persatuan, maka dia dengan Kamala Harris bukan hanya untuk satu kelompok, tetapi juga Presiden bagi semua orang di AS.

Biden juga berjanji untuk menjadi presiden untuk semua orang Amerika, termasuk mereka yang tidak mendukungnya. "Saya akan berjuang keras untuk mereka yang tidak mendukung saya seperti mereka yang mendukung," kata Biden.

Tantangan dunia yang sedang menghadapi problem besar seperti akibat pandemi Covid-19 yang berdampak pada turbulensi ekonomi dunia menjadi pintu besar yang akan menjadi arena bagi Joe Biden untuk mulai mempertontonkan janjinya tentang persatuan dan perdamaian. 

Termasuk begitu banyak keputusan kebijakan Donald Trump yang harus di-review-nya yang selama ini dianggap "rasis" karena pelarangan atau pembatasan peluang bagi warga negara non AS di negeri ini.


Harapan masyarakat global sangat besar bagi peran AS untuk kemaslahatan dunia ini yang terus menerus dilanda banyak problem. Kekuatan dan sumber daya yang dimiliki oleh negeri paman sama ini, dianggap mampu menjadi pemeran penting bagi solusi kemanusiaan dan ekonomi dan politik secara global. 

Nampaknya Joe Biden paham betul tentang itu. Sangat mungkin garis dan gaya kebijakan Barack Obama akan mewarnai kiprahnya sebagai orang nomor - 1 di AS selama 4 tahun kedepan.

Merangkul dana merangkum dunia memang bukan tugas utama AS, tetapi ketika dia memiliki sumberdaya yang mampu memfasilitasi persatuan dan perdamaian itu, maka peran itu menjadi memanggil untuk dihadirkan secara konkrit. Dan dipastikan dunia juga membutuhkan, menunggu serta mendukungnya. 

Selamat buat Joe Biden dan Kamala Harris. Selamat bekerja untuk mengurus AS dan dunia ini. God bless you !

Yupiter Gulo, 21 Januari 2021

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun